Minggu, 31 Mei 2020

Terpopuler Sepekan: WHO Desak RI Setop Riset Klorokuin untuk Corona

Sumber anonim dari organisasi kesehatan dunia WHO mengungkap penghentian riset obat malaria klorokuin dan hidroksiklorokuin untuk virus Corona COVID-19. Indonesia yang juga turut serta dalam riset tersebut, diimbau untuk mematuhinya.

Diberitakan Reuters, dr Erlina Burhan dari asosiasi dokter paru Indonesia yang juga terlibat dalam penyusunan pedoman pengobatan virus Corona, mengkonfirmasi kabar tersebut.

"Kami membahas masalah dan masih ada beberapa perselisihan. Kami belum memiliki kesimpulan," kata dr Burhan kepada Reuters.

Dalam wawancara dengan detikcom, dr Erlina menjelaskan bahwa imbauan untuk menghentikan riset Solidarity Trial didasari oleh penelitian di jurnal Lancet yang menyebut hidroklorokuin tidak bermanfaat. Meski demikian, penggunaan klorokuin di luar riset masih akan dilanjutkan.

"Tapi kita kan masih perlu meneliti data kita sendiri. Karena data yang di jurnal itu kan data orang luar. Kita lihat apakah Indonesia seperti itu? Kalau di Indonesia bermanfaat ya kita terus aja," kata dr Erlina.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan Indonesia sudah menghentikan pemberian obat klorokuin pada pasien dalam Solidarity Trial. Penghentian ini baru dilakukan dalam lingkup uji coba medis WHO.

"Indonesia adalah bagian dari penerapan Solidarity Trial, karena itu Indonesia ikuti instruksi WHO untuk klorokuin," ujar Wiku seperti dikutip dari kantor berita Antara.

"Untuk trial, WHO menghentikan. Kalau bukan untuk trial, kami belum mengetahui," katanya.

4 Hal yang Wajib Dilakukan Usai Makan Besar Saat Lebaran

 Opor ayam, rendang, sambal goreng ati, sayur lodeh, hingga kue-kue Lebaran biasanya tersaji saat Idul Fitri. Semua makanan itu sangat menggoda untuk dicicipi satu per satu bersama keluarga.
Namun, terlalu banyak mengonsumsi makanan-makanan Lebaran yang bersantan dan berlemak bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan. Beberapa di antaranya yaitu kenaikan berat badan, kolesterol, diare, dan sebagainya.

Agar badan tetap sehat setelah makan besar, berikut 4 hal yang wajib kamu lakukan setelah Lebaran dirangkum oleh detikHealth dari beberapa sumber.

Kembali ke Pola Makan Teratur

Pola makan tak teratur selama masa Lebaran kerap membuat beberapa masalah seperti kenaikan berat badan hingga diare. Untuk itu, kamu perlu mengembalikan pola makan yang teratur agar pencernaan kembali sehat. Atur jam makan dan juga jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari. Hindari juga menghangatkan makanan kembali karena bisa memicu diare.

Rutin Olahraga

Makanan Lebaran biasanya merupakan yang banyak mengandung lemak dan kalori. Hal ini bisa membuat berat badan dan kolesterol naik. Berat badan dan kolesterol yang terlalu tinggi tidak baik untuk kesehatan tubuh. Olahraga bisa menjadi salah satu cara untuk mengurai lemak serta kolesterol jahat yang mengendap di dalam tubuh.

Hindari Fast Food

Saat Lebaran, makanan berdaging pasti menjadi makanan yang paling banyak dikonsumsi. Oleh karena itu, setelah Lebaran usai hindari dulu menyantap fast food. Selain itu, hindari juga makanan yang terlalu manis, asin, gorengan, yang terbuat dari tepung dan rendah serat.

Beri Asupan Sayur & Buah

Last but not least, yaitu makan buah dan sayuran. Buah dan sayur yang tinggi serat juga bisa mengurai lemak dan kolesterol yang banyak terbawa dari makanan-makanan Lebaran. Kamu bisa mengonsumsinya dalam bentuk masakan utuh maupun dibuat minuman seperti jus atau smoothies.

Keempat hal di atas wajib kamu lakukan setelah makan besar saat Lebaran. Sebab, makanan-makanan berlemak di menu Lebaran, jika dimakan terlalu banyak bisa menjadi pemicu kolesterol yang bisa berbahaya bagi tubuh. Selain cara-cara tersebut, kamu juga bisa bantu turunkan kolesterol setelah Lebaran dengan Nestle ACTICOR.
http://nonton08.com/hollywood-adventures/

3 Tips Lancarkan Pencernaan agar Daya Tahan Tubuh Meningkat

Salah satu tanda tubuh sehat adalah memiliki pencernaan yang sehat. Sebab, apa yang kita konsumsi setiap hari menjadi penentu kesehatan tubuh. Ketika makanan yang dikonsumsi minim nutrisi, maka sistem pencernaan yang paling dulu terkena dampaknya.
Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita menyebutkan saluran cerna mempengaruhi hingga 80 persen sistem daya tahan tubuh karena saluran pencernaan terdiri dari jaringan mukosa yang sangat luas. Jika ada benda asing yang berefek negatif pada tubuh masuk melalui saluran cerna, maka bisa menyebabkan penyakit.

"Di saluran cerna terdapat mikroorganisme yang baik dan jahat berkembang biak secara seimbang, yaitu jumlah mikroorganisme baik yang ada cukup banyak untuk menekan perkembangbiakan mikroorganisme jahat. Bakteri baik berfungsi membantu kelancaran sistem pencernaan dan menjaga serta meningkatkan daya tahan tubuh," ujar dr Adeline kepada detikHealth baru-baru ini.

dr Adeline menambahkan, keseimbangan bakteri baik dapat dijaga dengan mengonsumsi makanan tinggi serat yang mengandung prebiotik. Dengan kebutuhan serat yang tercukupi maka saluran cerna akan semakin lancar sehingga kesehatan tubuh akan terbebas dari berbagai ancaman penyakit. Selain penuhi kebutuhan serat, beberapa tips lain agar saluran cerna tetap lancar Dilansir dari Healthline adalah sebagai berikut:

1. Tetap Terhidrasi

Asupan cairan yang kurang adalah penyebab umum sembelit. Tingkatkan asupan cairan dengan minuman non-kafein dan makan buah serta sayuran yang memiliki kadar air tinggi seperti semangka, mentimun, seledri, melon, stroberi, dan tomat.

2. Hilangkan Stres

Stres juga berdampak negatif terhadap pencernaan dan telah dikaitkan dengan IBS (Irritable Bowel Syndrome), bisul, sembelit, hingga diare. Mengurangi stres dengan cara meditasi dan pelatihan relaksasi terbukti mengurangi risiko tersebut.

3. Olahraga Ringan

Sebuah studi pada orang sehat menunjukkan bahwa olahraga ringan seperti bersepeda dan jogging dapat meningkatkan waktu transit usus hingga 30%. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa olahraga bisa mengurangi gejala penyakit radang usus karena efek anti-inflamasi.

"Jika jumlah bakteri baik bisa mengalahkan populasi bakteri jahat, maka saluran cerna akan aman dan sehat. Namun, bila jumlah mikroorganisme jahat lebih mendominasi, maka berbagai gangguan kesehatan akan muncul," sambung dr Adeline.

Lakukan aktivitas-aktivitas tersebut agar kesehatan saluran cerna terjaga. Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi Nutrive FiberShot yang mengandung serat 5gr yang diformulasikan mengandung 16 sari/ekstrak buah dan sayur serta rendah gula 8gr, maka Nutrive FiberShot aman digunakan pada anak di atas 1 tahun.

Menurut Angka Kecukupan Gizi yang ditetapkan oleh Kemenkes RI no 75 tahun 2013, jumlah kebutuhan serat anak dimulai pada saat usia: 6 bulan ke atas (1-3 tahun): 16 gr sehari, 4-6 tahun: 22 gr sehari, 7-10 tahun 26 gr sehari. Nutrive FiberShot juga hadir dengan kemasan praktis dan siap dibawa ke mana saja dan dikonsumsi kapan saja.
http://nonton08.com/the-teachers-diary/