Kamis, 06 Agustus 2020

Jadi 'Panggilan Kesayangan' Hadi Pranoto, Sebenarnya Profesor Itu Apa?

Belakangan ini sosok Hadi Pranoto ramai diperbincangkan masyarakat. Dalam video wawancara dengan musisi Anji, ia disebut sebagai 'profesor mikrobiologi'.
Gelar tersebut diragukan karena rekam jejaknya tidak dikenal di dunia ilmiah. Dalam jumpa persnya di Bogor, Hadi Pranoto pun akhirnya mengaku bahwa ia bukanlah seorang dokter atau profesor. Sebutan profesor itu hanyalah 'panggilan kesayangan' dari teman-temannya.

Jadi sebenarnya profesor itu apa?
Menurut anggota Tim Penilai Penetapan Angka Kredit (PAK) Dosen Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud), Prof Sutikno, profesor adalah gelar akademik tertinggi untuk dosen. Profesor memiliki Tugas Pokok dan fungsi (Tupoksi) tersendiri dibanding dosen biasa.

"Jadi kalau dosen dengan sungguh-sungguh bekerja menjalankan tanggung jawab dan sesuai kewenangannya," kata Prof Sutikno dalam siaran pers BNPB, Kamis (6/8/2020).

"Sesuai dengan apa yang ada di Undang-Undang No 12 Tahun 2012 di mana tugas dosen adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian," lanjut Prof Sutikno.

Bagaimana syarat untuk jadi profesor?
Selain tupoksi yang harus dijalani, Prof Sutikno menyebutkan beberapa syarat yang ditetapkan jika menjadi profesor seperti berikut.

- Syarat dari akademik yaitu angka kredit, kecukupan angka kredit ini harus dipenuhi.
- Minimal untuk menduduki jenjang jabatan akademik profesor itu 850 angka kredit.
- Untuk bisa menduduki profesor tidak hanya mencukupi angka kredit, tetapi juga harus memiliki karya.

"Karya ilmiah ini untuk ukuran di Indonesia, ini masih sangat mungkin untuk dicapai oleh dosen-dosen, yaitu 1 artikel di jurnal internasional bereputasi dengan nilai SCR lebih dari poin 1," jelas Prof Sutikno.

Prof Sutikno juga menegaskan ada syarat administrasi yang harus dipenuhi, seperti penilaian kinerja baik, integritas baik, kemudian perguruan tinggi pengusul harus memiliki akreditasi paling tidak B.

"Nah semua akan dinilai oleh tim, apakah yang bersangkutan ini layak atau tidak," pungkasnya.

Awas! Ini Bahaya Terlalu Sering Masturbasi

 Onani atau masturbasi merupakan kegiatan seksual yang dilakukan tanpa melakukan hubungan intim dan suatu proses perangsangan seksual pada alat kelamin secara sengaja yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan seksual.
Masturbasi atau onani biasanya hal ini dilakukan antara umur 17 sampai 20 tahun. Banyak remaja yang menganggap hal ini adalah normal karena dorongan hormon testosteron sedang aktif-aktifnya pada umur 17 sampai 20 tahun.

Tapi ternyata masturbasi atau onani yang dilakukan secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan Anda. Umumnya jumlah masturbasi yang dianggap normal adalah 2-3 kali dalam seminggu atau 12 kali dalam sebulan. Jika sudah lebih dari itu maka termasuk berbahaya bagi kesehatan.

Ini adalah beberapa bahaya jika Anda terlalu sering melakukan masturbasi atau onani yang dikutip dari timesofindia.

1. Melukai tubuh
Melakukan masturbasi yang berlebihan dapat melukai tubuh Anda. Masturbasi atau onani yang dilakukan dengan cara kasar dapat menyebabkan iritasi pada kulit kelamin.

Dan yang lebih parah dapat menyebabkan penyakit peyronie, yaitu kondisi ketika bentuk penis tampak menekuk.

2. Menyebabkan stres dan rasa bersalah
Masturbasi yang dilakukan akan berdampak negative pada kondisi psikologis, hal tersebut terjadi karena kesenangan yang dirasakan bertolak belakang dengan norma moral dan agama. Maka timbullah rasa bersalah setelah melakukan masturbasi. Apalagi bila hal tersebut terlalu sering dilakukan.

Perasaan bersalah yang terjadi karena masturbasi berpotensi membuat seseorang mengalami stres dan penurunan produktivitas. Pada akhirnya, stres tersebut juga berpotensi menyebabkan penurunan kualitas dalam berhubungan seksual dengan pasangan.

3. Memicu kecanduan
Masturbasi yang dilakukan berlebihan akan menyebabkan kecanduan karena kesenangan yang dirasakan saat masturbasi dan jika di biarkan ini akan membahayakan kesehatan Anda. Selain itu, membuat otak Anda terbiasa melakukan seks sendiri sehingga saat melakukan seks dengan pasangan Anda tidak akan mendapat kepuasan.
https://nonton08.com/tokyo-ghoul-s/

Berbagai Cara Penyebaran Virus Corona COVID-19 Menurut WHO, Apa Saja?

Sampai saat ini, virus Corona COVID-19 masih menghantui masyarakat dunia. Tak hanya karena jumlah kasusnya yang terus naik, tetapi cara penularannya pun semakin bervariasi sehingga membuat masyarakat khawatir.
Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa penyebaran virus Corona bisa terjadi melalui udara. Dalam pedoman terbarunya yang dirilis di laman resminya, WHO akhirnya memasukkan udara sebagai salah satu transmisi atau cara penularan virus Corona.

Selain udara, ada beberapa mode atau cara yang menjadi jalur penyebaran virus Corona, yaitu:

1. Penyebaran virus Corona melalui droplet
Penularan virus Corona bisa terjadi melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. Saat melakukan hal-hal tersebut, udara yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam jarak dekat.

2. Penyebaran virus Corona melalui udara
Setelah mendapat kritikan dari ratusan ilmuwan terkait penyebaran virus Corona melalui udara, akhirnya WHO pun mengakuinya. Organisasi tersebut mengakui adanya bukti bahwa virus Corona itu bisa menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara.

3. Penyebaran virus Corona melalui permukaan yang terkontaminasi
Cara penularan virus Corona ini terjadi saat seseorang menyentuh permukaan yang mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin. Lalu virus itu berpindah ke hidung, mulut, atau mata yang disentuh setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi tersebut.

Mengutip WebMD, virus Corona bisa bertahan selama 2-3 hari di permukaan tertentu. Untuk mencegah cara penularan virus ini, bisa dengan membersihkan berbagai permukaan tersebut dan hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan.

4. Penyebaran virus Corona melalui fecal-oral atau limbah manusia
Sebuah studi menunjukkan bahwa partikel virus Corona ditemukan juga pada fecal-oral orang yang terinfeksi, seperti urine dan feses. Namun WHO mengatakan hingga saat ini masih belum ada laporan yang dipublikasi terkait cara penularan virus Corona melalui cara ini dan bukan menjadi upaya transmisi utama virus.

Dalam laman resmi WHO, selain melalui fecal-oral tersebut, penyebaran virus Corona juga bisa terjadi melalui darah, dari ibu ke anak, hingga dari hewan ke manusia.

Selain cara penularan virus Corona, WHO pun juga menyinggung beberapa tempat yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona, seperti:

Tempat ramai
Tempat yang sempit
Ruangan yang terbatas dan tertutup
Contoh-contoh tempatnya seperti, restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat bekerja atau kantor, tempat latihan paduan suara, dan kelas kebugaran. Penyebaran virus Corona ini tentunya bisa dicegah dengan menaati protokol kesehatan, seperti menggunakan rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak minimal satu meter, hindari tempat-tempat ramai, menghindari ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, dan bila diperlukan pakai face shield.

WHO juga berpesan pada masyarakat agar semakin paham bahwa COVID-19 bukan penyakit main-main. COVID-19 bisa berakibat fatal bila tidak dicegah, jangan panik, dan terus ikuti saran yang diberikan terkait pencegahan penyebaran virus Corona.
https://nonton08.com/lew-and-suggestive-sister-in-law-2/