Sabtu, 06 Juni 2020

Daftar Rincian Dana Rp 152 T Buat BUMN

 Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga memberikan rincian penggunaan anggaran yang diberikan pemerintah kepada BUMN sebesar Rp 152,15 triliun. Ketiganya yakni pembayaran utang atau kompensasi, penyertaan modal negara (PMN), dan dana talangan.
"Jadi ada tiga mekanisme yang diberikan kepada BUMN. Satu utang, lalu PMN artinya modal langsung yang dikasih pemerintah, dan ketiga lebih kepada jaminan saja. Jadi BUMN ini harus mencari utangan dan pemerintah menjadi penjaminnya," kata Arya melalui telekonferensi, Jumat (5/6/2020).

Berikut rinciannya:

1. Mekanisme PMN

PMN tahun 2020 yang diberikan kepada perusahaan pelat merah sebesar Rp 25,27 triliun. Penyertaan modal itu diberikan kepada empat BUMN, pertama PT Hutama Karya yang mendapatkan tambahan PMN Rp7,5 triliun dari sebelumnya Rp 3,5 triliun, sehingga total Rp11 triliun.

"Hutama Karya itu terima tambahan Rp 7,5 triliun untuk bangun tol Trans Sumatera, jadi dananya betul-betul dipakai untuk bangun jalan tol Trans Sumatera," kata Arya melalui telekonferensi, Jumat (5/6/2020).

Kedua, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) mendapat PMN sebesar Rp 6 triliun untuk program penjaminan kredit modal kerja darurat. "BPUI ini penjamin KUR dan UMKM karena kita tahu bahwa ini anggaran yang harus dijaga untuk menjamin KUR dan UMKM. Nah ini sebesar Rp 6 triliun," ucapnya.

Ketiga, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan mendapat tambahan PMN dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2,5 triliun. Tujuannya untuk penyaluran pembiayaan ultra mikro (UMi) dan kredit mekaar dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta.

Keempat, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mendapatkan dukungan PMN sebesar Rp 500 miliar untuk pengembangan Mandalika.

"Pemerintah nggak mau berhenti untuk kesiapan pengembangan Mandalika di Lombok diberikan sebesar Rp 500 miliar. Jadi ini anggaran yang diterima melalui APBN langsung kepada empat BUMN dan programnya jelas semua untuk apa saja," tegasnya.

2. Dana Talangan

Dana talangan ini merupakan bentuk jaminan dari pemerintah kepada BUMN agar perusahaan bisa melakukan penjaminan kredit pinjam uang kepada pihak lain. Total bantuan dana talangannya sebesar Rp 19,65 triliun

Terdapat lima BUMN yang mendapatkan dana talangan yakni PT Garuda Indonesia Rp 8,5 triliun, PT KAI Rp 3,5 triliun, Perumnas Rp 65 miliar, Krakatau Steel Rp 3 triliun, dan PT Perkebunan Nusantara (PN) Rp 4 triliun.

"Jadi itu bukan uang cash APBN yang dipakai untuk langsung kepada BUMN tersebut. Tapi pinjaman dari pemerintah kepada Garuda, KAI, Perumnas, PT PN, Krakatau Steel. Dia harus mengembalikan lagi apakah nanti dia lewat SMI, perbankan dan sebagainya," jelasnya.

Arya buka-bukaan soal total utang pemerintah ke perusahaan pelat merah. Dia menyebut utang pemerintah ke BUMN mencapai Rp 108,48 triliun.

"Jadi pemerintah punya utang kepada BUMN. Totalnya sebesar Rp 108,48 triliun," kata Arya melalui telekonferensi, Jumat (5/6/2020).

Soal pemerintah yang memberikan dana sebesar Rp 152,15 triliun dinilai sudah sewajarnya karena sebagian memang hak BUMN.

"Jadi kalau ada yang bilang Pertamina dapat uang, iya uangnya adalah utang pemerintah. Yang dikatakan kemarin Rp 152 triliun itu ya untuk bayar utangnya pemerintah kepada BUMN. Dari total itu memang haknya BUMN karena (pemerintah) utang," ucapnya.

Lebih rinci, utang pemerintah harus dibayar kepada PT PLN (Persero) sebesar Rp 48,46 triliun, ke PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 40 triliun, ke BUMN Karya sebesar Rp 12,16 triliun, ke PT KAI (Persero) Rp 30 miliar, ke PT Pupuk Indonesia Rp 6 triliun, ke PT Kimia Farma Rp 1 triliun, dan ke Perum Bulog Rp 56 miliar.

Arya mengungkap bahwa pencairan utang pemerintah kepada perusahaan pelat merah masih dalam proses. Pihaknya belum bisa memastikan kapan pencairan ini mulai dilakukan.

"(Masih) proses. Bentuknya bagaimana, berapa persen selama utang diberikan itu masih di proses," kata Arya melalui telekonferensi, Jumat (5/6/2020).

Tak hanya utang, Arya juga belum bisa memastikan kapan proses penyertaan modal negara (PMN) dan dana talangan yang semua totalnya Rp 152,15 triliun dapat diberikan kepada BUMN. Menurutnya, semua masih dalam proses tahapan yang sedang dilakukan pemerintah.

"PMN akan ditunggu, dana talangan juga lagi dinegosiasi dengan pihak ketiga berapa lama berutang dan berapa bunganya," ucapnya.
http://indomovie28.com/one-fine-day-2/

Sederet 'obat kuat' yang Bikin Rupiah Perkasa Lagi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat terus mengalami penguatan. Hingga akhir pekan ini dolar AS bertengger di posisi Rp 13.000an.
Ada sejumlah faktor yang disebut membuat mata uang Garuda menguat. Misalnya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yang direspon positif oleh pasar. Apa lagi faktornya?

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan penguatan yang terjadi pada rupiah terhadap dolar AS ini karena pasar merespon positif kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Misalnya kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan dan regulator keuangan.

"Sejak adanya guidance policy dari BI untuk pemulihan ekonomi pasar merespon positif," kata Ryan saat dihubungi detikcom, Jumat (5/6/2020).

Dia menyebutkan 60% faktor yang membuat rupiah menguat adalah dari dalam negeri. Sedangkan sisanya 40% sentimen negatif dari Amerika Serikat (AS) sehingga membawa aliran modal asing masuk ke emerging country.

Apalagi proyeksi lembaga keuangan dunia yang menyebutkan ekonomi Indonesia kemungkinan tidak kontraksi seperti negara-negara peers Indonesia. Menurut Ryan dengan kondisi yang menggembirakan ini diharapkan momentum penjagaannya bisa tetap stabil.

"Ya momentum menuju akhir tahunnya diharapkan tidak ada yang aneh-aneh lah ya di pasar keuangan. Tapi ada catatan kritis juga apresiasi rupiah ini harus dalam koridor yang baik dan penguatannya tetap manageable," jelasnya.

Dengan penjagaan yang manageable maka volatilitas ini tidak terlalu tajam dan kondisi ini sangat membantu pelaku usaha untuk menjalankan kegiatan ekspor impor dengan rupiah yang sesuai fundamentalnya.

Berdasarkan data Reuters dolar AS tercatat melemah ke posisi Rp 13.823 dan membuat rupiah perkasa. Padahal sejak diumumkan adanya pasien positif COVID-19 di Indonesia, rupiah sempat gonjang-ganjing hingga dan dolar AS menuju ke level Rp 16.000an hingga diprediksi menyentuh Rp 17.000.

Memang, sejak ramai berita COVID-19 masuk ke Indonesia rupiah terus melemah tertekan dolar AS. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Pada 2 Maret 2020 saja nilai tukar berada di posisi Rp 14.413 per dolar AS.

Kemudian dolar AS terus meningkat ke level Rp 15.000an pada 17 Maret 2020. Hal ini dipengaruhi oleh bank sentral AS yang memangkas suku bunga acuan secara mendadak ke level 0,25% sehingga membuat greenback. Hanya dalam waktu empat hari yakni pada 20 Maret 2020 dolar AS kembali merajalela yakni memasuki level Rp 16.273.

Kemudian terus meningkat dan tertinggi di level Rp 16.741 per dolar AS pada 2 April 2020. Selanjutnya dolar AS mulai menjinak ke level Rp 15.722 pada perdagangan 13 April 2020.

Lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berangsur-angsur membaik di posisi Rp 15.009 pada 8 Mei 2020. Hari perdagangan berikutnya pada 11 Mei tercatat Rp 14.936 per dolar AS. Mata uang Garuda ini terus menguat hingga berada di posisi Rp 14.165 pada 4 Juni 2020 dan menguat di level Rp 13.000an pada 5 Juni 2020.

Mengutip data Reuters dolar AS tercatat melemah ke posisi Rp 13.823 dan membuat rupiah perkasa.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengungkapkan penguatan ini 60% terjadi karena pasar merespons positif kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
http://indomovie28.com/hitozuma-chokyo-2/