Kamis, 11 Juni 2020

Hadapi Ancaman Kembalinya Wabah Virus Ebola, WHO Harap Kerja Sama AS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap pemerintah Amerika Serikat (AS) mau bekerja sama menghadapi ancaman wabah virus Ebola yang kembali terdeteksi di Republik Kongo. WHO dan AS diketahui sempat bersitegang karena masalah penanganan pandemi Corona COVID-19.
Presiden AS Donald Trump beberapa kali memberikan kritikan keras pada WHO yang dinilai gagal memberikan panduan dalam menghadapi COVID-19 hingga akhirnya jadi pandemi. Trump mengatakan AS akan berhenti memberi dana dan keluar dari keanggotaan WHO.

Belakangan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilaporkan telah mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS, Alex Azar. Tedros mengaku pertemuan ini bukan untuk mencari donasi melainkan dukungan dalam menghadapi ancaman virus Ebola.

"Kami berdiskusi dengan sekretaris minggu lalu dan ia memastikan pada saya bahwa AS akan terus berkomitmen membantu upaya, khususnya melawan Ebola," kata Tedros seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/6/2020).

"Ini bukan tentang uang. Hubungan dengan AS jauh lebih penting," lanjutnya.

WHO mengumumkan hingga hari Senin (8/6/2020) sudah ada 12 orang di Kongo yang terinfeksi Ebola.

Ilmuwan Korsel Temukan 4 Faktor yang Memperburuk Gejala Corona, Apa Saja?

 Dokter asal Korea Selatan menemukan kondisi tertentu yang memperparah gejala virus Corona COVID-19. Hal ini disampaikan profesor penyakit dalam Yeungnam dari University Medical Center Ahn June-hong.
Penemuan ini sekaligus membantu dokter mengidentifikasi dan memprioritaskan pasien Corona yang memiliki risiko tinggi berakibat fatal. Pakar medis dan ahli epidemiologi juga ikut berusaha mencari tahu faktor yang memperburuk gejala virus Corona COVID-19.

Dalam jurnal yang diterbitkan Journal of Korean Medical Science pada 2 Juni lalu, Ahn dan dokter Korsel lainnya menemukan 4 faktor yang memperparah kondisi pasien, yaitu:

Diabetes
Tingginya suhu tubuh
Rendahnya saturasi oksigen, dan
Memiliki penyakit jantung.

"Saya yakin menggunakan faktor-faktor prognostik yang memperparah kondisi pasien virus Corona COVID-19 akan memberikan dokter kesempatan untuk melakukan perawatan terbaik pada pasien risiko tinggi sejak awal dirawat," kata Ahn, dikutip dari Reuters.

Para dokter mengamati 110 pasien virus Corona di rumah sakit Daegu, pusat wabah virus Corona di Korsel sejak 19 Februari hingga 15 April. Dalam jurnal tersebut dikatakan pasien-pasien yang jauh lebih tua cenderung memiliki diabetes dan saturasi oksigen yang rendah.

Professor Ahn mengatakan pasien virus Corona yang memiliki setidaknya tiga dari empat faktor prognostik itu mengalami gejala yang parah. Hingga Kamis (11/6/2020) Korsel sendiri sudah melaporkan 45 kasus baru, sehingga total kasus infeksi Corona di Negeri Ginseng menjadi 11.947 kasus.

10 Obat Sariawan Alami yang Ampuh untuk Dewasa dan Anak

Sariawan atau kandidiasis oral adalah infeksi jamur pada mulut. Ini terjadi karena adanya penumpukan jamur Candida Albicans di lapisan mulut. Sariawan bisa terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak.
Penyebab sariawan yang umum adalah saat daya tahan tubuh melemah, kekurangan vitamin B12 dan asam folat serta adanya infeksi bakteri atau jenis virus tertentu. Dalam beberapa kasus, trauma jaringan lunak mulut dapat menyebabkan sariawan.

Meskipun sariawan tidaklah berbahaya. Namun keberadaannya membuat kita merasa kurang nyaman terutama saat makan dan berbicara. Cobalah obat sariawan yang ampuh alami untuk mengatasinya seperti yang dilansir dalam Healthline:
1. Air Garam

Garam memiliki sifat antiseptik, pembersih dan menenangkan. Ini membuatnya menjadi obat rumahan alami yang dapat mengatasi masalah mulut. Pengobatan sariawan dengan air garam bisa dilakukan dengan membilas mulut dengan air garam dan membantu meringankan gejala sariawan oral.

Caranya adalah larutkan 1/2 sendok teh garam dalam 1 gelas air hangat. Kumurlah larutan ke seluruh mulut dan keluarkan larutan garam.

2. Baking Soda

Membilas mulut dengan campuran sedikit baking soda dapat membantu mengobati kandidiasis mulut.

Dalam sebuah penelitian tahun 2009, para peneliti melihat efektivitas natrium bikarbonat sebagai desinfektan Candida Albicans yang melekat pada resin akrilik. Tes ini dimaksud untuk mensimulasikan desinfektan gigi palsu harian.

Sehingga para peneliti menyimpulkan bahwa meskipun bukan bentuk desinfektan yang paling efektif tetapi baking soda bisa jadi alternatif obat sariawan.

Caranya adalah larutkan 1/2 sendok teh ke dalam 1 gelas air hangat. Berkumurlah ke seluruh bagian mulut dan keluarkan.
https://cinemamovie28.com/gintama-shirogane-no-tamashii-hen-episode-2/

Virus Corona Bisa Menular Lewat Mata, Apa Saja Gejalanya?

Penularan virus Corona bisa terjadi dari melalui berbagai cara, bisa dari droplet, udara, sampai melalui mata. Hal ini sedang dicemaskan para ahli dan mulai menyarankan orang-orang untuk menggunakan masker serta pelindung mata.
Tapi, apa saja gejalanya?

Ilmuwan China mengklaim bahwa salah satu tanda virus Corona menular melalui mata adalah mata yang berair. Hal ini mereka temukan di bulan Februari lalu.

Dikutip dari Express, dari 12 pasien yang dianalisis terinfeksi Corona, tenaga medis mengungkapkan tujuh di antaranya memproduksi lebih banyak air mata daripada biasanya. Fenomena mata berair ini dalam istilah medis disebut sebagai epifora.

Kondisi ini menyebabkan mata merah, pegal, penglihatan kabur, dan bahkan rasa sakit yang tajam di mata. Tapi, mata berair ini belum tentu karena virus Corona.

Selain itu sebuah penelitian menunjukkan 30 persen pasien COVID-19 mengalami gangguan konjungtivitis atau peradangan mata. Ini bisa berarti bahwa air mata juga bisa menyebarkan infeksi, selain dari tetesan saat bersin dan batuk.

Pemimpin penelitian, Lingli Zhou dari Departemen Oftalmologi di Johns Hopkins, telah menganalisis mata 10 pasien yang meninggal karena COVID-19. Hasilnya, semua spesimen mata mengekspresikan ACE-2 yang melapisi bagian kelopak, kornea, limbus mata (perbatasan antara kornea dan putih mata).

"Hasil ini menunjukkan bahwa sel permukaan mata termasuk yang rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan bisa jadi pintu masuk virus," sebutnya.

Namun perlu dicatat bahwa jika disebabkan infeksi virus Corona, akan ada tanda atau gejala umum lain yang menyertainya, seperti demam dan batuk dalam waktu yang lama. Selain itu, gejala lain yang bisa muncul yaitu napas pendek dan kehilangan fungsi penciuman serta perasa.

Hadapi Ancaman Kembalinya Wabah Virus Ebola, WHO Harap Kerja Sama AS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap pemerintah Amerika Serikat (AS) mau bekerja sama menghadapi ancaman wabah virus Ebola yang kembali terdeteksi di Republik Kongo. WHO dan AS diketahui sempat bersitegang karena masalah penanganan pandemi Corona COVID-19.
Presiden AS Donald Trump beberapa kali memberikan kritikan keras pada WHO yang dinilai gagal memberikan panduan dalam menghadapi COVID-19 hingga akhirnya jadi pandemi. Trump mengatakan AS akan berhenti memberi dana dan keluar dari keanggotaan WHO.

Belakangan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilaporkan telah mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS, Alex Azar. Tedros mengaku pertemuan ini bukan untuk mencari donasi melainkan dukungan dalam menghadapi ancaman virus Ebola.

"Kami berdiskusi dengan sekretaris minggu lalu dan ia memastikan pada saya bahwa AS akan terus berkomitmen membantu upaya, khususnya melawan Ebola," kata Tedros seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/6/2020).

"Ini bukan tentang uang. Hubungan dengan AS jauh lebih penting," lanjutnya.

WHO mengumumkan hingga hari Senin (8/6/2020) sudah ada 12 orang di Kongo yang terinfeksi Ebola.
https://cinemamovie28.com/gintama-shirogane-no-tamashii-hen-episode-5/