Senin, 18 Mei 2020

Viral 'Indonesia Terserah', Sudah Melakukan Apa untuk Tangkal Corona?

Ungkapan 'Indonesia Terserah' meramaikan dunia media sosial beberapa waktu lalu. Tak hanya hastag, postingan yang menggunakan ungkapan tersebut kebanyakan melontarkan komentar rasa kecewa terhadap penanganan untuk mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia.
Psikolog klinis dari Personal Growth Veronica Adesla mengatakan sebaiknya hal ini dimaknai dari segi positifnya. Menurutnya, ungkapan 'Indonesia Terserah' ini sebagai ajakan untuk saling melakukan refleksi diri.


"Jadikan ini sebagai ajakan untuk merefleksi diri, apakah kontribusi yang sudah dan sedang dilakukan sebagai bentuk ke-kooperatifan dalam menghentikan pandemi covid-19? Dan apakah ada sikap dan perilaku yang harus diubah karena menunjukkan ketidak-kooperatifan dan empati dalam bersama-sama menghadapi situasi ini," jelasnya pada detikcom, Senin (18/5/2020).

Selain itu, Veronica juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pikiran selama pandemi ini agar tetap jernih dan objektif dalam menilai serta menyikapi suatu persoalan. Ini untuk menjaga seseorang tetap waras dan sehat mental.

"Jangan sampai muncul tindakan fatalistik yang justru menggerakkan masyarakat bukan untuk ikut berkontribusi dan membantu menghentikan COVID-19. Malah kita sendiri yang tidak berkontribusi," katanya.

Veronica juga mengatakan, bisa saja tanpa disadari tindakan yang dilakukan malah berdampak mendorong seseorang tidak berkontribusi dan membuat keadaan pandemi ini semakin memburuk.

Puasa di Tengah COVID-19, Ini 4 Tips Bantu Jaga Kadar Gula Darah

Saat berpuasa di tengah pandemi COVID-19, penyandang diabetes perlu memperhatikan kesehatannya. Sebab apabila tidak dijaga, akan banyak risiko penyakit yang muncul.
Menurut Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita, berbagai penyakit bisa muncul ketika kadar gula darah tidak dijaga. Mulai dari hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetic, dehidrasi, dan thrombosis.

"Walaupun puasa tetap dapat terjadi hiperglikemia karena penurunan dosis obat secara berlebihan, serta ketika berbuka puasa langsung konsumsi banyak makanan, jelas dr Adeline kepada detikHealth baru-baru ini.

Menjaga kadar gula darah erat kaitannya dengan menjaga pola makan. Namun selain itu, ada 4 hal penting yang menurut dr Adleine perlu diperhatikan dalam pengelolaan diabetesi antara lain sebagai berikut.

1. Tata Laksana Obat Sesuai Anjuran Dokter

Saat berkonsultasi dengan dokter, setiap diabetesi memiliki kebutuhan obat yang berbeda-beda. Setiap diabetesi harus mengonsumsi obat sesuai anjuran yang ditetapkan oleh dokter.

2. Pemantauan Teratur pada Kadar Glukosa

Pemantauan terhadap kadar glukosa juga harus rutin dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan kadar gula darah apakah menjadi semakin normal setelah minum obat, atau ada komplikasi lain.

3. Olahraga Namun Tidak Berlebihan

Selama berpuasa, dr Adeline menyebut diabetesi juga perlu memperhatikan rutinitas olahraganya. Meski di rumah saja, namun tetap harus melakukan gerakan tubuh yang berperan positif dalam penurunan kadar gula darah.

4. Membatalkan Puasa saat Muncul Gejala atau Komplikasi

dr Adeline juga mengatakan ketika seseorang mengalami gejala atau komplikasi akibat penyakit diabetes yang diderita, orang tersebut harus segera membatalkan puasanya dan tidak boleh dilanjutkan. Menurutnya, diabetesi sebenarnya tidak hanya disarankan untuk menghindari makan gula saja, melainkan juga memerlukan perhatian khusus pada makanan sehari-hari yang dikonsumsi.

Data Bocor, China Disebut Punya 640 Ribu Kasus Infeksi Virus Corona

Database yang bocor dari universitas yang dikelola militer China menunjukkan negara tersebut mungkin memiliki setidaknya 640 ribu kasus infeksi virus Corona, jauh lebih banyak dari klaim Beijing yang menyebut hanya ada 80 ribu kasus COVID-19.
Pelacak virus yang dibentuk oleh Universitas Nasional Teknologi Pertahanan China dan bocor ke Kebijakan Luar Negeri dan 100 reporter, tampaknya mengkonfirmasi kekhawatiran bahwa pemerintah menyembunyikan jumlah sebenarnya dari korban virus Corona.

Mengutip Daily Mail, dalam laporan tersebut, setidaknya ada 640 ribu data individual yang diambil dari 230 kota yang tersebar di seluruh negeri. Setiap entri berisi data jumlah kasus yang dikonfirmasi pada tanggal tertentu yang berkisar dari awal Februari hingga akhir April.

Data tersebut termasuk lokasi rumah sakit, stasiun kereta api, hotel, sekolah, dan restoran yang dikompilasi oleh seorang profesor di universitas yang dikelola oleh Komisi Militer Pusat China. Dengan asumsi bahwa setiap entri mengandung setidaknya satu kasus, itu berarti setidaknya 640.000 kasus virus yang telah tercatat.

Jumlahnya juga bisa jauh lebih tinggi. Satu entri data yang digariskan oleh mereka memiliki akses ke database berisi dua kasus virus, seperti yang dilaporkan di sebuah gereja di kota Harbin pada 17 Maret.

Jumlahnya juga bisa lebih rendah. Wartawan mengatakan tidak jelas bagaimana data itu dikumpulkan, meskipun situs web universitas mengatakan menggunakan berbagai sumber daya publik. Data yang bocor tersebut tidak tersedia untuk umum.

Sejak kasus pertama virus itu tercatat di sekitar pasar basah di kota Wuhan pada Desember tahun lalu, virus Corona telah menyebar ke seluruh dunia. Hingga kini, lebih dari 4 juta kasus telah dikonfirmasi di seluruh dunia dan lebih dari 300.000 orang telah meninggal karenanya.

Namun, kedua angka tersebut dipercaya lebih sedikit dari perkiraan karena masalah pengujian yang belum merata.

Sebuah dokumen yang bocor bocor dari aliansi intelijen "Lima Mata" mengklaim China sengaja berbohong kepada seluruh dunia tentang penularan COVID-19 dari manusia ke manusia, membuat pelapor atau 'whistle blower' menghilang, dan menolak untuk menyerahkan sampel virus kepada para ilmuwan di Barat sehingga mereka bisa membuat vaksin.

Saat ini vaksin yang dikembangkan di Universitas Oxford menunjukkan hasil yang menjanjikan setelah percobaan pada rhesus monyet menghentikan penyebaran virus menembus jauh ke paru-paru yang menyebabkan kefatalan.

Viral 'Indonesia Terserah', Sudah Melakukan Apa untuk Tangkal Corona?

Ungkapan 'Indonesia Terserah' meramaikan dunia media sosial beberapa waktu lalu. Tak hanya hastag, postingan yang menggunakan ungkapan tersebut kebanyakan melontarkan komentar rasa kecewa terhadap penanganan untuk mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia.
Psikolog klinis dari Personal Growth Veronica Adesla mengatakan sebaiknya hal ini dimaknai dari segi positifnya. Menurutnya, ungkapan 'Indonesia Terserah' ini sebagai ajakan untuk saling melakukan refleksi diri.


"Jadikan ini sebagai ajakan untuk merefleksi diri, apakah kontribusi yang sudah dan sedang dilakukan sebagai bentuk ke-kooperatifan dalam menghentikan pandemi covid-19? Dan apakah ada sikap dan perilaku yang harus diubah karena menunjukkan ketidak-kooperatifan dan empati dalam bersama-sama menghadapi situasi ini," jelasnya pada detikcom, Senin (18/5/2020).

Selain itu, Veronica juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pikiran selama pandemi ini agar tetap jernih dan objektif dalam menilai serta menyikapi suatu persoalan. Ini untuk menjaga seseorang tetap waras dan sehat mental.

"Jangan sampai muncul tindakan fatalistik yang justru menggerakkan masyarakat bukan untuk ikut berkontribusi dan membantu menghentikan COVID-19. Malah kita sendiri yang tidak berkontribusi," katanya.

Veronica juga mengatakan, bisa saja tanpa disadari tindakan yang dilakukan malah berdampak mendorong seseorang tidak berkontribusi dan membuat keadaan pandemi ini semakin memburuk.