Rabu, 06 Mei 2020

Peneliti Inggris Sebut Virus Corona Telah Menyebar Sejak September

Tim peneliti dari University of Cambridge, Inggris, menyebut wabah virus Corona bisa saja terjadi lebih jauh lebih awal dari yang diperkirakan yakni pada pertengahan September di daerah China Selatan, bukan Wuhan. Para peneliti yang menyelidiki asal virus menganalisis sejumlah besar strain dari seluruh dunia dan menghitung bahwa wabah awal terjadi di antara 13 September dan 7 Desember.
"Virus ini mungkin telah bermutasi berbulan-bulan lalu, sumber awalnya bisa berada di kelelawar atau hewan lain atau bahkan manusia selama beberapa bulan tanpa menulari individu lain," kata ahli genetika Universitas Cambridge, Peter Forster, dikutip dari SCMP.

"Kemudian, ia mulai menginfeksi dan menyebar di antara manusia antara 13 September dan 7 Desember, menghasilkan jaringan-jaringan yang kami himpun dalam [jurnal] Prosiding National Academy of Sciences [PNAS]," tambahnya.

Tim menganalisis strain menggunakan jaringan filogenetik, sebuah algoritma matematika yang dapat memetakan pergerakan global organisme melalui mutasi gen virus. Mereka masih berusaha untuk menentukan lokasi pasien pertama dan berharap ada bantuan dari para ilmuwan di China.

Tim Cambridge baru-baru ini menjadi berita utama internasional dengan sebuah makalah tentang sejarah evolusi virus. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa sebagian besar strain yang diambil sampelnya di Amerika Serikat dan Australia secara genetik lebih dekat dengan virus kelelawar daripada strain di pasien Asia Timur, dan jenis strain virus utama Eropa adalah keturunan dari varian virus Asia Timur.

Dalam studi baru mereka, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, Forster dan rekan-rekannya dari beberapa lembaga termasuk Institute of Forensic Genetics di Munster, Jerman, memperluas basis data untuk memasukkan 1.001 sekuens genom berkualitas tinggi yang dirilis oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Semakin banyak strain yang dianalisis, semakin tepat mereka dapat melacak asal mula penyebaran virus global. Dengan menghitung mutasi, mereka bisa lebih dekat dalam menemukan orang pertama terinfeksi oleh strain yang paling dekat dengan virus kelelawar.

Menhub Izinkan Transportasi ke Luar Daerah, Bakal Perpanjang Wabah Corona?

Pemerintah akan kembali memberi izin operasi untuk berbagai transportasi mengangkut penumpang ke luar daerah. Hal ini dilakukan setelah larangan operasi transportasi diberlakukan dalam mencegah mudik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa hal ini bukan relaksasi ataupun kelonggaran, melainkan penjabaran Permen 25 tahun 2020 soal pengaturan transportasi saat Mudik Lebaran.

"Intinya adalah penjabaran, bukan relaksasi lho ya, artinya dimungkinkan semua moda angkutan, baik udara, kereta api, laut, bus, untuk kembali beroperasi dengan catatan satu harus mentaati protokol kesehatan," jelas Budi Karya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Rabu (6/5/2020).

Menurut Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, hal tersebut akan sangat berdampak terhadap peningkatan penyebaran virus Corona COVID-19 di Indonesia.

"Kalau nggak di-skirining dulu penumpangnya pasti akan terjadi peningkatan penularan, baik dari manapun mereka pasti akan tertular atau menularkan," ungkap Dr Tri saat dihubungi detikcom Rabu (6/5/2020).

"Kalau mau buka di transportasi harus dengan skrining yang baik, apabila hasil rapid test yang negatif boleh jalan begitu, kalau nggak diskrining seperti itu ya dampak penularannya bisa terjadi, maupun lewat dara, transportasi laut, maupun lewat udara, itu bisa terjadi," tanggapnya.

Meski nantinya dilakukan protokol kesehatan, Dr Tri menilai hal tersebut tidak berpengaruh pada menghindari potensi penyebaran virus Corona di Indonesia saat ini.

"Ya paling pakai masker dan jaga jarak, itu tidak menjamin penularan di tempat tujuan dan di perjalanan, kalau di perjalanan oke lah, tapi kalau di tempat tujuan kan tidak ada yang menjamin, selama perjalanan tidak dijamin," lanjut dr Tri.

"Jadi kalau sewaktu-waktu buka masker, mengobrol dengan penumpang lain, itu kan tidak menjamin kalau tidak patuh harus dilakukan apa, apa sanksinya, begitu," katanya.

Kapan Wabah Corona di Indonesia Berakhir? Ini 6 Prediksi yang Pernah Dibuat

Pandemi virus Corona di Indonesia jumlahnya terus meningkat setiap hari. Banyak orang yang mulai menanyakan kapan virus ini akan berakhir, karena mulai bosan berada di rumah dan ingin beraktivitas normal.
Beberapa pakar memprediksi akhir dari wabah Corona di Indonesia. Di antaranya memprediksi virus Corona akan usai antara Mei dan Juni. Bahkan Presiden RI Joko Widodo pun meyakini wabah Corona baru akan usai di akhir tahun.

Berikut beberapa prediksi berakhirnya wabah Corona di Indonesia, yang dirangkum detikcom pada Rabu (6/4/2020).

29 Mei 2020
Pakar statistika asal Universitas Gadjah Mada memprediksi wabah Corona di Indonesia selesai pada 29 Mei 2020. Mereka menggunakan model probabilistik berdasarkan data nyata atau probabilistik data driven model (PDDM).

"Dari hasil analisis pandemi COVID-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan minimum total penderita positif sekitar 6.174 kasus. Dengan intervensi pemerintah yang berhasil dengan baik, total penderita Corona positif minimal di sekitar 6.200 di akhir pandemi pada akhir Mei 2020," ujar Prof Dr rer nat Dedi Rosadi, SSi, MSc.

April - Mei 2020
Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio, sempat menyebut wabah Corona diperkirakan usai pada pertengahan April hingga Mei.

"Banyak yang membuat prediksi perjalanan wabah di Indonesia. Terus terang prediksi labnya agak sulit sekarang karena penyebabnya multifaktorial. Saya pribadi memprediksi puncaknya akan terjadi dalam waktu dua-tiga minggu ke depan, setelah itu diharapkan jumlah kasusnya akan menurun. pertengahan puasa, mungkin pertengahan April ke Mei akan mencapai puncak," ucapnya beberapa waktu lalu.

Mei - Juni 2020
Prof dr Ascobat Gani, MPH, DrPH, Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengatakan akhir wabah Corona di Indonesia bergantung pada tingkat kepatuhan dan perilaku masyarakat. Ia memprediksi antara Mei dan Juni apabila didukung oleh perilaku masyarakat yang baik.

"Bergeser tergantung perilaku masyarakat, yang dulu sudah bikin kan akhir April. Iya mungkin Mei, Juni, ya apalagi kalau mudik nanti bergeser lagi, ya kalau terus bergeser begitu beban kita, beban pelayanan kesehatan nggak sanggup, tenaga kesehatan juga sudah banyak yang jadi korban, ya kan," ungkapnya.

Juni 2020
Hasil riset dari lingkaran survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan wabah virus Corona berakhir di Indonesia pada Juni 2020. Riset ini berdasarkan data sekunder dari beberapa sumber, di antaranya Singapore University of Technology and Design, dan Worldometers.

"Bulan Juli-September 2020 adalah rentang waktu dimana virus Corona tak lagi menjadi masalah bagi dunia," ungkap Denny JA, seperti dikutip CNN Indonesia.

23 September 2020
Singapore University of Technology and Design (STUD), mengungkap data prediksi akhir dari wabah Corona di Indonesia akan mundur. Semula mereka memprediksi virus Corona di Indonesia akan berakhir pada 6 Juni. Namun kini berdasarkan hasil data terbaru SUTD menyebutkan akhir wabah Corona di Indonesia akan terjadi pada 23 September 2020.

Bahkan dalam data SUTD yang sudah diperbaharui pada Selasa (5/5/2020), Indonesia mengakhiri Corona di 7 Oktober 2020 mendatang.

Dalam memprediksi, SUTD menggunakan model matematika tipe susceptible-infected-recovered (SIR) yang diregresikan dengan data dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Akhir 2020
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan prediksi bahwa wabah virus Corona (COVID-19) di Indonesia akan selesai akhir tahun ini. Karena itu, Jokowi yakin sektor pariwisata akan kembali booming pada 2021.

"Saya meyakini ini hanya sampai akhir tahun. Tahun depan booming di pariwisata," kata Jokowi dalam pengantar rapat terbatas mitigasi dampak COVID-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Kamis (16/4/2020).