Selasa, 05 Mei 2020

6 Penyebab Henti Jantung Mendadak, Seperti Dialami Mendiang Didi Kempot

 Penyanyi campursari, Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/2/2020) pukul 07.45 WIB. Musisi yang mendapat julukan 'Bapak Patah Hati' ini meninggal karena mengalami henti jantung di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo.
Menurut Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandes, Didi Kempot mengalami henti jantung saat tiba di IGD. Hanya berselang 20 menit setelah kedatangannya ia kemudian dinyatakan meninggal.

"Tiba di IGD pagi ini pukul 07.25, kondisi tidak sadar, henti jantung, henti nafas. Dilakukan tindakan resusitasi, namun pasien tidak tertolong," kata Divan kepada detikcom, Selasa (5/5/2020).

Henti jantung ini terjadi ketika jantung berhenti atau tidak bisa mengeluarkan nadi sehingga kehilangan fungsi jantung untuk memompa darah. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa sebab, salah satunya adalah masalah kelistrikan pada jantung.

Mengutip Mayo Clinic, berikut 6 kondisi penyebab henti jantung mendadak:

1. Penyakit arteri koroner
Penyebab terbanyak kasus henti jantung terjadi pada orang yang memiliki penyakit arteri koroner. Penyakit ini disebabkan karena arteri yang tersumbat kolesterol dan endapan lain, sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.

2. Serangan jantung
Henti jantung juga dapat disebabkan oleh serangan jantung. Hal ini sebagai akibat dari penyakit arteri koroner parah yang dapat memicu fibrilasi ventrikel.

3. Jantung membesar (kardiomiopati)
Kondisi ini terjadi ketika dinding otot jantung meregang dan membesar atau menebal. Keadaan otot jantung yang tidak normal yang dapat menyebabkan aritmia atau gangguan yang terjadi pada irama jantung yang memicu henti jantung mendadak.

4. Penyakit jantung valvular
Penyakit ini akibat kebocoran atau penyempitan katup jantung yang menyebabkan peregangan atau penebalan otot jantung. Seseorang risiko terkena aritmia apabila ruang bilik jantung menjadi membesar atau melemah akibat stres yang disebabkan katup jantung yang bocor.

5. Penyakit jantung bawaan
Salah satu faktor henti jantung bisa terjadi karena disebabkan oleh kelainan jantung atau penyakit jantung bawaan yang ada saat lahir.

6. Masalah kelistrikan jantung
Beberapa orang yang mengalami henti jantung disebabkan oleh sistem kelistrikan pada jantung dan masalah dengan otot jantung atau katup. Kondisi ini disebut kelainan irama jantung primer.

Seperti Didi Kempot, Ini 5 Artis yang Meninggal karena Penyakit Jantung

 Berita duka kembali datang dari dunia hiburan Tanah Air. Penyanyi senior campursari, Didi Kempot, meninggal dunia pada hari ini, Selasa (5/5/2020). Henti jantung disebut menjadi penyebab sang maestro meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Menurut Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez, Didi masuk ke rumah sakit pada pukul 07.25 WIB dalam keadaan kondisi sudah tidak sadar, yang kemudian diarahkan ke instalasi gawat darurat (IGD). Meski sudah diberikan tindakan medis, tapi nyawanya tak terselamatkan.

"Tiba di IGD pagi ini pukul 07.25, kondisi tidak sadar, henti jantung, henti nafas. Dilakukan tindakan resusitasi, namun pasien tidak tertolong. ," kata Divan pada detikcom Selasa (5/5/2020).

Selain Didi Kempot, berikut deretan selebriti lain yang meninggal dengan kondisi terkait serangan jantung, dirangkum detikcom dari berbagai sumber:

1. Ashraf Sinclair
Selebriti lain yang juga meninggal dunia karena penyakit jantung adalah Ashraf Sinclair. Aktor sekaligus suami dari Bunga Citra Lestari (BCL) ini meninggal di usia 40 tahun pada 18 Februari 2020, pukul 04.51 WIB. Dikabarkan, penyebab meninggalnya adalah serangan jantung.

Meski begitu, para kerabat dari Ashraf pun mengklaim bahwa Ashraf semasa hidupnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan cenderung hidup sehat. Bahkan ia rajin sekali berolahraga, salah satunya crossfit.

2. Djaduk Ferianto
Salah satu seniman lainnya yang meninggal karena penyakit jantung adalah RM Gregorius Djaduk Ferianto atau kerap disapa Djaduk Ferianto. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu, 13 November 2019 pukul 02.30 WIB. Menurut penuturan kakaknya, Otok Bima Sidharta, penyebab meninggalnya Djaduk karena serangan jantung.

"Katanya istrinya (Djaduk meninggal) jam 03.00 WIB karena serangan jantung," katanya, Rabu (13/11/2019).

4 Fakta Henti Jantung Seperti Dialami Didi Kempot Saat Meninggal

Berita duka kembali datang dari dunia hiburan Tanah Air. Penyanyi senior campursari, Didi Kempot, meninggal dunia pada hari ini, Selasa (5/5/2020). Henti jantung disebut menjadi penyebab sang maestro meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Menurut Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez, Didi masuk ke rumah sakit pada pukul 07.25 WIB dalam keadaan kondisi sudah tidak sadar, yang kemudian diarahkan ke instalasi gawat darurat (IGD). Meski sudah diberikan tindakan medis, tapi nyawanya tak terselamatkan.

"Tiba di IGD pagi ini pukul 07.25, kondisi tidak sadar, henti jantung, henti nafas. Dilakukan tindakan resusitasi, namun pasien tidak tertolong. ," kata Divan pada detikcom Selasa (5/5/2020).

Dikaitkan dengan meninggalnya Didi Kempot, berikut beberapa fakta tentang henti jantung dari berbagai sumber.

1. Henti jantung berbeda dengan serangan jantung
Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat.

Seseorang yang mengalami serangan jantung masih berbicara dan bernapas. Sehingga orang yang mengalami serangan jantung tidak membutuhkan CPR tetapi mereka harus segera pergi ke rumah sakit.

Namun, serangan jantung yang tidak diberikan penanganan lanjut dapat meningkatkan risiko terkena henti jantung

2. Berikan pertolongan pertama
Saat terjadi henti jantung, pertolongan pertama harus segera diberikan pada korban. dr Dafsah Juzar, SpJP, dokter spesialis jantung sekaligus kepala staff medis emergency dan ICCU RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita mengatakan, jika henti jantung tidak segera dikompresi, suplai oksigen oleh darah ke otak akan terhenti. Dalam waktu dua menit saja, kondisi ini akan menimbulkan kerusakan otak.

"Lalu kalau jantung dan organ lain tidak dapat oksigen darah bersih, itu asam tubuh akan tinggi dan akan menyebabkan organ itu tidak bisa berfungsi. Rata-rata waktu krusial untuk beri pertolongan pertama itu 2 sampai 5 menit. Kalau lewat dari itu, biasanya jantung tidak bisa lagi kembali," tegas dr Dafsah beberapa waktu lalu.

3. Gejala henti jantung bisa karena sesak napas
Henti jantung terjadi ketika ada gangguan pada fungsi jantung. Hal ini bisa disebabkan karena penyakit jantung atau sebab lainnya. Lalu apa gejala dari henti jantung?

Mengutip Mayo Clinic, berikut gejala-gejala dari henti jantung:

- Dada merasa tidak nyaman
- Sesak napas
- Merasa lemah
- Palpitasi (jantung berdegup dengan kencang)

Sementara tanda dan gejala serangan jantung mendadak langsung yang menyebabkan henti jantung adalah:

- Tiba-tiba jatuh
- Tidak ada denyut nadi
- Hilang kesadaran
- Berhenti bernapas

Namun serangan jantung mendadak sering terjadi tanpa peringatan.

4. Pentingnya 'Golden Period'
Dijelaskan dr Samuel Sudanawidjaja SpJP beberapa waktu lalu, seseorang bisa mengalami serangan jantung akut yang menyebabkan komplikasi hingga henti jantung dan kematian mendadak. Sebagian orang pun sering menganggap sepele gejala awal serangan jantung, padahal penting mengenal dua jam awal serangan jantung atau golden period.

Masa tersebut merupakan jendela waktu untuk memberikan pertolongan kepada pengidap serangan jantung yang akan menentukan potensi kesembuhan. Samuel mengatakan, indikasi serangan jantung koroner adalah seseorang mengalami rasa seperti tertekan benda berat di bagian dada, terasa sakit hingga ke ulu hati, dan napas pendek.

Pada serangan yang lebih berat, pengidap akan merasa mual, muntah, keringat dingin, hingga hilang kesadaran. Saat serangan terjadi, pasien dalam waktu kurang dari dua jam setelah gejala awal harus sudah berada di rumah sakit dengan fasilitas khusus untuk pelayanan jantung.

"Menangani serangan jantung seperti berpacu dengan waktu, harus segera ditangani. Prinsipnya adalah time is muscle. Setiap detik yang terlewat berarti kerusakan otot jantung," ujar Samuel.

"Mengabaikan setiap detik golden period sama saja dengan membuang harapan sehat kembali, bahkan bisa berakibat kematian," lanjutnya.