WhatsApp meresmikan fitur terbarunya, yaitu panggilan video dan suara melalui aplikasi itu bisa menyertakan sampai 8 partisipan. Sebelumnya, fitur tersebut hanya bisa dipakai sampai 4 orang. Belakangan, panggilan video memang jadi tren di tengah wabah corona.
Menurut layanan milik Facebook ini, penerapan pembatasan sosial dalam upaya pencegahan meluasnya pandemi COVID-19 beberapa minggu terakhir membuat kita beralih ke metode komunikasi virtual agar tetap selalu terhubung dengan keluarga dan sahabat.
"Alhasil, kami melihat orang di seluruh dunia makin aktif menggunakan fitur panggilan suara dan video di WhatsApp dibanding masa-masa sebelum pandemi. Panggilan grup sangat bermanfaat untuk memungkinkan pengguna berbicara dalam grup dengan mudah, terlepas dari jenis ponsel atau jaringan yang Anda gunakan," cetus WhatsApp.
"Mulai hari ini, dengan senang hati kami umumkan secara resmi bahwa kami telah menggandakan jumlah peserta yang dapat melakukan panggilan suara dan video di WhatsApp dari yang sebelumnya hanya empat orang menjadi delapan orang dalam satu panggilan," demikian pengumumannya.
Jika belum mendapatkan update, berarti tinggal menunggu waktu untuk memperoleh fitur tersebut. Cara menggunakannya pun mudah. Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk mencobanya.
Mulai panggilan video atau suara > Tambah teman > Pilih kontak > Anda dapat berbicara dengan hingga 8 orang sekaligus di panggilan grup. Untuk mengakses pembaruan batas peserta yang lebih banyak, semua peserta dalam panggilan perlu memperbarui aplikasi ke versi terbaru yang tersedia di iPhone dan Android hari ini.
"Kami harap dengan adanya pembaruan ini, akan membantu pengguna tetap dekat dengan teman dan keluarga mereka dengan cara yang sederhana, aman, dan dapat diandalkan di tengah pandemi ini. Mari ajak teman dan keluarga Anda untuk memperbarui WhatsApp agar dapat mencoba pembaruan fitur ini," pungkas WhatsApp.
WHO Minta Operator Ajak 3,6 Miliar Orang Perangi Corona
Genderang perang melawan virus Corona terus digemakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Organisasi ini pun menyerukan kepada 3,6 miliar yang belum terkoneksi internet akan pentingnya kesehatan.
WHO kemudian menjalin kerja sama dengan Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), sebuah organisasi internasional yang mengurusi regulasi radio dan telekomunikasi. Upaya WHO ini juga didukung UNICEF.
Kolaborasi ini untuk mengajak operator telekomunikasi mengirim teks informasi kesehatan terkait pandemi Corona yang saat ini sedang terjadi. Teks berupa SMS itu dikirim ke seluruh penjuru dunia.
"Tujuannya adalah untuk menjangkau semua orang terkait pentingnya kesehatan, apa paun tingkat konektivitas mereka," ujar WHO dalam pernyataan tertulisnya dikutip dari Zdnet, Rabu (29/4/2020).
"Diperkirakan 3,6 miliar orang masih offline, dengan sebagian besar orang yang tidak terhubung dan tinggal di negara berpenghasilan rendah, di mana rata-rata hanya dua dari setiap sepuluh orang yang online," tuturnya.
Pengiriman informasi kesehatan guna menjaga dari serangan COVID-19 akan dimulai di seluruh wilayah Asia-Pasifik, sebelum diperluas ke seluruh dunia.
Menurut organisasi dunia ini COVID-19 adalah pandemi pertama yang mana peran teknologi dan media sosial dapat digunakan dalam skala besar untuk menjaga orang tetap aman.
"Jaringan dan layanan telekomunikasi yang tangguh dan dapat dipercaya sangat penting, karena semakin banyak negara, perusahaan, dan individu yang beralih ke teknologi digital untuk merespon dan mengatasi dampak COVID-19," ungkapnya.