Kamis, 04 Juni 2020

WHO Sebut Virus Corona Tidak Bermutasi Namun Bukan Berarti Tak Berbahaya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Corona tidak bermutasi menjadi lebih berbahaya. Para ilmuwan di seluruh dunia yang mempelajari virus tersebut belum menemukan virus Corona bermutasi dengan cara yang bisa menimbulkan ancaman baru.
"Ada perubahan yang normal pada virus ini yang bisa diprediksi dari waktu ke waktu," kata ahli epidemiologi dan penyakit infeksi WHO, Dr Maria Van Kerkhove, merujuk pada RNA virus seperti flu bermutasi. "Sejauh ini belum ada perubahan yang mengindikasikan bahwa virus itu berubah kemampuannya untuk menularakan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," lanjutnya.

Namun pandemi COVID-19 terus menghancurkan dunia, dengan wabah yang saat ini menginfeksi negara dengan kemampuan penanganan yang rendah seperti Meksiko dan Brasil. Van Kerkhove mengatakan relaksasi lockdown masih menimbulkan ancaman yang signifikan dan memperingatkan pandemi masih jauh dari selesai.

"Orang menjadi lelah. Sangat sulit mempertahankan semua langkah (pencegahan) ini dan kita harus tetap kuat dan waspada, melibatkan pemerintah dan orang-orang harus mengikuti aturan lockdown," jelasnya.

Saat ini, menurutnya, yang membuat virus Corona tampak lebih 'ganas dan mematikan' adalah tindakan pencegahan seperti lockdown mulai tak diberlakukan. Orang-orang mulai tak peduli dan tak menanggapi aturan jarak sosial hingga berkumpul di tempat ramai membuat penyebaran virus Corona makin besar sehingga jumlah penularan masih tinggi.

Brasil Jadi Negara Pertama Penerima Vaksin Corona yang Dikembangkan Inggris

Dua ribu warga Brasil akan berpartisipasi dalam uji coba vaksin COVID-19 yang dikembangkan Universitas Oxford, Inggris, bekerja sama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca. Pada Selasa (3/6/2020) Kementerian Kesehatan Brasil menyetujui penelitian yang akan memvaksinasi 1.000 orang di Sao Paulo dan 1.000 lebih partisipan di Rio de Janeiro.

Brasil menjadi negara pertama yang menerima vaksin yang dikembangkan Inggris. Hal ini dilakukan mengingat Brasil memiliki peningkatan kasus infeksi dan kematian yang tinggi.

Bahkan pada Selasa (3/6/2020), korban tewas akibat virus Corona yang dilaporkan mencapai 1.262 dalam 24 jam. Kota-kota terbesar di Brasil telah mulai melonggarkan aturan isolasi sosial yang diberlakukan sejak pertengahan Maret.

"Yang terpenting adalah melaksanakan penelitian ini ketika kurva epidemiologis masih meningkat dan hasilnya mungkin lebih tegas," tulis peneliti utama di Brasil dan peneliti di Universitas Federal São Paulo Lily Yin Weckx, dikutip dari CNN International.

Disebutkan bahwa negara-negara lain juga akan berpartisipasi dalam studi tersebut dan pendaftaran resmi untuk vaksin diharapkan akan dilakukan di akhir tahun 2020.

Brasil saat ini adalah negara dengan jumlah kasus Corona tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, dan tingkat infeksi yang terus meningkat.

Disarankan Ilmuwan Harvard, Pakai Masker Saat Bercinta Bakal Jadi New Normal

 Menggunakan masker sebagai bagian dari new normal sudah mulai menjadi kebiasaan. Kini, para ilmuwan juga menganjurkan hal itu untuk mencegah penularan virus Corona COVID-19 saat bercinta.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Harvard University memetakan risiko penularan virus Corona COVID-19. Dalam salah satu kondisi yang diteliti, dianjurkan untuk menggunakan masker dan membersihkan diri dengan sabun atau alkohol.

Anjuran yang dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine ii berlaku pada skenario paling berisiko, yakni berhubungan seks dengan pasangan yang tidak bersama-sama saat karantina. Dianjurkan juga untuk menghindari ciuman dan variasi seks berisiko yang memungkinkan kontak fecal-oral dan urine.

Meski lebih rendah, risiko penularan juga bisa terjadi pada pasangan yang bersama-sama menjalani karantina. Ketika salah satu pasangan keluar rumah lalu terpapar virus, risiko penularan masih bisa terjadi sekalipun tidak bergejala.

Abstinence atau tidak berhubungan seks sama sekali dikatakan punya risiko penularan yang paling rendah. Namun disebutkan, hal tersebut mungkin sulit dilakukan bagi banyak orang.
http://indomovie28.com/a-suspicious-lady-2/

Pemerintah Rogoh Rp 677 T Buat Pulihkan Ekonomi dari Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 677,2 triliun hingga akhir 2020. Besaran angka itu juga sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet paripurna.
Dengan disetujui anggaran tersebut, Sri Mulyani bilang pemerintah akan merevisi Perpres Nomor 54 Tahun 2020 yang sudah diterbitkan dan dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Karena dalam Perpres awal lebih fokus pada krisis bidang kesehatan dan bansos kepada masyarakat, serta bagian ketiga mengenai ekonomi dan keuangan serta pemulihannya akan tertuang dalam revisi perpres ini," kata Sri Mulyani dalam video conference, Jakarta, Rabu (3/6/2020).

Anggaran PEN kali ini juga lebih besar dibandingkan yang tertuang pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020, yaitu sekitar Rp 641,17 triliun. Dalam program PEN, Sri Mulyani mengatakan ada empat modalitas berbentuk belanja dalam menanggulangi dampak COVID-19 terhadap ekonomi.

Modalitas pertama berbentuk penanaman modal negara (PMN) kepada 12 BUMN, penempatan dana pemerintah di perbankan, investasi pemerintah, serta penjaminan pemerintah.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku, anggaran PEN yang mencapai Rp 677,2 triliun ditujukan kepada sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun. Dana tersebut untuk insentif tenaga medis, santunan kematian, dan bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (JKN), serta pembiayaan gugus tugas.

Kedua, untuk perlindungan sosial alias bansos sebesar Rp 203,9 triliun. Anggaran tersebut mencakup untuk program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, diskon listrik, bansos tunai non-Jabodetabek, bansos sembako Jabodetabek, BLT Dana Desa, dan Kartu Pra Kerja. Pemberian bansos ini ada yang diperpanjang hingga Desember 2020.

Ketiga, dukungan kepada UMKM sebesar Rp 123,46 triliun. Sri Mulyani bilang dukungan di sini dalam bentuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi, dan mendukung modal kerja bagi UMKM yang pinjamannya di bawah Rp 10 miliar.

Keempat, dukungan kepada dunia usaha sebesar Rp 120,61 triliun. Dukungan disini bentuknya insentif perpajakan. Kelima, dukungan bidang pembiayaan dan korporasi sebesar Rp 44,57 triliun. Pada bagian ini pemerintah memberikan PMN, penalangan kredit modal kerja untuk non UMKM, padat karya yang pinjamannya dari Rp 10 miliar hingga 1 triliun.

Sedangkan yang keenam, sebesar Rp 97,11 triliun yang dimanfaatkan sebagai dukungan untuk sektoral maupun kementerian/lembaga (K/L), serta pemerintah daerah dalam menanggulangi COVID-19.

WHO Sebut Virus Corona Tidak Bermutasi Namun Bukan Berarti Tak Berbahaya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Corona tidak bermutasi menjadi lebih berbahaya. Para ilmuwan di seluruh dunia yang mempelajari virus tersebut belum menemukan virus Corona bermutasi dengan cara yang bisa menimbulkan ancaman baru.
"Ada perubahan yang normal pada virus ini yang bisa diprediksi dari waktu ke waktu," kata ahli epidemiologi dan penyakit infeksi WHO, Dr Maria Van Kerkhove, merujuk pada RNA virus seperti flu bermutasi. "Sejauh ini belum ada perubahan yang mengindikasikan bahwa virus itu berubah kemampuannya untuk menularakan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," lanjutnya.

Namun pandemi COVID-19 terus menghancurkan dunia, dengan wabah yang saat ini menginfeksi negara dengan kemampuan penanganan yang rendah seperti Meksiko dan Brasil. Van Kerkhove mengatakan relaksasi lockdown masih menimbulkan ancaman yang signifikan dan memperingatkan pandemi masih jauh dari selesai.

"Orang menjadi lelah. Sangat sulit mempertahankan semua langkah (pencegahan) ini dan kita harus tetap kuat dan waspada, melibatkan pemerintah dan orang-orang harus mengikuti aturan lockdown," jelasnya.

Saat ini, menurutnya, yang membuat virus Corona tampak lebih 'ganas dan mematikan' adalah tindakan pencegahan seperti lockdown mulai tak diberlakukan. Orang-orang mulai tak peduli dan tak menanggapi aturan jarak sosial hingga berkumpul di tempat ramai membuat penyebaran virus Corona makin besar sehingga jumlah penularan masih tinggi.
http://indomovie28.com/seisokurokaminotuma-2/