Senin, 11 Mei 2020

Kisah Haru Wanita yang Dinyatakan Positif Corona Sehari Sebelum Melahirkan

Sehari sebelum melahirkan anak ketiganya, seorang wanita yang juga pegawai kantoran dari Astoria dinyatakan positif Corona. Wanita yang bernama Chantel Longuinho ini pun sebelumnya harus menelan kenyataan pahit ketika mendapati ayah mertuanya yang juga meninggal karena virus Corona COVID-19.
"Saya melahirkan sehari setelah saya dinyatakan positif COVID-19 dan setelah ayah mertua saya meninggal karenanya," ungkap Chantel, dikutip dari New York Post, Minggu (10/5/2020).

Awalnya ia merasa cemas usai dinyatakan positif Corona saat akan melahirkan anaknya. Setelah mengetahui dirinya positif Corona, ia pun terpaksa harus menjalani persalinan sendiri tanpa ditemani suaminya. Karena hasil tes suami dan anak-anaknya dinyatakan negatif Corona.

Perawat yang menangani Chantel pun hanya bisa merasa iba dan berusaha untuk membantu Chantel tidak merasa sendiri. Perawat Chantel membantu keluarganya melihat persalinan Chantel melalui FaceTime.

Sementara itu, saat bayinya lahir, Chantel pun harus menggunakan sarung tangan, masker bedah, dan alat pelindung diri saat menggendong bayinya agar si bayi tak tertular Corona. Tak hanya itu, Chantel juga tak bisa memberi bayinya ASI karena ia tak bisa menghasilkan ASI, meski belum diketahui pasti penyebabnya.

Salah satu anaknya yang paling besar pun tak dikatakan menangis menahan rindu untuk tidak bertemu dengan dirinya. "Anak perempuan saya yang lebih tua, yang berusia 8 tahun, menangis pada suatu malam dan berkata, 'saya butuh pelukan ibu,'. Hati saya hancur ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa memeluknya," jelas Chantel.

Kebas Kesemutan pada Diabetes Melitus, Ini Faktanya!

Anda sering mengalami kebas atau kesemutan? Jangan didiamkan, bisa saja itu sebuah tanda bahwa Anda tengah mengalami penyakit yang cukup serius. Kebas dan kesemutan merupakan salah satu ciri gangguan saraf yang diakibatkan karena kurangnya vitamin B dalam tubuh.
Kebas dan kesemutan dapat terjadi pada penderita penyakit diabetes melitus. Penderita diabetes mellitus dapat menderita kebas dan kesemutan pada anggota tubuhnya. Pada jurnal terbitan Endocrine Connections Research yang ditulis oleh Mauricio Alvarez, dinyatakan bahwa penggunaan kronis metformin, obat untuk menurunkan glukosa darah, dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12, yang salah satunya dapat dicirikan dengan gejala kebas dan kesemutan.

Penggunaan metformin jangka panjang dinyatakan dapat menyebabkan penurunan penyerapan asam amino dan vitamin B12, sehingga pemberian suplemen vitamin B12 mungkin dibutuhkan untuk mengurangi kejadian atau keparahan gejala tersebut.

Diketahui bahwa kebas dan kesemutan yang terus terjadi berulang-ulang merupakan salah satu ciri gangguan saraf. Kebas adalah kondisi di mana saraf tidak merasakan apapun. Biasanya kebas akan diikuti dengan kesemutan.

Kesemutan adalah keadaan ketika saraf terasa seperti tertusuk-tusuk ringan dan biasanya terjadi di bagian tubuh tertentu. Orang yang mengalami gangguan pada saraf perifer atau saraf tepi, cenderung mengalami kebas kesemutan pada bagian tangan dan kaki. Kebas dan kesemutan yang disebabkan karena gangguan saraf bisa terjadi saat tubuh kekurangan vitamin B.

Beberapa vitamin B yang dapat membantu menjaga kesehatan saraf yaitu vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin B1 membantu metabolisme karbohidrat, vitamin B6 membantu metabolisme protein dan asam amino, sedangkan vitamin B12 berpengaruh pada pematangan sel dan integritas jaringan saraf.

Untuk itu kita, bisa mengonsumsi Vitropic Forte, dengan kandungan vitamin B1 100 mg, B6 100 mg, dan B12 5000 μcg. Dengan mengonsumsinya, Anda dapat memenuhi kebutuhan vitamin B1, B6 dan juga B12 yang juga akan mencegah Anda dari kerusakan pada beberapa bagian saraf, juga penyakit lain seperti beri - beri.

Corona Bikin Orang Malas Bercinta

Sejak terjadi pandemi virus Corona, banyak sekali joke terlontar tentang kemungkinan ledakan angka kelahiran gara-gara lockdown. Kenyataannya, sebuah penelitian mengungkap minat bercinta justru menurun di masa pandemi.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Psychosomatic Obstetrics and Gynecology tersebut menyebut lebih dari 80 persen pasangan menunda punya keturunan selama pandemi. Lebih dari sepertiga yang sebenarnya ingin punya anak, memilih menunda hingga Corona berlalu.

Pertimbangan ekonomi yang serba tidak pasti menjadi salah satu alasan. Pertimbangan lainnya adalah kemungkinan adanya dampak pandemi terhadap kehamilan.

Sementara dikutip dari BBC, sebuah perusahaan kondom mengakui adanya penurunan penjualan alat kontrasepsi gara-gara Corona. Selain karena produksinya memang berkurang, pasangan disebut cenderung kurang intim sebagai dampak berbagai pembatasan.

"Keintiman berkurang dan itu adalah manifestasi kegelisahan," kata Lazman Narasimhan dari Reckitt Benckiser.

Prediksi terjadinya ledakan angka kelahiran atau baby boom seusai pandemi muncul berkaca dari krisis-krisis sebelumnya, termasuk Perang Dunia Kedua. Namun pada kondisi pandemi COVID-19, para pakar meyakini justru lebih banyak yang akan menunda punya keturunan.

Kisah Haru Wanita yang Dinyatakan Positif Corona Sehari Sebelum Melahirkan

Sehari sebelum melahirkan anak ketiganya, seorang wanita yang juga pegawai kantoran dari Astoria dinyatakan positif Corona. Wanita yang bernama Chantel Longuinho ini pun sebelumnya harus menelan kenyataan pahit ketika mendapati ayah mertuanya yang juga meninggal karena virus Corona COVID-19.
"Saya melahirkan sehari setelah saya dinyatakan positif COVID-19 dan setelah ayah mertua saya meninggal karenanya," ungkap Chantel, dikutip dari New York Post, Minggu (10/5/2020).

Awalnya ia merasa cemas usai dinyatakan positif Corona saat akan melahirkan anaknya. Setelah mengetahui dirinya positif Corona, ia pun terpaksa harus menjalani persalinan sendiri tanpa ditemani suaminya. Karena hasil tes suami dan anak-anaknya dinyatakan negatif Corona.

Perawat yang menangani Chantel pun hanya bisa merasa iba dan berusaha untuk membantu Chantel tidak merasa sendiri. Perawat Chantel membantu keluarganya melihat persalinan Chantel melalui FaceTime.

Sementara itu, saat bayinya lahir, Chantel pun harus menggunakan sarung tangan, masker bedah, dan alat pelindung diri saat menggendong bayinya agar si bayi tak tertular Corona. Tak hanya itu, Chantel juga tak bisa memberi bayinya ASI karena ia tak bisa menghasilkan ASI, meski belum diketahui pasti penyebabnya.

Salah satu anaknya yang paling besar pun tak dikatakan menangis menahan rindu untuk tidak bertemu dengan dirinya. "Anak perempuan saya yang lebih tua, yang berusia 8 tahun, menangis pada suatu malam dan berkata, 'saya butuh pelukan ibu,'. Hati saya hancur ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa memeluknya," jelas Chantel.