Sebanyak 14 pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dinyatakan terinfeksi positif virus Corona (COVID-19). Akibatnya, pasar tersebut akan ditutup selama 3 hari ke depan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), 573 orang dinyatakan positif dan 32 orang meninggal dunia tersebar di 110 pasar seluruh Indonesia.
"Hal ini penting karena besarnya jumlah pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 13.540 pasar, dari jumlah tersebut menampung sebanyk 12,3 juta pedagang belum termasuk pemasok barang, PKL, kuli panggul serta jejaring rantai di pasar tradisional," ujar Dimas Hermadiansyah, Ketua DPP IKAPPI Bidang Keanggotaan dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Seni (15/6/2020)
Beberapa lonjakan kasus Corona di pasar sempat terjadi di negara lain. Bahkan salah satunya menjadi awal gelombang kedua Corona, mana saja wilayah yang melaporkan kasus Corona dari kluster pasar?
1. Beijing
Pemerintah China kembali memberlakukan lockdown di Beijing, ibukota negara tersebut, setelah ditemukan banyaknya kasus baru dan memicu kekhawatiran akan gelombang kedua pandemi virus Corona.
Ketika dilakukan penelusuran, wabah bersumber dari pasar pusat makanan grosir Xinfadi yang menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dalam satu waktu. Disebutkan terdapat lebih dari 50 kasus yang terkait dengan pasar Xinfadi, Beijing.
Melihat hal tersebut, laporan dari kantor berita lokal Xinhua, pemerintah setempat langsung mengambil langkah untuk mengetes massal setiap pedagang dan menghubungi sekitar 200 ribu pengunjung pasar yang datang sejak akhir Mei.
2. Wuhan
Sebelumnya awal kemunculan kasus virus Corona COVID-19 juga dikaitkan dengan pasar basah Wuhan pada Desember 2019 lalu. Tempatnya yang lembab, risiko berdesakan dan menyentuh segala macam benda yang ada di pasar menjadikan area tersebut menjadi cukup rentan akan infeksi COVID-19.
3. India
Kluster Corona pasar juga terjadi di India. 5 Mei lalu, Bharath Gupta, seorang pengumpul distrik di India selatan mengetahui bahwa pasar Koyambedu, pasar tradisional sayuram yang luas di kota Chennai, India, ditutup sementara. Alasannya beberapa vendor dan pekerja di pasar dinyatakan positif virus Corona dan dikaitkan dengan serangkaian kasus di Chennai dan sekitarnya.
Pada 6 Mei, para pejabat diChittoor, India, mulai menguji semua orang yang telah pergi ke pasar sejak 20 April. Dilaporkan ada 43 infeksi baru Corona. Sementara itu, di seluruh wilayah TamilNadu, India, secara keseluruhan ditemukan 2.000 infeksi baru, di atas sepertiga dari kasus aktif India kala itu dikaitkan dengan pasar.
Lagi, Studi Temukan Kaitan Golongan Darah dengan Corona, Mana yang Lebih Rentan?
Tim ilmuwan Eropa mengatakan mereka telah menemukan dua variasi genetik yang menunjukkan kemungkinan siapa yang lebih cenderung
terinfeksi parah karena virus Corona COVID-19. Temuan ini juga berkaitan dengan golongan darah tertentu.
Studi yang dimuat pada Rabu, di New England Journal of Medicine, menunjukkan penjelasan mengapa beberapa orang mengalami kondisi kritis karena virus Corona. Sedangkan sebagian lainnya hanya mengeluhkan gejala ringan Corona bahkan tidak bergejala sama sekali.
Temuan mereka menyebut orang dengan golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terkena virus Corona dan memiliki kemungkinan mengalami gejala yang parah. Sementara orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terpapar Corona.
"Data genetik kami mengkonfirmasi bahwa golongan darah O memiliki risiko tertular COVID-19 lebih rendah daripada kelompok darah non-O, sedangkan golongan darah A dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi daripada golongan darah non-A," peneliti menulis dalam laporan mereka, dikutip dari CNN International, pada Kamis (18/6/2020).
Mereka menemukan orang dengan golongan darah A memiliki risiko 45 persen lebih tinggi terinfeksi Corona daripada orang dengan golongan darah lain, dan orang dengan golongan darah O hanya 65 persen lebih mungkin terinfeksi dibandingkan orang dengan golongan darah lain.
Tim internasional besar pertama-tama menerbitkan temuan mereka pada server pracetak yang tidak ditinjau oleh rekan sejawat. Laporan tersebut sekarang telah ditinjau dan diterbitkan dalam jurnal ternama.
Para peneliti, yang dipimpin oleh Andre Franke, seorang profesor kedokteran molekuler di Universitas Kiel di Jerman, mempelajari lebih dari 1.900 pasien virus Corona dengan gejala parah di Spanyol dan Italia, dan membandingkannya dengan 2.300 orang yang tidak sakit. Mereka melakukan apa yang dikenal sebagai studi asosiasi genom-lebar, menjelajahi seluruh peta genetik untuk menemukan dua variasi DNA yang lebih umum pada pasien dengan kondisi kritis.
https://kamumovie28.com/cast/darcel-danielle/