Jumat, 03 Juli 2020

Lagi-lagi Bikin Bingung: Suspek, Dicurigai, atau Dalam Pengawasan?

Kegaduhan terjadi di media sosial baru-baru ini. Dikabarkan, 136 pasien Indonesia 'dalam pengawasan' terkait virus corona COVID-19 dengan proporsi terbanyak di DKI Jakarta.
Bikin kaget? Bisa jadi, karena informasi yang beredar tidak dilengkapi keterangan bahwa 'dalam pengawasan' tidak berarti positif. Tidak ada keterangan bahwa yang dimaksud 'dalam pengawasan' tidak lain adalah suspek atau suspect dalam bahasa awam.

Dalam beberapa kesempatan, istilah 'suspek' sepertinya memang dihindari. Direktur RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Nina Susana Dewi, dalam satu kesempatan membantah kabar adanya pasien suspek virus corona tapi mengakui ada pasien yang 'dicurigai' virus corona.

"Jadi hoax kalau dibilang suspect virus corona. Masih kami observasi karena dicurigai gejalanya (virus corona). Kami juga akan mengirimkan sampel dahak (tenggorokan dan hidung) ke Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) untuk mengetahui positif atau tidaknya," tegasnya.

Belakangan, hasil tes memastikan pasien tersebut negatif virus corona. Kondisi pasien dikabarkan membaik, bahkan sudah dipulangkan.

Staf Humas RSPI Sulianti Saroso juga pernah menyampaikan keberatan terkait penggunaan istilah suspek. Istilah yang dianjurkan dan lebih tepat menurutnya adalah 'dalam pengawasan', walau artinya kurang lebih sama.

Menurut ahli penyakit tropis dan infeksi, Dr dr Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, pasien yang masuk isolasi dan menjalani serangkaian perawatan adalah suspek. Statusnya akan ditentukan positif atau negatif setelah pemeriksaan keluar.

"Itu cuma masalah bahasa saja. Jadi kalau dia menyatakan kalau ini dicurigai bukan berarti dia tidak suspek. Suspek itu kan artinya curiga, masalah bahasa yang digunakan saja tapi artinya sama, penanganannya juga sama," jelasnya, dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

Yang pasti, hingga saat ini Kementerian Kesehatan RI mengklaim belum ada satupun pasien di Indonesia yang terkonfirmasi positif virus corona COVID-19. Seratusan lebih pasien 'dalam pengawasan' adalah akumulasi suspek yang pernah diperiksa, dan sejauh ini hasilnya negatif semua.

Percaya atau tidak, itu soal lain.

5 Hoax Seputar Corona, Zona Kuning hingga 136 Pasien Dalam Pengawasan

Hoax seputar virus corona COVID-19 terus saja bermunculan. Ada yang informasinya benar-benar salah, ada juga berita yang tidak lengkap sehingga memicu salah persepsi dan kepanikan.
Sepanjang akhir pekan, sedikitnya ada 5 hoax seputar virus corona yang beredar luas di media sosial. Penjelasan masing-masing terangkum berikut ini:

1. Hoax zona kuning virus corona
"Btw ini info Corona per 28 Februari 2020. Info dari Kemenkes juga ada 6 kota zona kuning Corona: Medan, Batam, Jakarta, Surabayo, Bali, dan Manado," demikian bunyi pesan berantai yang beredar di media sosial dan grup-grup layana pesan singkat.

Kementerian Kesehatan menegaskan tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang zona kuning sebagaimana dimaksud. Sejauh ini, Kemenkes melakukan upaya pencegahan masuknya virus corona di 135 titik yang merupakan pintu masuk udara. Dipastikan, informasi tentang 6 zona kuning adalah HOAX.

2. 'Hoax' 136 pasien RI dalam pengawasan virus corona
Berawal dari sebuah judul berita, sejumlah tokoh membagikan informasi yang 'bikin kaget'. Informasi tersebut menyebut ada 136 pasien dalam pengawasan virus corona di Indonesia.

"Astagfirullah BIKIN KAGET! Ada 136 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di #Indonesia - DKI Jakarta 35 orang, Bali 21 orang, Jateng 13 Orang, Kepri 11 orang, Jabar 9 orang, Jatim 10 orang, Banten 5 oang, Sulut 6 orang, Jogya 6 orang, Kaltim 3 orang," tulis seorang tokoh, dalam cuitan yang belakangan telah dihapus dengan disertai penjelasan.

Informasi ini tidak sepenuhnya salah, tetapi memicu kesalahpahaman. Kementerian Kesehatan meluruskan, yang dimaksud 'dalam pengawasan' tidak lain adalah 'suspek' dan tidak berarti 'positif terinfeksi virus corona COVID-19'. Sebelum berstatus dalam pengawasan, pasien yang datang dari negara terjangkit disebut 'dalam pemantauan'.

Hingga Sabtu (29/2/2020), Kementerian Kesehatan telah memeriksa 143 sampel spesimen dari 44 RS di 22 provinsi dan hasilnya semua negatif.

3. 'Hoax' 32 pasien di DKI dalam pengawasan
Sebuah foto yang menampilkan slide presentasi Dinkes DKI mendadak viral di media sosial. Tertulis dalam slide tersebut, ada 115 orang dalam pemantauan dan 32 orang dalam pengawasan virus corona. Banyak yang mengartikan sudah ada kasus positif di DKI, lalu kepanikan menyebar.

"Pada slide tersebut yang dimaksudkan dengan 'kasus COVID-19' adalah menunjukkan pasien dengan dugaan awal COVID-19 karena memiliki gejala dan riwayat perjalanan dari negara terjangkit," jelas Dinkes DKI dalam klarifikasinya.
https://kamumovie28.com/kamen-rider-ryuki-episode-4/

5 Makanan Terbaik Setelah Olahraga Pagi

 Untuk memiliki hidup sehat kita di anjurkan untuk rutin berolahraga. Pagi hari menjadi waktu yang tepat untuk melakukan olahraga karena dapat memberikan tenaga untuk aktivitas selanjutnya.
Tetapi masih banyak dari kita yang melakukan olahraga namun dibarengi dengan pola makan yang tidak sehat setelah berolahraga, hingga akhirnya kembali menimbun kalori. Kamu harus memilih makanan yang tepat untuk dikonsumsi setelah berolahraga di pagi hari agar olahragamu tidak sia-sia.

Dikutip dari Bold Sky, berikut adalah beberapa makanan yang baik dikonsumsi setelah olahraga pagi.

1. Telur
Telur mengandung protein tinggi, vitamin B dan vitamin D yang membantu tubuhmu memperbaiki diri setelah berolahraga dan bersemangat sepanjang hari setelah mengonsumsinya.

Kamu juga bisa memisahkan kuning telur dan hanya memakan putihnya karena putih telur tidak mengandung lemak dan kolesterol.
2. Brokoli
Vitamin K dan kolin yang terkandung dalam brokoli bisa meningkatkan energi yang habis setelah kamu berolahraga.
3. Greek yogurt
Greek yogurt mengandung dua kali lipat protein dan karbohidrat dibandingkan yogurt biasa. Kamu bias mencampur yogurt dengan sereal atau buah-buahan.
4. Ubi
Ubi mengandung karbohidrat yang baik setelah berolahraga pagi, satu buah ubi mengandung 26 gram karbohidrat untuk memulihkan persediaan glikogen kamu.

5. Buah
Buah mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tubuh, setelah berolahraga pagi kamu bisa mengonsumsi bauh-buahan seperti pisang, nanas dan kiwi yang mengandung gula alami, protein, dan mineral.

Lagi-lagi Bikin Bingung: Suspek, Dicurigai, atau Dalam Pengawasan?

Kegaduhan terjadi di media sosial baru-baru ini. Dikabarkan, 136 pasien Indonesia 'dalam pengawasan' terkait virus corona COVID-19 dengan proporsi terbanyak di DKI Jakarta.
Bikin kaget? Bisa jadi, karena informasi yang beredar tidak dilengkapi keterangan bahwa 'dalam pengawasan' tidak berarti positif. Tidak ada keterangan bahwa yang dimaksud 'dalam pengawasan' tidak lain adalah suspek atau suspect dalam bahasa awam.

Dalam beberapa kesempatan, istilah 'suspek' sepertinya memang dihindari. Direktur RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Nina Susana Dewi, dalam satu kesempatan membantah kabar adanya pasien suspek virus corona tapi mengakui ada pasien yang 'dicurigai' virus corona.

"Jadi hoax kalau dibilang suspect virus corona. Masih kami observasi karena dicurigai gejalanya (virus corona). Kami juga akan mengirimkan sampel dahak (tenggorokan dan hidung) ke Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) untuk mengetahui positif atau tidaknya," tegasnya.

Belakangan, hasil tes memastikan pasien tersebut negatif virus corona. Kondisi pasien dikabarkan membaik, bahkan sudah dipulangkan.

Staf Humas RSPI Sulianti Saroso juga pernah menyampaikan keberatan terkait penggunaan istilah suspek. Istilah yang dianjurkan dan lebih tepat menurutnya adalah 'dalam pengawasan', walau artinya kurang lebih sama.

Menurut ahli penyakit tropis dan infeksi, Dr dr Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, pasien yang masuk isolasi dan menjalani serangkaian perawatan adalah suspek. Statusnya akan ditentukan positif atau negatif setelah pemeriksaan keluar.

"Itu cuma masalah bahasa saja. Jadi kalau dia menyatakan kalau ini dicurigai bukan berarti dia tidak suspek. Suspek itu kan artinya curiga, masalah bahasa yang digunakan saja tapi artinya sama, penanganannya juga sama," jelasnya, dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

Yang pasti, hingga saat ini Kementerian Kesehatan RI mengklaim belum ada satupun pasien di Indonesia yang terkonfirmasi positif virus corona COVID-19. Seratusan lebih pasien 'dalam pengawasan' adalah akumulasi suspek yang pernah diperiksa, dan sejauh ini hasilnya negatif semua.

Percaya atau tidak, itu soal lain.
https://kamumovie28.com/kamen-rider-ryuki-episode-1/