Kamis, 02 Juli 2020

Dukung UMKM, Luhut: Pejabat Harus Beli Produk Lokal!

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memaparkan cara pemerintah untuk mendorong pembelian produk UMKM. Salah satunya dengan mengoptimalkan anggaran negara.
Luhut meminta dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, dalam paket pengadaannya bisa menggunakan barang-barang UMKM.

"Kita berupaya jaga konsumsi domestik yang jadi pilar utama perekonomian, utamanya melalui produk UMKM. Pemerintah harus jadi contoh dengan optimalkan realisasi anggaran paket pengadaan pemerintah sebesar Rp 321 triliun bagi UMKM," kata Luhut dalam acara launching kampanye Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan Kemenperin di akun YouTubenya, Rabu (1/7/2020).

"Dari total Rp 738 triliun pada tahun 2020 melalui sistem belanja APBN dan LKPP," lanjutnya.

Kemudian Luhut mengajak para pejabat pusat maupun daerah untuk bisa jadi contoh masyarakat dalam membeli produk lokal. Khususnya dalam kebutuhan pribadi.

"Selain itu, setiap pejabat pusat dan daerah harus nyata menunjukkan keberpihakan dan jadi role model untuk beli produk dalam negeri untuk kebutuhan pribadinya," ungkap Luhut.

Soal kampanye Bangga Buatan Indonesia sendiri, Luhut menjelaskan bahwa gerakan ini bisa mengakselerasi putaran ekonomi dan meningkatkan keberpihakan pada produk lokal. Kampanye ini juga diharapkan mampu meningkatkan penggunaan barang produksi dalam negeri.

"Gerakan ini adalah bentuk akselerasi putaran ekonomi dan meratakan pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga untuk meningkatkan keberpihakan kita terhadap produk lokal," papar Luhut.

"Melalui gerakan ini pemerintah juga dorong peningkatan penggunaan produksi dalam negeri," katanya.

DPR Desak Bos Pertamina Cari Mitra Baru untuk Bangun Kilang

Komisi VII DPR siang ini melanjutkan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Pertamina (Persero). Rapat kali ini membahas progres pembangunan kilang yang dilakukan Pertamina.

Rapat yang baru dimulai pukul 14.00 WIB ini sebelumnya disepakati hanya berlangsung 2 jam. Hal itu mempertimbangkan protokol kesehatan dan kabar sebelumnya bahwa ada 10 orang positif COVID-19 pada pemberitahuan sebelumnya.

Rapat pun selesai pukul 16.00 WIB dan mulai membahas kesimpulan. Salah satu poin kesimpulan Komisi VII DPR RI mendesak Pertamina untuk melakukan terobosan dalam mencari mitra kerja baru untuk mendukung pembangunan proyek kilang.

Berikut 5 poin kesimpulan RDP Komisi VII dengan Pertamina hari ini:

1. Komisi VII DPR RI mendesak Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk dapat menyampaikan detil progres dan skema pembiayaan seluruh Megaproyek Kilang Minyak dan Petrokimia dan disampaikan tertulis secara berkala dan transparan kepada Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI.

2. Komisi VII DPR RI mendesak Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk melakukan langkah-langkah terobosan dalam mencari mitra kerja baru yang lebih baik untuk mendukung seluruh Megaproyek Kilang Minyak dan Petrokimia demi Ketahanan Energi Nasional.

3. Komisi VII DPR RI sepakat dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk melanjutkan Rapat Dengar Pendapat pada Masa Sidang selanjutnya untuk membahas agenda lainnya yaitu Program BBM Ramah Lingkungan, progres kegiatan pengadaan minyak melalui ISC, update Petral dan progres Digitalisasi SPBU.

4. Komisi VII DPR RI sepakat dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk menyusun roadmap pengembangn mini refinery dan melanjutkan pembangunan mini depot untuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

5. Komisi VII DPR RI meminta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk menyampaikan jawaban tertulis atas semua pertanyaan Anggota Komisi VII DPR RI dan disampaikan kepada Komisi VII DPR RI paling lambat tanggal 6 Juli 3030.
https://indomovie28.net/black-clover-episode-29-subtitle-indonesia/

Sosok Orias Petrus Moedak, Dirut Holding Tambang yang Debat Panas di DPR

Nama Orias Petrus Moedak tengah menjadi pembicaraan di sosial media. Sebab, pada rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kemarin ia sempat berdebat panas dengan anggota komisi VII DPR dari Fraksi Demokrat Muhammad Nasir. Ujungnya Nasir mengusir Direktur Utama Holding Tambang BUMN (MIND) atau PT Inalum (Persero) itu dari ruang rapat.
Perdebatan tersebut terjadi saat Nasir meminta kejelasan pelunasan utang Inalum dari penerbitan obligasi, di mana obligasi itu untuk akuisisi PT Freeport Indonesia. Terlebih, jatuh tempo obligasi tersebut paling lama 30 tahun.

"Jadi sampai 30 tahun kalau perusahaan lancar baru selesai, kalau kita mati tak selesai nih barang nanti, ganti dirut lain, lain lagi polanya. Makanya itu yang saya pertanyakan kepentingan mengalihkan Freeport sebenarnya kepentingan politik," kata Nasir di Komisi VII, Jakarta, Selasa (30/6/2020).

Lebih lanjut, Nasir mengingatkan bahwa kunci utang ialah jika pembayaran lancar, bagus. Jika tidak, barang disita. Ia juga menduga anak perusahaan di bawah holding tambang menopang utang ini. Sebab itu, ia minta data detailnya.

"Makanya saya minta data detailnya mana?" tanya Nasir.

Orias menjawab akan disampaikan. Namun, Nasir tak puas dan tak ingin kejadian ini terulang lagi. Ia menegaskan, jika itu terulang maka ia menyuruh keluar ruangan rapat.

"Kalau bapak sekali lagi gini saya suruh bapak ruangan ini," kata Nasir.

"Kalau bapak suruh keluar, izin pimpinan saya keluar," ujar Orias menimpali kata-kata Nasir itu.

Nada Nasir pun meninggi. Bahkan, ia sampai menggebrak meja dan mengatakan bahwa lebih baik Orias tidak ada di ruang rapat. Hanya saja, Orias mengatakan bahwa ia berada di sini karena undangan dari DPR.

Berikut profil Orias Petrus Moedak:

1. Alumni Unpad
Pemilik nama lengkap Orias Petrus Moedak merupakan alumni Universitas Padjajaran. Kala menempuh pendidikan di Bandung ini, ia diketahui mengambil jurusan Akuntansi. Orias juga sempat melanjutkan pendidikannya ke Galilee International Management Institute (port senior management), Coaltrans School of Coal 2017 di St Anne's College, Oxford, Inggris.

Dilihat dari profil di Linkedin miliknya, selepas lulus kuliah, Orias bekerja di sebagai Senior Auditor di Ernst & Young selama tiga tahun. Kemudian, di tahun 1994 ia pindah ke perusahaan keuangan Bahana Securities.

2. Karier
Perjalanan karier pria yang di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 26 Agustus 1967 ini semakin meningkat kala ia dipercaya menjadi CFO PT Pelabuhan Indonesia II pada 2014. Kemudian, di tahun 2016 hingga 2017 ia ditunjuk menjadi CEO PT Pelabuhan Indonesia III.

Namanya semakin dikenal pada tahun 2017 saat diangkat menjadi CFO PT Bukit Asam Tbk dan di tahun 2018 menjadi CFO OT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Belum genap satu tahun, ia dipercaya menjadi Wadirut Freeport Indonesia pada Desember 2018.

3. Diangkat Jadi Dirut Holding Tambang
Orias Petrus Moedak diangkat menjadi Direktur Utama Holding Tambang melalui Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjaatmadja pada 11 November 2019 kemarin.

Adapun, Holding Tambang atau nama lainnya adalah MIND ID membawahi lima perusahaan industri, yakni PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), dan PT Timah Tbk.