Rabu, 06 Mei 2020

Prediksi Akhir Wabah Corona di 5 Negara Ini Juga Mundur ke September-Oktober

Data Singapore University Of Technology and Design soal 'Predictive Monitoring of COVID-19 yang diperbaharui pada Selasa (5/5/2020) menunjukkan prediksi akhir dari wabah Corona di sejumlah negara mengalami kemunduran. Selain Indonesia, prediksi di 5 negara ini juga mundur hingga September bahkan Oktober.
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, ini 5 negara yang mengalami kemunduran prediksi wabah Corona menurut prediksi SUTD.

Brasil
Wabah Corona di Brasil diprediksi berakhir pada 23 Oktober 2020. Brasil merupakan salah satu negara yang melaporkan kasus kematian terbanyak. Menurut data worldometers pada Rabu (6/5/2020) angka kematian hampir menembus angka 8 ribu yaitu 7.958 kasus.

Rumah sakit di Brasil yaitu Manaus pun dilaporkan kewalahan dalam mengatasi Corona. Namun Menkes Brasil Nelson Teich menolak usulan perlunya membangun rumah sakit baru untuk perangi Corona.

"Sebelum memikirkan rumah sakit darurat, kita harus memikirkan bagaimana kita mengoptimalkan situasi di sini. Rumah sakitnya besar, dengan ruang untuk tumbuh," kata Teich, saat mengunjungi Rumah Sakit Nilson Tins di Manaus, Senin.

Singapore
Usai dinilai berhasil tangani Corona, Singapura kini tercatat sebagai negara dengan kasus positif virus Corona atau COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara. Sejauh ini, negeri Singa itu telah mencatat 18.205 kasus positif Corona, dengan 18 kematian.

Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, mengatakan bahwa tingginya jumlah kasus Corona di Singapura dikarenakan pengujian ekstensif yang dilakukan.

"Dari rata-rata 2.900 tes per hari pada awal bulan April, kami dapat meningkatkan tes sampai lebih dari 8.000 tes per hari pada akhir bulan April. Ini diartikan tingkat pengujian sekitar 2.100 per 100.000 orang," kata Anil dalam konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).

Wabah Corona di Singapura pun diprediksi mundur menjadi 29 September 2020 mendatang.

Inggris
Wabah Corona di Inggris diprediksi berakhir pada 16 September 2020 mendatang. Inggris tercatat sebagai negara Eropa dengan jumlah kematian terbanyak akibat virus Corona, melebihi angka kematian di Italia.

Saat ini, tercatat ada 29.427 kematian akibat virus Corona di Inggris, angka yang disebut Menteri Luar Negeri Dominic Raab sebagai 'sebuah tragedi besar'. Dilaporkan, selama tiga hari berturut-turut, pemerintah Inggris gagal mencapai target tes harian sebanyal 100 ribu.

Mexico
Wabah Corona di Mexico diprediksi berakhir pada 3 Oktober 2020. Mexico melaporkan penambahan kasus kemaatian Corona dalam 24 jam sebanyak 236 kasus. Gubernur salah satu negara Meksiko tengah pun sempat menyebut orang miskin kebal dari Corona.

"Mayoritas (pasien virus corona) adalah orang kaya. Jika Anda kaya, maka Anda berisiko. Jika miskin, tidak. Kami miskin, karenanya kami kebal virus corona," kata Miguel Barbosa, gubernur Puebla, dikutip dari The Guardian.

Amerika Serikat (AS)
Wabah Corona di Amerika Serikat (AS) diprediksi berakhir pada 10 Oktober 2020. Amerika Serikat kini menjadi negara yang paling banyak melaporkan kasus kematian, totalnya mencapai lebih dari 70 ribu kasus dengan yang terkonfirmasi positif melebihi satu juta orang. Warga di AS sebelumnya melakukan demonstrasi terkait penolakan kebijakan 'lockdown'.

Swedia
Swedia sempat mendapat sorotan luas karena mempercayai 'herd immunity' yang jadi pertentangan para ahli. Swedia tak menerapkan lockdown namun sejumlah bar dan restauran kini ditutup demi menghindari pelanggaran social distancing. Wabah Corona di Swedia diprediksi berakhir pada 2 Oktober 2020 mendatang.

Dugaan Kasus Pertama Virus Corona di China Terdeteksi pada November 2019

Seseorang berusia 55 tahun dari provinsi Hubei, China, diduga adalah orang pertama yang tertular COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru yang telah menyebar di seluruh dunia. Penelusuran media South China Morning Post menemukan kasus awal tersebut terdeteksi pada 17 November 2019.
Mereka menemukan bahwa setelah kasus 17 November, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari dan pada 15 Desember, total infeksi mencapai 27. Kasus harian tampaknya telah meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember.

Pada 27 Desember, Dr Zhang Jixian, kepala departemen pernapasan di Rumah Sakit Provinsi Hubei, melaporkan kepada pejabat kesehatan di China bahwa virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19; pada hari itu, telah menginfeksi lebih dari 180 orang.

Meski dengan adanya kasus pasien 17 November yang teridentifikasi, dokter belum bisa memastikan apakah ia adalah 'patient zero' atau manusia pertama yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan adal kemungkinan bahwa kasus lebih awal akan ditemukan.

Dari sembilan kasus pertama yang dilaporkan pada bulan November, empat pria dan lima wanita, tidak ada yang dikonfirmasi sebagai 'patient zero'. Mereka semua berusia antara 39 dan 79 tahun, tetapi tidak diketahui berapa banyak penduduk Wuhan yang saat itu juga telah terinfeksi.

Pihak berwenang sejauh ini mengidentifikasi setidaknya ada 266 orang yang terinfeksi tahun lalu. Beberapa kasus dikasi setelah otoritas kesehatan menguji spesimen dari pasien terduga COVID-19.

Penemuan tersebut sebulan lebih awal dari catatan dokter di Wuhan, China, yang menyebut penyebaran virus corona terjadi pada akhir Desember 2019. Saat itu pihak berwenang mencurigai COVID-19 berasal dari sesuatu yang dijual di pasar basah Wuhan. Namun sekarang jelas bahwa beberapa orang yang terinfeksi tidak memiliki koneksi atau tak pernah berkunjung ke pasar, salah satunya pada pasien yang sakit pada 1 Desember 2019.

Peneliti mencurigai SARS-CoV-2, yang berasal dari kelelawar, melompat ke hewan lain, mungkin trenggiling, yang kemudian menularkannya ke manusia. Sekarang, dokter dan ilmuwan berusaha melacak asal virus untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyebarannya. Jika, misalnya, dokter dapat menemukan kasus paling awal, mereka mungkin dapat mengidentifikasi hewan inang tempat virus bersembunyi.

Prediksi Akhir Wabah Corona di 5 Negara Ini Juga Mundur ke September-Oktober

Data Singapore University Of Technology and Design soal 'Predictive Monitoring of COVID-19 yang diperbaharui pada Selasa (5/5/2020) menunjukkan prediksi akhir dari wabah Corona di sejumlah negara mengalami kemunduran. Selain Indonesia, prediksi di 5 negara ini juga mundur hingga September bahkan Oktober.
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, ini 5 negara yang mengalami kemunduran prediksi wabah Corona menurut prediksi SUTD.

Brasil
Wabah Corona di Brasil diprediksi berakhir pada 23 Oktober 2020. Brasil merupakan salah satu negara yang melaporkan kasus kematian terbanyak. Menurut data worldometers pada Rabu (6/5/2020) angka kematian hampir menembus angka 8 ribu yaitu 7.958 kasus.

Rumah sakit di Brasil yaitu Manaus pun dilaporkan kewalahan dalam mengatasi Corona. Namun Menkes Brasil Nelson Teich menolak usulan perlunya membangun rumah sakit baru untuk perangi Corona.

"Sebelum memikirkan rumah sakit darurat, kita harus memikirkan bagaimana kita mengoptimalkan situasi di sini. Rumah sakitnya besar, dengan ruang untuk tumbuh," kata Teich, saat mengunjungi Rumah Sakit Nilson Tins di Manaus, Senin.

Singapore
Usai dinilai berhasil tangani Corona, Singapura kini tercatat sebagai negara dengan kasus positif virus Corona atau COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara. Sejauh ini, negeri Singa itu telah mencatat 18.205 kasus positif Corona, dengan 18 kematian.

Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, mengatakan bahwa tingginya jumlah kasus Corona di Singapura dikarenakan pengujian ekstensif yang dilakukan.

"Dari rata-rata 2.900 tes per hari pada awal bulan April, kami dapat meningkatkan tes sampai lebih dari 8.000 tes per hari pada akhir bulan April. Ini diartikan tingkat pengujian sekitar 2.100 per 100.000 orang," kata Anil dalam konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).

Wabah Corona di Singapura pun diprediksi mundur menjadi 29 September 2020 mendatang.