Minggu, 26 April 2020

Bayi 6 Minggu di AS jadi Pasien Termuda yang Meninggal Akibat Corona

Seorang bayi berumur 6 minggu di Amerika Serikat dikabarkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona COVID-19. Bayi tersebut diketahui terinfeksi virus corona setelah ditemukan tidak sadarkan diri oleh orang tuanya.
Melalui akun Twitter Gubernur negara bagian Connecticut, Ned Lamont mengatakan, bayi malang tersebut diketahui meninggal pada Rabu (1/3). Saat itu ia langsung dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri.

"Hasil tes mengkonfirmasi tadi malam bahwa bayi baru lahir itu positif terinfeksi corona," kata Lamont dikutip dari Channel News Asia.

Kematian bayi tersebut menjadi kematian termuda di dunia akibat terinfeksi virus corona. Ia menyampaikan duka yang mendalam akibat kabar tersebut.

"Ini benar-benar menyedihkan, kami percaya ini adalah salah satu nyawa termuda akibat corona COVID-19," ungkapnya.

Pekan lalu pihak berwenang Illinois mengatakan mereka sedang menyelidiki kematian anak berusia kurang dari setahun yang telah dites positif terkena virus corona. Menurut media setempat, bayi itu berusia sembilan bulan.

Virus yang menyebar cepat ini telah menyebabkan setidaknya 4.476 kematian di Amerika Serikat. Banyak pihak meyakini jika virus ini rentan pada kaum lansia.

Meskipun tampaknya jumlah korban muda semakin hari juga semakin banyak. Negara bagian New York, yang berbatasan dengan Connecticut menjadi negara bagian yang paling terdampak, dengan kematian hampir 2.000 orang.

Seorang bayi berusia 9 bulan dengan virus Corona baru itu juga dilaporkan meninggal di Illinois baru-baru ini.

Bagikan Masker Gratis, Kenapa PM Jepang Shinzo Abe Malah Dicemooh Warga?

 Perdana menteri JepangShinzo Abe menghadapi kecaman rakyatnya sendiri melalui media sosial akibat menawarkan masker gratis demi cegah virus corona COVID-19.
Dikutip dari Reuters, masyarakat dibuat frustasi oleh PM Abe yang membagikan masker gratis alih-alih mendeklarasikan keadaan darurat virus corona.

Abe membuat dan menerapkan kebijakan membagikan dua masker per rumah tangga pada Rabu (1/4/2020). Sementara para ahli memperingatkan saat ini Jepang sedang berada di ambang krisis medis akibat peningkatan kasus virus corona.

Masker rencananya akan mulai dikirim ke 50 juta rumah tangga di Jepang mulai minggu depan. Daerah yang memiliki lonjakan kasus infeksi akan diprioritaskan mendapat masker ini.

"Aku juga memakainya, tapi ini bukan masker sekali pakai. Kalian bisa menggunakan sabun untuk mencucinya dan menggunakannya kembali. Jadi ini seharusnya merupakan respons yang baik terhadap permintaan masker yang tiba-tiba melonjak," jelas Abe.

Warga protes melalui tagar #AbeMask dan menjadi topik populer di media sosial Jepang pada Kamis (2/3/2020).

Perusahaan Rokok Klaim Punya Vaksin untuk Corona dari Tembakau

Satu perusahaan rokok mengklaim sedang mengembangkan vaksin yang potensial untuk memerangi virus corona COVID-19. Vaksin itu disebut berasal dari tanaman tembakau.
British American Tobacco (BAT) mengatakan jika pengujian vaksin corona ini berjalan dengan baik, pihaknya akan memproduksi sampai 3 juta dosis per minggu pada bulan Juni.

"Jika pengujian berjalan dengan baik, dengan mitra yang tepat dan dukungan dari lembaga pemerintah antara 1-3 juta dosis vaksin akan diproduksi per minggunya mulai Juni nanti," kata pihak BAT yang dikutip dari The Sun.

BAT berencana akan mulai uji klinis pada manusia secepatnya. Saat ini, vaksin buatannya sedang menjalankan tes atau uji praklinis. BAT juga mendesak otoritas obat-obatan Amerika Serikat untuk mempercepat perizinan.

Direktur penelitian BAT, David O'Reilly, mengatakan pengembangan vaksin ini adalah pekerjaan yang menantang dan kompleks. Tapi, ia percaya bisa melakukan terobosan dengan platform teknologi tembakau yang dimilikinya.

"Kami siap untuk bekerja dengan pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk membantu meredakan virus mematikan ini dengan teknologi yang kami miliki," ungkapnya.

Pengembangan ini juga dibantu divisi bio-kesehatan perusahaan, Kentucky BioProcessing (KBP), yang sebelumnya membuat obat penanganan Ebola. Mereka mengklaim telah menemukan antibodi yang bisa melawan COVID-19 dengan tembakau yang dimodifikasi secara genetik.

Saking Bencinya Air Putih, Wanita Ini Lebih Memilih Dehidrasi daripada Minum

Seorang wanita asal New York mengaku sangat benci air putih. Saking bencinya, ia telah beberapa kali dehidrasi dan kehausan parah sehingga harus dirawat di UGD karena menolak meminum air putih.
Lori Cheek dikenal sebagai 'pembenci air', seseorang yang membenci baik rasa air atau sensasi saat air putih masuk ke tenggorokannya. Mengutip Oddity Central, Cheek sepenuhnya sadar akan risiko kurang munum karena dia telah mengalami dehidrasi parah lebih dari sekali.

Meski demikian ia tetap menolak minum air putih dan lebih memilih tidak minum apapun seharian. Sehari-harinya, Cheek mengandalkan tablet hidrasi dan minuman perasa lainnya agar tetap terhidrasi namun ia tetap tidak menyentuh air putih.

"Bahkan jika sama sekali tidak ada pilihan lain, saya biasanya hanya memilih untuk tidak minum apa pun," kata Lori Cheek kepada Mel Magazine.

Selain bolak-balik UGD, ia juga pernah pingsan di pusat kebugaran, menderita serangan panik, dan kelelahan ekstrem saat pilek biasa karena dehidrasi. Tapi tetap saja, setelah mengalami semua itu, dia tetap tak minum air putih.

"Orang-orang sering menyuruh saya minum air, saya akhirnya setuju dengan pernyataan mereka agar mereka berhenti mengomeli saya," ujarnya.

Cheek adalah pecandu kebugaran dan akan berolahraga setiap hari tak peduli apapun yang terjadi. Sementara rekannya menghilangkan dahaga dengan air putih, ia malah membawa secangkir kopi saat latihan. Dia juga tidak punya masalah minum alkohol, juga minuman berbasis air lainnya, tetapi tidak dengan air putih.

"Saya tidak bisa menggambarkan rasanya, tetapi saya sangat tidak menyukainya sehingga ketika saya tahu saya harus meminumnya, saya harus memaksakan diri atau meyakinkan diri saya bahwa saya membutuhkannya," terang Cheek.

Lori Cheek jelas bukan satu-satunya pembenci air di dunia. Percaya atau tidak, sebenarnya ada banyak orang yang tidak menyukai rasa air. Pemain footbal Amerika, Odell Beckham Jr, juga membenci air putih dan terkadang mendapatkan perawatan untuk mengatasi dehidrasi.

Bayi 6 Minggu di AS jadi Pasien Termuda yang Meninggal Akibat Corona

Seorang bayi berumur 6 minggu di Amerika Serikat dikabarkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona COVID-19. Bayi tersebut diketahui terinfeksi virus corona setelah ditemukan tidak sadarkan diri oleh orang tuanya.
Melalui akun Twitter Gubernur negara bagian Connecticut, Ned Lamont mengatakan, bayi malang tersebut diketahui meninggal pada Rabu (1/3). Saat itu ia langsung dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri.

"Hasil tes mengkonfirmasi tadi malam bahwa bayi baru lahir itu positif terinfeksi corona," kata Lamont dikutip dari Channel News Asia.

Kematian bayi tersebut menjadi kematian termuda di dunia akibat terinfeksi virus corona. Ia menyampaikan duka yang mendalam akibat kabar tersebut.

"Ini benar-benar menyedihkan, kami percaya ini adalah salah satu nyawa termuda akibat corona COVID-19," ungkapnya.

Pekan lalu pihak berwenang Illinois mengatakan mereka sedang menyelidiki kematian anak berusia kurang dari setahun yang telah dites positif terkena virus corona. Menurut media setempat, bayi itu berusia sembilan bulan.

Virus yang menyebar cepat ini telah menyebabkan setidaknya 4.476 kematian di Amerika Serikat. Banyak pihak meyakini jika virus ini rentan pada kaum lansia.

Meskipun tampaknya jumlah korban muda semakin hari juga semakin banyak. Negara bagian New York, yang berbatasan dengan Connecticut menjadi negara bagian yang paling terdampak, dengan kematian hampir 2.000 orang.

Seorang bayi berusia 9 bulan dengan virus Corona baru itu juga dilaporkan meninggal di Illinois baru-baru ini.