Selasa, 02 Juni 2020

Update Corona di Indonesia 1 Juni: 26.940 Positif, 7.637 Sembuh, 1.641 Meninggal

Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Hingga Senin (1/6/2020), akumulasi kasus positif telah mencapai 26.940 orang.
Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh telah mencapai 7.637 dan yang meninggal menjadi 1.641.

Berikut ini detail perkembangan kasus virus Corona di Indonesia pada Senin (1/6/2020):

1. Jumlah kasus positif bertambah 467 menjadi 26.940.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 329 menjadi 7.637.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 28 menjadi 1.641.

Data tersebut merupakan akumulasi yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB hari ini.

Sebelumnya pada Minggu (31/5/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 26.473, dengan 7.308 di antaranya sembuh (27,6 persen dari kasus terkonfirmasi) dan 1.613 meninggal (6,1 persen dari kasus terkonfirmasi).

Digunakan Dwi Sasono, Ini Efek yang Bisa Ditimbulkan Ganja Pada Otak

 Polisi mengungkap motif aktor Dwi Sasono menggunakan ganja. Dwi Sasono menggunakan ganja untuk mengisi kekosongan waktu di tengah pandemi COVID-19.
"Motif yang dia sampaikan ke penyidik yang pertama. Mengisi kekosongan waktu, tersangka ini susah tidur beberapa bulan. Ini dengan kegiatan COVID-19 ini dia diam di rumah. Dia memanfaatkan waktu melakukan hal yang salah," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polres Jakarta Selatan, Senin (1/6/2020).

Yusri mengatakan hasil pemeriksaan awal, Dwi Sasono sudah menggunakan ganja selama satu bulan.

Dirangkum detikcom, ada beberapa efek yang bisa ditimbulkan ganja pada otak.

1. Gejala psikosis
Beberapa studi menghubungkan penggunaan ganja dengan peningkatan kejadian psikosis, istilah medis untuk kumpulan gejala hilangnya persepsi dengan dunia nyata. Contoh dari hal ini seperti halusinasi atau paranoia.

Dalam sebuah analisis yang dipublikasi di jurnal Schizophrenia Bulletin, peneliti melihat 67 ribu orang dan menemukan mereka yang rutin menggunakan ganja lebih mungkin untuk didiagnosa dengan kondisi kesehatan mental. Satu kondisi yang disebut adalah schizophrenia.

"Secara garis besar, bukti dari studi-studi epidemiologi memberikan bukti kuat yang memperingatkan sebagai pesan kesehatan publik bahwa ganja bisa meningkatkan risiko untuk gangguan psikotik," tulis laporan peneliti dalam jurnal Biological Psychiatry tahun 2016.

2. Mempengaruhi IQ
Studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal JAMA Internal Medicine mengatakan kebiasaan menghisap ganja saat remaja membuat otak melemah di hari tua. Akibatnya, kemampuan mengingat dan kecepatan berpikir otak semakin menurun.

"Studi dilakukan kepada semua kalangan, pria dan wanita, kulit hitam dan putih, pendidikan tinggi dan rendah. Hasilnya sama, penggunaan ganja saat remaja akan berdampak pada otak di kalau tua," tutur Dr Reto Auer yang melakukan penelitian, dikutip dari CNN.

Studi lain di Selandia Baru menunjukkan hal yang sama. Mereka yang menggunakan ganja mengalami penurunan IQ (Intelligence quotient) secara signifikan. Bahkan penggunaan ganja juga berpengaruh terhadap prestasi sekolah.

Hasil studi menemukan mereka yang menggunakan ganja sebelum berumur 17 tahun memiliki risiko 60 persen tidak menyelesaikan pendidikan. Selain itu, mereka juga 7 kali lebih berisiko melakukan bunuh diri dan 8 kali lebih berisiko menggunakan obat terlarang lain di kemudian hari.

3. Perubahan volume otak
Menggunakan ganja dalam jangka panjang kemungkinan dapat mengubah volume otak seperti disebut dalam studi tahun 2014 di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Setidaknya pada 48 orang dewasa yang menggunakan ganja tiga kali dalam sehari selama sembilan tahun, otak mereka punya volume massa abu-abu (gray matter) yang lebih sedikit.

4. Pengaruhi sistem reward otak
Sistem reward otak adalah bagian yang mengatur respon rasa senang, puas, dan keinginan seseorang terhadap sesuatu. Sebagai contoh misalnya rasa senang mengkonsumsi coklat, mendapat pujian, dan masih banyak lagi.

Ganja dalam hal ini dilihat oleh studi memengaruhi sistem reward otak cukup besar. Hasil pemindaian otak pada partisipan yang telah menggunakan ganja selama rata-rata 12 tahun menunjukkan aktivitas sistem yang lebih besar dibandingkan dengan orang lain umumnya ketika melihat hal yang berhubungan dengan ganja.

"Studi ini menunjukkan bahwa ganja mempengaruhi sistem reward alami otak dan membuatnya sebagai hal yang sangat penting untuk pengguna berat," kata dr Francesca Filbey dalam laporannya di jurnal Human Brain Mapping 2016.
https://nonton08.com/cast/sarah-sayuri-hare/

15 Wilayah Indonesia Laporkan Nol Kasus Corona pada 1 Juni, Ini Daftarnya

 Indonesia kembali mencatatkan penambahan kasus virus Corona COVID-19. Ada wilayah yang melaporkan banyak kasus baru, ada juga yang sama sekali tidak ada kasus.
Hingga Senin (1/6/2020) setidaknya sudah ada 26.940 kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi. Dari jumlah tersebut 7.308 orang sembuh sementara 1.613 lainnya meninggal dunia.

Berikut wilayah yang melaporkan tidak adanya penambahan kasus baru pada 1 Juni.

1. Aceh

2. Bangka Belitung

3. Bengkulu

4. Jambi

5. Kalimantan Utara

6. Kepulauan Riau

7. Sumatera Barat

8. Sulawesi Utara

9. Sulawesi Tenggara

10. Sulawesi Tengah

11. Riau

12. Maluku

13. Papua Barat

14. Sulawesi Barat

15. Gorontalo

Sedangkan wilayah di Indonesia yang melaporkan peningkatan jumlah kasus terbanyak:

1. DKI Jakarta = 137 kasus

2. Jawa Timur = 65 kasus

3. Papua = 50 kasus

4. Sulawesi Selatan = 45 kasus

5. Jawa Barat = 34 kasus

6. Kalimantan Selatan = 29 kasus

7. Bali = 17 kasus

8. Nusa Tenggara Barat = 16 kasus

9. Sumatera Selatan = 13 kasus

10. Jawa Tengah = 14 kasus

Update Corona di Indonesia 1 Juni: 26.940 Positif, 7.637 Sembuh, 1.641 Meninggal

Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Hingga Senin (1/6/2020), akumulasi kasus positif telah mencapai 26.940 orang.
Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh telah mencapai 7.637 dan yang meninggal menjadi 1.641.

Berikut ini detail perkembangan kasus virus Corona di Indonesia pada Senin (1/6/2020):

1. Jumlah kasus positif bertambah 467 menjadi 26.940.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 329 menjadi 7.637.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 28 menjadi 1.641.

Data tersebut merupakan akumulasi yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB hari ini.

Sebelumnya pada Minggu (31/5/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 26.473, dengan 7.308 di antaranya sembuh (27,6 persen dari kasus terkonfirmasi) dan 1.613 meninggal (6,1 persen dari kasus terkonfirmasi).

Digunakan Dwi Sasono, Ini Efek yang Bisa Ditimbulkan Ganja Pada Otak

 Polisi mengungkap motif aktor Dwi Sasono menggunakan ganja. Dwi Sasono menggunakan ganja untuk mengisi kekosongan waktu di tengah pandemi COVID-19.
"Motif yang dia sampaikan ke penyidik yang pertama. Mengisi kekosongan waktu, tersangka ini susah tidur beberapa bulan. Ini dengan kegiatan COVID-19 ini dia diam di rumah. Dia memanfaatkan waktu melakukan hal yang salah," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polres Jakarta Selatan, Senin (1/6/2020).

Yusri mengatakan hasil pemeriksaan awal, Dwi Sasono sudah menggunakan ganja selama satu bulan.

Dirangkum detikcom, ada beberapa efek yang bisa ditimbulkan ganja pada otak.

1. Gejala psikosis
Beberapa studi menghubungkan penggunaan ganja dengan peningkatan kejadian psikosis, istilah medis untuk kumpulan gejala hilangnya persepsi dengan dunia nyata. Contoh dari hal ini seperti halusinasi atau paranoia.

Dalam sebuah analisis yang dipublikasi di jurnal Schizophrenia Bulletin, peneliti melihat 67 ribu orang dan menemukan mereka yang rutin menggunakan ganja lebih mungkin untuk didiagnosa dengan kondisi kesehatan mental. Satu kondisi yang disebut adalah schizophrenia.

"Secara garis besar, bukti dari studi-studi epidemiologi memberikan bukti kuat yang memperingatkan sebagai pesan kesehatan publik bahwa ganja bisa meningkatkan risiko untuk gangguan psikotik," tulis laporan peneliti dalam jurnal Biological Psychiatry tahun 2016.
https://nonton08.com/cast/dinda-kanyadewi/