Belakangan ini sosok Hadi Pranoto ramai diperbincangkan masyarakat. Dalam video wawancara dengan musisi Anji, ia disebut sebagai 'profesor mikrobiologi'.
Gelar tersebut diragukan karena rekam jejaknya tidak dikenal di dunia ilmiah. Dalam jumpa persnya di Bogor, Hadi Pranoto pun akhirnya mengaku bahwa ia bukanlah seorang dokter atau profesor. Sebutan profesor itu hanyalah 'panggilan kesayangan' dari teman-temannya.
Jadi sebenarnya profesor itu apa?
Menurut anggota Tim Penilai Penetapan Angka Kredit (PAK) Dosen Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud), Prof Sutikno, profesor adalah gelar akademik tertinggi untuk dosen. Profesor memiliki Tugas Pokok dan fungsi (Tupoksi) tersendiri dibanding dosen biasa.
"Jadi kalau dosen dengan sungguh-sungguh bekerja menjalankan tanggung jawab dan sesuai kewenangannya," kata Prof Sutikno dalam siaran pers BNPB, Kamis (6/8/2020).
"Sesuai dengan apa yang ada di Undang-Undang No 12 Tahun 2012 di mana tugas dosen adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian," lanjut Prof Sutikno.
Bagaimana syarat untuk jadi profesor?
Selain tupoksi yang harus dijalani, Prof Sutikno menyebutkan beberapa syarat yang ditetapkan jika menjadi profesor seperti berikut.
- Syarat dari akademik yaitu angka kredit, kecukupan angka kredit ini harus dipenuhi.
- Minimal untuk menduduki jenjang jabatan akademik profesor itu 850 angka kredit.
- Untuk bisa menduduki profesor tidak hanya mencukupi angka kredit, tetapi juga harus memiliki karya.
"Karya ilmiah ini untuk ukuran di Indonesia, ini masih sangat mungkin untuk dicapai oleh dosen-dosen, yaitu 1 artikel di jurnal internasional bereputasi dengan nilai SCR lebih dari poin 1," jelas Prof Sutikno.
Prof Sutikno juga menegaskan ada syarat administrasi yang harus dipenuhi, seperti penilaian kinerja baik, integritas baik, kemudian perguruan tinggi pengusul harus memiliki akreditasi paling tidak B.
"Nah semua akan dinilai oleh tim, apakah yang bersangkutan ini layak atau tidak," pungkasnya.
Awas! Ini Bahaya Terlalu Sering Masturbasi
Onani atau masturbasi merupakan kegiatan seksual yang dilakukan tanpa melakukan hubungan intim dan suatu proses perangsangan seksual pada alat kelamin secara sengaja yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan seksual.
Masturbasi atau onani biasanya hal ini dilakukan antara umur 17 sampai 20 tahun. Banyak remaja yang menganggap hal ini adalah normal karena dorongan hormon testosteron sedang aktif-aktifnya pada umur 17 sampai 20 tahun.
Tapi ternyata masturbasi atau onani yang dilakukan secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan Anda. Umumnya jumlah masturbasi yang dianggap normal adalah 2-3 kali dalam seminggu atau 12 kali dalam sebulan. Jika sudah lebih dari itu maka termasuk berbahaya bagi kesehatan.
Ini adalah beberapa bahaya jika Anda terlalu sering melakukan masturbasi atau onani yang dikutip dari timesofindia.
1. Melukai tubuh
Melakukan masturbasi yang berlebihan dapat melukai tubuh Anda. Masturbasi atau onani yang dilakukan dengan cara kasar dapat menyebabkan iritasi pada kulit kelamin.
Dan yang lebih parah dapat menyebabkan penyakit peyronie, yaitu kondisi ketika bentuk penis tampak menekuk.
2. Menyebabkan stres dan rasa bersalah
Masturbasi yang dilakukan akan berdampak negative pada kondisi psikologis, hal tersebut terjadi karena kesenangan yang dirasakan bertolak belakang dengan norma moral dan agama. Maka timbullah rasa bersalah setelah melakukan masturbasi. Apalagi bila hal tersebut terlalu sering dilakukan.
Perasaan bersalah yang terjadi karena masturbasi berpotensi membuat seseorang mengalami stres dan penurunan produktivitas. Pada akhirnya, stres tersebut juga berpotensi menyebabkan penurunan kualitas dalam berhubungan seksual dengan pasangan.
3. Memicu kecanduan
Masturbasi yang dilakukan berlebihan akan menyebabkan kecanduan karena kesenangan yang dirasakan saat masturbasi dan jika di biarkan ini akan membahayakan kesehatan Anda. Selain itu, membuat otak Anda terbiasa melakukan seks sendiri sehingga saat melakukan seks dengan pasangan Anda tidak akan mendapat kepuasan.
https://nonton08.com/tokyo-ghoul-s/