Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sudah ada 227 spesimen yang diperiksa terkait kasus virus Corona COVID-19 sampai malam kemarin. Ratusan spesimen itu dikirim dari rumah sakit di sejumlah daerah.
"Sampai data tadi malam pada pukul 18.00 WIB, kita sudah menerima 227 spesimen dari 61 rumah sakit di 25 provinsi," Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes selaku juru bicara pemerintah dalam penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).
Achmad mengatakan ratusan spesimen diambil dari pasien yang berstatus dalam pengawasan. "Ini tentunya adalah kasus-kasus pasien dengan pengawasan. Ini yang kita lakukan," sambung dia.
Dia mengatakan spesimen yang diperiksa itu termasuk dua orang pasien positif Corona yang berasal dari Depok, Jawa Barat. Dari hasil pemeriksaan, ada 13 orang yang dinyatakan sebagai suspect Corona.
"Dari keseluruhan ini sudah tentu termasuk dua kasus positif yang kita laporkan sebagai kasus nomor 1 dan nomor 2, itu sudah berada di rumah sakit. Kemudian ada 13 kasus suspect, ini juga berada di rumah sakit dan dalam kondisi diisolasi. Kemudian yang lainnya negatif," ujar dia.
Sementara itu, Achmad menjelaskan kondisi dua orang pasien positif Corona stabil. Sedangkan empat orang lainnya yang diisolasi karena diduga kuat positif Corona masih mengalami sesak napas dan batuk.
"Sementara itu, empat orang yang kontak dekat dan kemudian saat ini kita isolasi kondisinya juga stabil. Beberapa di antara mereka juga masih ada yang batuk dan pilek," jelas dia.
"Ada beberapa juga yang masih suhu tubuhnya di atas 37, tepatnya 37,6 yang hari ini tadi. Artinya masih agak demam," sambung dia.
Duh! Sudah Dilem, Botol Hand Sanitizer di KRL Bogor Ini Tetap Hilang
- Hand sanitizer memang jadi 'buruan' di tengah kepanikan menghadapi virus corona COVID-19. Ada yang disediakan untuk umum, tapi tak jarang nasibnya raib entah ke mana.
Seperti dalam foto viral yang dibagikan Deddy Herlambang, seorang pengguna KRL rute Bogor baru-baru ini. Botol yang seharusnya tersedia di gerbong, tersisa hanya bantalan untuk menempelkannya ke papan.
"Di lintas Bogor, iya memang hilang diambil. Hilangnya tidak tahu kapan, tapi baru ketahuan kemarin," kata Deddy pada detikcom, Jumat (6/3/2020).
Deddy kurang tahu detail kejadiannya. Bahkan ia mengatakan petugas yang ada di KRL tersebut juga tidak mengetahuinya.
Menurut Deddy, hal ini bisa disebut masuk ke ranah kriminal, karena menjarah fasilitas publik. Meskipun sebagian kecil, tapi ia menganggap itu sebagai pidana.
"Sebenarnya tetap masuk ke ranah kriminal, karena menjarah fasilitas publik. Walaupun mengambil sebagian atau mengambil semuanya tetap pidana," jelasnya.
"Dan very poor attitude, karena fasilitas umum yang untuk kepentingan orang banyak malah dicuri," tambah Deddy.
Kata Penumpang KRL Soal Fasilitas Hand Sanitizer di Gerbong dan Stasiun
Hand sanitizer yang saat ini disediakan sebagai fasilitas umum mulai dimanfaatkan oleh masyarakat. Tak terkecuali di commuter line KRL, baik stasiun maupun di gerbong.
Sudah disediakan untuk umum, bagaimana masyarakat memanfaatkannya ya?
"Kalau di KRL baru sekali. Kalau di MRT setiap pulang (kerja)," kata Alfianti, seorang penumpang KRL, pada detikcom, Jumat (6/3/2020).
Penumpang KRL lainnya, Imey, pasti memakainya jika ia melihat langsung botol hand sanitizer tersebut. Ia melakukan untuk menjaga kebersihan tangannya saat naik transportasi umum seperti ini.
"Kalau liat, ada, ya pake. Buat apa ya, pencegahan dan jaga kebersihan diri kali ya. Apalagi kan kita nggak tau di KRL gini ada virus itu (corona) atau nggak kan," jelasnya.
Imey berpesan untuk para oknum curang di luar sana, untuk tidak egois atau mementingkan keuntungan diri saja.
"Jangan egois dong, kalau cairan ini habis diambilin sama saja mendorong negara ini mau seperti yang sana (negara pandemik)," ujarnya.