Minggu, 26 April 2020

Bagaimana Virus Menginfeksi Sel? Ini Penampakan 'Live' di Bawah Mikroskop

 Virus corona COVID-19 diketahui menyerang sel pernapasan. Orang yang terinfeksi bisa mengalami peradangan paru-paru ringan sampai berat hingga akhirnya berujung pada gagal pernapasan.
Terkait hal tersebut, ahli spektroskopi Dr Tatas Brotosudarmo dari University of Bayreuth, Jerman, menunjukkan bagaimana persisnya virus menyerang sel di dalam tubuh.

Tatas menjelaskan bahwa di permukaan virus terdapat molekul reseptor yang berfungsi untuk menempel pada dinding sel sehat. Pada virus corona, reseptor ini bentuknya seperti 'paku' mengelilingi virus.

"Molekul reseptor inilah yang akan mengikat membran sel sehat. Ini sangat penting karena menentukan bagaimana virus dapat menginfeksi sel sehat tersebut. Apabila berhasil maka virus akan menembus membran sel sehat, masuk dan kemudian membajak sel sehat," papar Tatas.

Tatas memberi contoh dengan menggunakan human immunodeficiency virus (HIV) dan sel HeLa. Keduanya diberi pewarna berfluoresen sehingga bisa berpendar bila disinari laser dan mudah diamati di bawah mikroskop.

"Kira-kira sama (dengan corona)... Paling tidak polanya akan mirip," kata Tata pada detikcom, Kamis (2/4/2020).

Dalam video virus yang berpendar tampak meliuk-liuk di sekitar sel sehat. Hanya dalam hitungan detik virus berhasil menembus sel.

Berikut videonya:

3 Ciri Corona dan Gejala Awal dari Hari ke Hari yang Perlu Diketahui

Coronavirus atau COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 800 ribu orang di seluruh dunia. Masyarakat pun diminta waspada dengan mengetahui ciri corona dan gejala awalnya.
Virus corona adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia, yakni paru-paru. Orang yang terinfeksi pun akan mengalami kesulitan berpanas atau sesak.

Ciri Corona Berdasarkan WHO:
1. Batuk
Seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami batuk disertai kering pada tenggorokan. Kondisi ini juga bisa disertai dengan gejala bibir atau wajah kebiru-biruan.

2. Demam
Selain batuk, pasien positif virus corona akan mengalami demam. Tingkat demam dibagi menjadi tiga kategori, yakni 38 derajat untuk kategori demam, 39,5 derajat kategori demam tinggi, dan 41 derajat demam yang sangat tinggi.

3. Sesak Napas
Ciri corona terakhir menurut WHO, pasien mengalami sesak napas disertai rasa nyeri atau tekanan pada dada. Orang dengan virus corona juga akan mengalami kebingungan.

Sementara itu, gejala virus corona pada balita atau anak sulit dibedakan. Pasalnya, masalah pernapasan pada anak memiliki gejala yang sama sehingga orang tua harus mengenali betul perbedaannya.

Anak harus segera dibawa ke dokter ketika mengalami ciri awal, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, anak juga mengalami napas cepat dengan perhitungan 60 kali per menitnya untuk usia 0-2 bulan. Pada anak usia 2-12 bulan napas cepat di angka 50 kali per menit. Sedangkan, di usia 1-5 tahun di ukuran 40 kali per menit.

Semua ciri di atas akan muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus corona. Walaupun begitu, laporan baru menunjukkan infeksi corona tanpa gejala sakit.

Pemerintah Indonesia melalui juru bicara penanganan wabah virus corona Achmad Yurianto membenarkan hal itu. Menurutnya, beberapa kasus positif virus corona di Indonesia terjadi tanpa gejala.

"Kita temukan kasus positif, confirmed laboratoriumnya, tapi tanpa gejala sama sekali. Pola-pola seperti ini harus kita cermati betul, WHO juga melakukan penelitian yang lebih dalam tentang ini," kata pria yang akrab disapa Yuri ini di Kompleks Istana, Selasa (3/3/2020).

Maka dari itu, Yuri menekankan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan diri dan melakukan kegiatan di dalam rumah. Bila terpaksa berkegiatan di luar rumah harus melakukan physical distancing atau menjaga jarak fisik.

MA Batalkan Kenaikan Iuran, BPJS Kesehatan Siap Kembalikan Selisih Pembayaran

Putusan Mahkamah Agung mengenai pembatalan kenaikan iuran peserta BPJS Kesehatan telah resmi ditayangkan melalui website Mahkamah Agung pada 31 Maret 2020. Dengan terbitnya putusan tersebut maka saat ini Pemerintah dan Kementerian terkait sedang menyusun Perpres (Peraturan Presiden) pengganti Perpres 75 tahun 2019 tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Meski demikian sampai saat ini ketetapan iuran masih sesuai dengan Perpres tersebut sebab belum ada aturan baru yang memuat keputusan pembatalan kenaikan iuran dari MA. Jika dalam 90 hari tidak ada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai pengganti Perpres 75 tahun 2019 yang dibatalkan MA, maka iuran kembali ke awal sesuai Pepres 82 tahun 2018 yang besarannya:

- Kelas 3: Rp 25.500 per jiwa per bulan

- Kelas 2: Rp 51.000 per jiwa per bulan

- Kelas 1: Rp 80.000 per jiwa per bulan

"Intinya dalam waktu 90 hari ke depan setelah salinan keputusan diumumkan resmi, BPJS Kesehatan menunggu terbitnya Perpres pengganti. Saat ini sedang berproses," tutur Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma'ruf, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (2/4/2020).

BPJS Kesehatan telah bersurat kepada Pemerintah dalam hal ini Sekertaris Negara untuk menetapkan langkah-langkah sesuai putusan MA tersebut. Jika ada pengembalian dana, teknisnya akan diatur lebih lanjut. Salah satunya kelebihan beban iuran akan menjadi iuran peserta di bulan berikutnya.

"Masyarakat juga diharapkan tidak perlu khawatir, BPJS Kesehatan telah menghitung selisih pembayaran kelebihan iuran peserta segmen PPBU atau mandiri dan akan dikembalikan segera setelah ada aturan baru atau disesuaikan dengan arahan Pemerintah,"

Bagaimana Virus Menginfeksi Sel? Ini Penampakan 'Live' di Bawah Mikroskop

 Virus corona COVID-19 diketahui menyerang sel pernapasan. Orang yang terinfeksi bisa mengalami peradangan paru-paru ringan sampai berat hingga akhirnya berujung pada gagal pernapasan.
Terkait hal tersebut, ahli spektroskopi Dr Tatas Brotosudarmo dari University of Bayreuth, Jerman, menunjukkan bagaimana persisnya virus menyerang sel di dalam tubuh.

Tatas menjelaskan bahwa di permukaan virus terdapat molekul reseptor yang berfungsi untuk menempel pada dinding sel sehat. Pada virus corona, reseptor ini bentuknya seperti 'paku' mengelilingi virus.

"Molekul reseptor inilah yang akan mengikat membran sel sehat. Ini sangat penting karena menentukan bagaimana virus dapat menginfeksi sel sehat tersebut. Apabila berhasil maka virus akan menembus membran sel sehat, masuk dan kemudian membajak sel sehat," papar Tatas.

Tatas memberi contoh dengan menggunakan human immunodeficiency virus (HIV) dan sel HeLa. Keduanya diberi pewarna berfluoresen sehingga bisa berpendar bila disinari laser dan mudah diamati di bawah mikroskop.

"Kira-kira sama (dengan corona)... Paling tidak polanya akan mirip," kata Tata pada detikcom, Kamis (2/4/2020).

Dalam video virus yang berpendar tampak meliuk-liuk di sekitar sel sehat. Hanya dalam hitungan detik virus berhasil menembus sel.

Berikut videonya: