Kamis, 04 Juni 2020

Disarankan Ilmuwan Harvard, Pakai Masker Saat Bercinta Bakal Jadi New Normal

 Menggunakan masker sebagai bagian dari new normal sudah mulai menjadi kebiasaan. Kini, para ilmuwan juga menganjurkan hal itu untuk mencegah penularan virus Corona COVID-19 saat bercinta.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Harvard University memetakan risiko penularan virus Corona COVID-19. Dalam salah satu kondisi yang diteliti, dianjurkan untuk menggunakan masker dan membersihkan diri dengan sabun atau alkohol.

Anjuran yang dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine ii berlaku pada skenario paling berisiko, yakni berhubungan seks dengan pasangan yang tidak bersama-sama saat karantina. Dianjurkan juga untuk menghindari ciuman dan variasi seks berisiko yang memungkinkan kontak fecal-oral dan urine.

Meski lebih rendah, risiko penularan juga bisa terjadi pada pasangan yang bersama-sama menjalani karantina. Ketika salah satu pasangan keluar rumah lalu terpapar virus, risiko penularan masih bisa terjadi sekalipun tidak bergejala.

Abstinence atau tidak berhubungan seks sama sekali dikatakan punya risiko penularan yang paling rendah. Namun disebutkan, hal tersebut mungkin sulit dilakukan bagi banyak orang.

Disebut Ampuh Obati Pasien Corona, Korsel Setujui Penggunaan Remdesivir

Pada Rabu (3/6/2020), Korea Selatan (Korsel) mengizinkan penggunaan darurat obat remdesivir untuk pengobatan pasien Corona.

Mengutip dari CNA, remdesivir yang digunakan adalah hasil produksi dari Gilead Sciences, yang sebelumnya telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) sebagai obat darurat untuk penanganan pasien Corona.

"Remdesivir membantu mengurangi jumlah virus Corona dalam tubuh pasien," kata Kementerian Keamanan Pangan Korsel.

"Ini bisa membuat kondisi pasien pulih lebih cepat," lanjutnya.

Di bawah pedoman yang dikeluarkan pemerintah Korsel, dokter dapat memberikan satu dosis remdesivir dalam sehari, dengan lima dosis untuk pasien dengan gejala sedang, dan sepuluh dosis untuk pasien dengan gejala berat.

Namun, tak semua pasien bisa diberikan remdesivir. Sebelum diberikan obat tersebut, pasien harus menjalani tes fungsi hati terlebih dahulu. Sebab, penggunaan remdesivir dapat memberikan efek samping berupa peningkatan kadar enzim dalam hati.

Repotnya Melahirkan di Tengah Pandemi Virus Corona

Ibu hamil disebut jadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus Corona. Meski para ahli masih mempelajari bagaimana COVID-19 rentan pada ibu hamil, mereka percaya perubahan sistem imun yang terjadi pada kehamilan dapat membuat ibu hamil mudah terserang virus Corona dan mengembangkan kondisi yang serius.
Usia kandungan Anggi (26) saat ini sudah memasuki 9 bulan. Persiapan lahiran pun dirasa sudah sangat matang namun kekhawatiran akan penularan Corona membuatnya harus lebih ekstra dalam memperhatikan kondisi kesehatannya demi keselamatan dirinya juga janin.

"Dari yang aku baca itu ibu hamil rentan kena virus Corona jadinya takut. Belum banyak juga kan penelitan ibu hamil yang kena Corona," kata Anggi saat berbicang dengan detikcom, Rabu (3/6/2020).

Melahirkan di tengah pandemi Corona juga tak mudah. Bagi Anggi, sekadar kontrol ke rumah sakit pun membuatnya sangat khawatir. Apalagi rumah sakit disebut salah satu tempat rentan tertular COVID-19.

"Makanya aku pilih RS khusus ibu dan anak jadi menurutku lebih aman karena nggak campur sama pasien umum. Kalau kontrol juga pilih hari yang nggak ramai, nggak weekend," terangnya.

Belum lagi saat lahiran nanti, ia tak bisa didampingi oleh suami. Beberapa rumah sakit memang membuat kebijakan bahwa tak boleh ada pendamping saat melakukan proses persalinan.

Soal biaya pun menjadi sedikit kendala baginya. Di tengah pandemi Corona, ibu hamil disarankan melakukan rapid test secara berkala. Tak hanya memikirkan soal biaya bersalin, Anggi juga harus membeli masker sekali pakai dan face shield tambahan untuk bayinya.

"Kemarin sih aku tes rapid. Kalau swab masih belum tau diharusin apa nggak soalnya swab mahal banget, Rp 3 juta dan itu sangat memberatkan sih. Terus biaya persalinan kalo normal Rp 12-18 juta kalo caesar Rp 20-30 juta," tuturnya.
http://indomovie28.com/knocked-down/

Brasil Jadi Negara Pertama Penerima Vaksin Corona yang Dikembangkan Inggris

Dua ribu warga Brasil akan berpartisipasi dalam uji coba vaksin COVID-19 yang dikembangkan Universitas Oxford, Inggris, bekerja sama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca. Pada Selasa (3/6/2020) Kementerian Kesehatan Brasil menyetujui penelitian yang akan memvaksinasi 1.000 orang di Sao Paulo dan 1.000 lebih partisipan di Rio de Janeiro.

Brasil menjadi negara pertama yang menerima vaksin yang dikembangkan Inggris. Hal ini dilakukan mengingat Brasil memiliki peningkatan kasus infeksi dan kematian yang tinggi.

Bahkan pada Selasa (3/6/2020), korban tewas akibat virus Corona yang dilaporkan mencapai 1.262 dalam 24 jam. Kota-kota terbesar di Brasil telah mulai melonggarkan aturan isolasi sosial yang diberlakukan sejak pertengahan Maret.

"Yang terpenting adalah melaksanakan penelitian ini ketika kurva epidemiologis masih meningkat dan hasilnya mungkin lebih tegas," tulis peneliti utama di Brasil dan peneliti di Universitas Federal São Paulo Lily Yin Weckx, dikutip dari CNN International.

Disebutkan bahwa negara-negara lain juga akan berpartisipasi dalam studi tersebut dan pendaftaran resmi untuk vaksin diharapkan akan dilakukan di akhir tahun 2020.

Brasil saat ini adalah negara dengan jumlah kasus Corona tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, dan tingkat infeksi yang terus meningkat.

Disarankan Ilmuwan Harvard, Pakai Masker Saat Bercinta Bakal Jadi New Normal

 Menggunakan masker sebagai bagian dari new normal sudah mulai menjadi kebiasaan. Kini, para ilmuwan juga menganjurkan hal itu untuk mencegah penularan virus Corona COVID-19 saat bercinta.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Harvard University memetakan risiko penularan virus Corona COVID-19. Dalam salah satu kondisi yang diteliti, dianjurkan untuk menggunakan masker dan membersihkan diri dengan sabun atau alkohol.

Anjuran yang dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine ii berlaku pada skenario paling berisiko, yakni berhubungan seks dengan pasangan yang tidak bersama-sama saat karantina. Dianjurkan juga untuk menghindari ciuman dan variasi seks berisiko yang memungkinkan kontak fecal-oral dan urine.

Meski lebih rendah, risiko penularan juga bisa terjadi pada pasangan yang bersama-sama menjalani karantina. Ketika salah satu pasangan keluar rumah lalu terpapar virus, risiko penularan masih bisa terjadi sekalipun tidak bergejala.

Abstinence atau tidak berhubungan seks sama sekali dikatakan punya risiko penularan yang paling rendah. Namun disebutkan, hal tersebut mungkin sulit dilakukan bagi banyak orang.

Disebut Ampuh Obati Pasien Corona, Korsel Setujui Penggunaan Remdesivir

Pada Rabu (3/6/2020), Korea Selatan (Korsel) mengizinkan penggunaan darurat obat remdesivir untuk pengobatan pasien Corona.

Mengutip dari CNA, remdesivir yang digunakan adalah hasil produksi dari Gilead Sciences, yang sebelumnya telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) sebagai obat darurat untuk penanganan pasien Corona.

"Remdesivir membantu mengurangi jumlah virus Corona dalam tubuh pasien," kata Kementerian Keamanan Pangan Korsel.

"Ini bisa membuat kondisi pasien pulih lebih cepat," lanjutnya.

Di bawah pedoman yang dikeluarkan pemerintah Korsel, dokter dapat memberikan satu dosis remdesivir dalam sehari, dengan lima dosis untuk pasien dengan gejala sedang, dan sepuluh dosis untuk pasien dengan gejala berat.

Namun, tak semua pasien bisa diberikan remdesivir. Sebelum diberikan obat tersebut, pasien harus menjalani tes fungsi hati terlebih dahulu. Sebab, penggunaan remdesivir dapat memberikan efek samping berupa peningkatan kadar enzim dalam hati.
http://indomovie28.com/gretel-hansel/