Selasa, 19 Mei 2020

Wanita 103 Tahun di Iran Sembuh dari Virus Corona

Seorang wanita 103 tahun di Iran dinyatakan sembuh setelah terinfeksi virus corona COVID-19. Kabar baik ini muncul di tengah anggapan bahwa lansia paling rentan mengalami dampak fatal COVID-19.
Wanita yang tidak disebutkan namanya ini dirawat di sebuah rumah sakit di pusat kota Semnan selama sepekan.

"Pulang setelah sembuh total," kata kepala Senman University of Medical Sciences, Navid Danayi, dikutip dari IRNA melalui France24, Senin (23/22/2020).

Ini bukan kali pertama seorang lansia dinyatakan sembuh dari virus corona. Sebelumnya, seorang pria dari Kerman di wilayah tenggara Iran, juga dinyatakan sembuh dari virus tersebut.

Setelah sakit selama 3 hari, pria tersebut dinyatakan sembuh meski memiliki kondisi penyerta berupa tekanan darah tinggi atau hipertensi serta asma.

Tidak disebutkan bagaimana kedua lansia ini menjalani perawatan dan pengobatan.

Broadcast Penyemprotan Racun Corona di Malam Hari Dipastikan Cuma Hoax

Sepanjang Minggu (22/3/2020), warga diresahkan oleh pesan berantai yang menyebut akan ada penyemprotan racun corona pada malam hari. Jika ada jemuran di luar rumah, diimbau untuk diangkat dan dibawa masuk. Hoax!
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Ahmad Yurianto, memastikan kabar tersebut adalah hoax. Ia mendukung bila pihak yang menyebarkan kabar bohong yang meresahkan ini ditangkap.

"Itu sudah jelas-jelas hoax," kata jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (22/3/2020).

Berikut pesan hoax yang beredar di WAG:
Pemberitahuan bahwasannya nanti mlm pada pukul 23.00 wib agar kita tidak ada yg keluar rumah,jika ad menjemur pakaian atau makanan segera diangkat dibawa masuk,karena mulai pukul 23.00 wib akan ada penyemprotan racun untuk virus corona dari malaysia dan singapore melalui udara,bila besok pagi hujan jgn keluar rumah dulu sampai hujan berhenti..mohon beritahukan kepada keluarga,sahabat atau tetangga bapak ibu sekalian. Trima kasih

Catatan: Artikel asli bisa disimak DI SINI.

Tak untuk Semua, Hanya Kelompok Ini yang Bisa Screening Massal Corona

Pemerintah memastikan sudah ada 150 ribu kit atau alat untuk rapid test virus corona COVID-19. Namun ditegaskan, tidak semua orang akan menjalani screening massal.
Hal ini ditegaskan oleh judu bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Ahmad Yurianto, dalam konferensi pers Minggu (22/3/2020).

"Melakukan screening test pemeriksaan secara massal pada kelompok-kelompok berisiko, sebagai contoh manakala ada kasus positif yang dirawat di rumah sakit, kami akan melakukan penelusuran terhadap keluarganya dan seluruh keluarganya akan dilakukan screening test," kata Yuri.

Selain keluarga, kontak dekat pasien positif termasuk rekan kerja juga dikategorikan sebagai kelompok berisiko yang juga membutuhkan tes screening.

Rapid test atau tes cepat dilakukan dengan alat tes berbasis antibodi. Alat ini memiliki kelemahan karena tidak benar-benar mendeteksi keberadaan virus, melainkan mendeteksi respons serologi. Ketika seseorang terinfeksi, tubuh akan membentuk antibodi yang bisa dideteksi dengan alat ini.

Karenanya, ditegaskan bahwa hasil tes negatif tidak serta merta berarti seseorang bebas dari virus corona. Bisa jadi kondisi tersebut merupakan 'false negative', yakni tampak negatif karena tubuh belum membentuk antibodi.

"Apabila ditemukan kasus negatif, maka kami akan meminta untuk tetap melakukan social distancing," tegas Yuri.

Baca juga: Rapid Test Corona Tak untuk Semua Orang, Siapa Saja yang Bisa Dites?
Apabila dalam rapid test seseorang mendapatkan mendapatkan hasil negatif, maka selain harus melakukan social distancing juga harus menjalani rapid test kedua setelah 7 hari. Pada saat tes ulang tersebut, jika memang positif, maka respons antibodi sudah muncul.

"Apabila 2 kali dilakukan pemeriksaan dan ternyata tetap negatif, kisa bisa meyakini bahwa saat ini sedang tidak terinfeksi. Tetapi bisa besoknya terinfeksi manakala upaya untuk kontak dekat tidak dijalankan, upaya untuk melakukan isolasi diri dari orang lain yang positif tidak dijalankan dengan baik," jelas Yuri.

Selanjutnya, pemerintah menargetkan ada 1 juta kit untuk penapisan massal virus corona pada kelompok berisiko.

Sebaran Pasien Virus Corona di Indonesia, 4.467 Sembuh, 1.221 Meninggal

Pemerintah mengumumkan jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia pada Selasa (19/5/2020) telah mencapai 18.496 kasus. Sebanyak 4.467 pasien dinyatakan sembuh sementara 1.221 pasien lainnya meninggal dunia.
"Pasien konfirmasi COVID-19 ada kenaikan sebanyak 486 orang, sehingga menjadi 18.496 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Selasa (19/5/2020).

Berikut sebaran pasien yang sembuh dan meninggal hingga saat ini.

SEMBUH


Aceh 15
Bali 267
Banten 162
Bangka Belitung 24
Bengkulu 1
DI Yogyakarta 95
DKI Jakarta 1.329
Jambi 4
Jawa Barat 411
Jawa Tengah 252
Jawa Timur 375
Kalimantan Barat 32
Kalimantan Timur 81
Kalimantan Tengah 87
Kalimantan Selatan 73
Kalimantan Utara 51
Kepulauan Riau 83
Nusa Tenggara Barat 213
Sumatera Selatan 77
Sumatera Barat 117
Sulawesi Utara 31
Sumatera Utara 58
Sulawesi Tenggara 25
Sulawesi Selatan 358
Sulawesi Tengah 26
Lampung 26
Riau 62
Maluku Utara 12
Maluku 21
Papua Barat 5
Papua 48
Sulawesi Barat 25
Nusa Tenggara Timur 6
Gorontalo 15

MENINGGAL
Aceh 1
Bali 4
Banten 62
Bangka Belitung 1
Bengkulu 2
DI Yogyakarta 8
DKI Jakarta 470
Jawa Barat 124
Jawa Tengah 70
Jawa Timur 222
Kalimantan Barat 4
Kalimantan Timur 3
Kalimantan Tengah 11
Kalimantan Selatan 47
Kalimantan Utara 1
Kepulauan Riau 11
Nusa Tenggara Barat 7
Sumatera Selatan 18
Sumatera Barat 22
Sulawesi Utara 7
Sumatera Utara 28
Sulawesi Tenggara 5
Sulawesi Selatan 55
Sulawesi Tengah 4
Lampung 6
Riau 6
Maluku Utara 4
Maluku 6
Papua Barat 1
Papua 6
Sulawesi Barat 2
Nusa Tenggara Timur 1
Gorontalo 2

Wanita 103 Tahun di Iran Sembuh dari Virus Corona

Seorang wanita 103 tahun di Iran dinyatakan sembuh setelah terinfeksi virus corona COVID-19. Kabar baik ini muncul di tengah anggapan bahwa lansia paling rentan mengalami dampak fatal COVID-19.
Wanita yang tidak disebutkan namanya ini dirawat di sebuah rumah sakit di pusat kota Semnan selama sepekan.

"Pulang setelah sembuh total," kata kepala Senman University of Medical Sciences, Navid Danayi, dikutip dari IRNA melalui France24, Senin (23/22/2020).

Ini bukan kali pertama seorang lansia dinyatakan sembuh dari virus corona. Sebelumnya, seorang pria dari Kerman di wilayah tenggara Iran, juga dinyatakan sembuh dari virus tersebut.

Setelah sakit selama 3 hari, pria tersebut dinyatakan sembuh meski memiliki kondisi penyerta berupa tekanan darah tinggi atau hipertensi serta asma.

Tidak disebutkan bagaimana kedua lansia ini menjalani perawatan dan pengobatan.

Broadcast Penyemprotan Racun Corona di Malam Hari Dipastikan Cuma Hoax

Sepanjang Minggu (22/3/2020), warga diresahkan oleh pesan berantai yang menyebut akan ada penyemprotan racun corona pada malam hari. Jika ada jemuran di luar rumah, diimbau untuk diangkat dan dibawa masuk. Hoax!
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Ahmad Yurianto, memastikan kabar tersebut adalah hoax. Ia mendukung bila pihak yang menyebarkan kabar bohong yang meresahkan ini ditangkap.

"Itu sudah jelas-jelas hoax," kata jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (22/3/2020).

Berikut pesan hoax yang beredar di WAG:
Pemberitahuan bahwasannya nanti mlm pada pukul 23.00 wib agar kita tidak ada yg keluar rumah,jika ad menjemur pakaian atau makanan segera diangkat dibawa masuk,karena mulai pukul 23.00 wib akan ada penyemprotan racun untuk virus corona dari malaysia dan singapore melalui udara,bila besok pagi hujan jgn keluar rumah dulu sampai hujan berhenti..mohon beritahukan kepada keluarga,sahabat atau tetangga bapak ibu sekalian. Trima kasih

Catatan: Artikel asli bisa disimak DI SINI.