Minggu, 26 April 2020

Ramai Warga Tolak Jenazah Pasien Corona, Pakar Anjurkan Ada Makam Khusus

Aksi warga tolak pemakaman jenazah pasien virus corona terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain di Makassar, Sulawesi Selatan, ambulans pembawa jenazah pasien virus corona di Kabupaten Banyumas juga dihalangi warga.
Penolakan jenazah pasien virus corona di Makassar akhirnya berujung pemindahan makam. Penolakan oleh warga ini merupakan yang kedua kalinya setelah insiden yang sama terjadi pada Minggu (29/3).

"Prinsipnya ketika ada seseorng yang meninggal karena COVID19, adalah secepatnya menguburkan. Tidak transportasi yang berkepanjangan antar kabupaten atau antar provinsi. Seperti yang sudah dilakukan di Jakarta," sebut Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr Ede Surya Darmawan, SKM, MDM, di konferensi pers IAKMI, Kamis (2/4/2020).

Penolakan pemakaman jenazah korban virus corona menyita perhatian masyarakat dan pemerintah. Di DKI Jakarta sendiri, pemerintah menyiapkan dua lokasi khusus pemakaman jenazah pasien virus corona di TPU Pondok Ranggon dan TPU Tegal Alur.

Menyusul, Gubernur Sulawesi Selatan juga menyediakan makam khusus untuk jenazah korban positif Corona (COVID-19) dan PDP Corona untuk menghindari penolakan pemakaman korban Corona di TPU oleh warga. Sejatinya memang tiap daerah disebut harus menyediakan lahan makam khusus untuk pasien korban virus corona.

"Sebaiknya di tiap kabupaten/kota, dengan koordinasi bersama Dinkes, ada tim koordinasi pemulasaran jenazah COVID-19 ini. Kalau diserahkan ke masyarakat umum bisa dilihat apa yang terjadi," sebutnya.

"Satu, penolakan, kedua ketidakpahaman sehingga masyarakat akan meng-handle jenazah seperti jenazah biasa. Ini lah yang harus kita lakukan," sambungnya.

Disebutkan bahwa untuk kewaspadaan masyarakat umum, sudah ada pedoman penanganan COVID-19 dari Kementerian Kesehatan salah satunya menggunakan kantong mayat atau plastik sehingga tidak ada kontaminasi.

Viral Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga, Ini Aturan Pemakaman Versi WHO

 Penolakan terhadap jenazah pasien virus corona COVID-19 terjadi di sejumlah tempat. Di Banyumas misalnya, makam sampai harus dipindahkan karena ditolak warga.
Kepala Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Karyoto, menjelaskan bahwa penolakan terjadi karena warga merasa dibohongi. Petugas yang memakamkan tidak menyampaikan informasi dan pemberitahuan ke desa.

"Tahu-tahu tadi malam itu listrik mati, apakah sengaja dimatikan atau tidak, kami tidak tahu yang jam 7 itu (19.00 WIB). Kemudian setelah itu datang dua ambulans dan enam mobil dinas lainnya," katanya.

Penolakan tersebut mendapat kecaman karena dinilai tidak manusiawi. Bupati Banyumas, Achmad Husein, sampai harus menyampaikan maaf soal itu.

"Saya juga mohon maaf kepada seluruh warga masyarakat Banyumas, atas kejadian pemakaman pada hari ini (Rabu, 1 April 2020)," katanya.

Sebenarnya, bagaimana sih prosedur pemakaman jenazah pasien dengan penyakit menular seperti virus corona COVID-19?

Dikutip dari laman organisasi kesehatan dunia WHO, berikut beberapa aturannya.

Pemakaman yang digunakan harus 30 m dari sumber air tanah yang digunakan untuk air minum.
Kedalaman tanah setidaknya 1,5 m di atas permukaan.
Air dari tanah kuburan tidak boleh masuk ke wilayah penduduk.
Lakukan tindakan pencegahan universal saat bersentuhan dengan darah dan cairan tubuh.
Gunakan sarung tangan sekali pakai saja dan buang.
Menggunakan kantong jenazah.
Mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh tubuh jenazah dan cuci tangan sebelum makan.
Menyemprotkan desinfektan pada kendaraan dan peralatan yang digunakan jenazah.
Tidak perlu untuk mendisinfeksi tubuh sebelum menguburkan mayat (kecuali dalam kasus kolera).

3 Ciri Corona dan Gejala Awal dari Hari ke Hari yang Perlu Diketahui

Coronavirus atau COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 800 ribu orang di seluruh dunia. Masyarakat pun diminta waspada dengan mengetahui ciri corona dan gejala awalnya.
Virus corona adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia, yakni paru-paru. Orang yang terinfeksi pun akan mengalami kesulitan berpanas atau sesak.

Ciri Corona Berdasarkan WHO:
1. Batuk
Seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami batuk disertai kering pada tenggorokan. Kondisi ini juga bisa disertai dengan gejala bibir atau wajah kebiru-biruan.

2. Demam
Selain batuk, pasien positif virus corona akan mengalami demam. Tingkat demam dibagi menjadi tiga kategori, yakni 38 derajat untuk kategori demam, 39,5 derajat kategori demam tinggi, dan 41 derajat demam yang sangat tinggi.

3. Sesak Napas
Ciri corona terakhir menurut WHO, pasien mengalami sesak napas disertai rasa nyeri atau tekanan pada dada. Orang dengan virus corona juga akan mengalami kebingungan.

Sementara itu, gejala virus corona pada balita atau anak sulit dibedakan. Pasalnya, masalah pernapasan pada anak memiliki gejala yang sama sehingga orang tua harus mengenali betul perbedaannya.

Anak harus segera dibawa ke dokter ketika mengalami ciri awal, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, anak juga mengalami napas cepat dengan perhitungan 60 kali per menitnya untuk usia 0-2 bulan. Pada anak usia 2-12 bulan napas cepat di angka 50 kali per menit. Sedangkan, di usia 1-5 tahun di ukuran 40 kali per menit.

Semua ciri di atas akan muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus corona. Walaupun begitu, laporan baru menunjukkan infeksi corona tanpa gejala sakit.

Pemerintah Indonesia melalui juru bicara penanganan wabah virus corona Achmad Yurianto membenarkan hal itu. Menurutnya, beberapa kasus positif virus corona di Indonesia terjadi tanpa gejala.

"Kita temukan kasus positif, confirmed laboratoriumnya, tapi tanpa gejala sama sekali. Pola-pola seperti ini harus kita cermati betul, WHO juga melakukan penelitian yang lebih dalam tentang ini," kata pria yang akrab disapa Yuri ini di Kompleks Istana, Selasa (3/3/2020).

Maka dari itu, Yuri menekankan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan diri dan melakukan kegiatan di dalam rumah. Bila terpaksa berkegiatan di luar rumah harus melakukan physical distancing atau menjaga jarak fisik.

Ciri Corona dari Hari ke Hari:
Hari ke-1
Orang yang terinfeksi virus corona akan mengalami demam, batuk kering, nyeri otot, kelelahan, hingga diare pada hari pertama.

Hari ke-5
Pada hari ke-5, pasien virus corona akan merasakan kesulitan bernapas. Gejala akan bertambah parah bila pasien sebelumnya memiliki riwayat penyakit lain.

Hari ke-7 dan ke-8
Kondisi pasien di hari ke-7 dan ke-8 akan semakin memburuk sehingga harus dirawat di rumah sakit. Sebab, pasien akan mengalami gangguan pernapasan akibat cairan yang masuk ke paru-paru.

Hari ke-10
Pada tahap ini, pasien diharuskan melakukan perawatan intensif atau ICU. Semakin berat gejala, pasien akan mengalami sakit di bagian perut sehingga mengurangi nafsu makan.

Hari ke-17
Ciri corona biasanya akan membaik di tahap ini atau dirawat setelah 2,5 minggu. Pasalnya, sistem imun pasien akan meningkat dan melawan infeksi dari coronavirus.