Kamis, 06 Agustus 2020

Dedy Susanto Bukan Psikolog Meski Gelarnya 'Doktor Psikologi', Ini Bedanya

 Selebgram Revina VT mengungkap sisi gelap 'doktor psikologi' Dedy Susanto. Dalam klarifikasinya, Dedy menjelaskan dirinya memang bukan psikolog meski memiliki gelar S1 dan S3 di bidang psikologi.
"Saya memang bergelar S1 dan S3 psikologi. Di bio saya cantumkan gelar S3 psikologi saya dengan 'Doktor Psikolgi'. Apakah salah saya mencantumkan Doktor Psikologi? Saya baru salah kalau saya cantumkan Dedy Susanto, S.Psi, M.Psi (psikologi)," tulis Dedy di Instagramnya.

Kepada detikcom, Dr Nilam Widyarini, dari Universitas Gunadharma menjelaskan bahwa memang ada syarat tertentu untuk bisa disebut psikolog. Jadi, lulusan psikologi tidak serta merta 'berhak' menyandang gelar psikolog.

"Psikolog klinis di Indonesia adalah lulusan pendidikan S2 profesi psikologi dengan kekhususan minat bidang klinis," jelasnya saat dihubungi detikcom, Kamis (14/2/2020).

Ia menjelaskan sebagian psikoterapi biasanya juga berprofesi sebagai psikolog klinis. Jika berprofesi sebagai psikoterapi, psikolog tersebut seharusnya sudah memegang sertifikat psikoterapi.

"Psikoterapis, adalah orang yang berprofesi menangani masalah-masalah (gangguan) psikologis menggunakan pendekatan terapi psikologi. Psikoterapis biasanya juga psikolog klinis, atau psikolog yang telah memegang sertifikat (brevet) psikoterapis. Psikoterapis mestinya bisa menangani bipolar," tambahnya.

Kenali Gejala Virus Corona pada Si Kecil dan Pencegahannya

Virus Corona COVID-19 sudah menyerang ribuan orang membuat kita harus lebih waspada. Meski belum mewabah di Indonesia, namun tak ada salahnya mengantisipasi lebih dini. South China Morning Post (SCMP) melaporkan terdapat dua bayi yang dipastikan positif mengidap virus Corona pada 30 jam usai kelahiran mereka. Hal ini tentu membuat khawatir para ibu.
Untuk mengantisipasi adanya virus corona di lingkungan sekitar, ada gejala yang bisa dikenali dari orang yang terinfeksi, yaitu munculnya gejala flu, seperti hidung berair, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Menurut penelitian, gejala infeksi virus Corona muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah paparan virus Corona.

Virus Corona bisa menginfeksi siapa saja. Namun, tentunya penyebaran virus lebih berisiko menyerang orang yang sedang sakit atau yang memiliki kekebalan tubuh lemah, termasuk bagi anak-anak berusia di bawah 2 tahun yang memang memiliki imunitas tubuh yang rendah.Kebanyakan virus Corona menyebar seperti virus influenza pada umumnya. Coronavirus menyebar melalui batuk dan bersin mereka yang terinfeksi. Penyebaran juga bisa terjadi lewat sentuhan tangan, wajah, dan pegangan pintu atau bagian lain yang umum disentuh.

Untuk mengantisipasi Si Kecil agar tidak terpapar virus corona, biasakan untuk memberikan asupan buah yang juga terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh Si Kecil. Hal itu karena buah mengandung sejumlah vitamin, mineral, dan antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh Si Kecil.

Antioksidan dapat membantu sistem kekebalan tubuh mencegah dan melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus berbahaya. Jika Si Kecil menderita penyakit ringan seperti flu misalnya, antioksidan bisa membantu meringankan gejala dan juga mempercepat pemulihan Anda.

Namun, untuk memberikan asupan buah pada anak memang perlu trik khusus. Agar Si Kecil gampang makan buah, Anda bisa menyiasatinya dengan berbagai cara, seperti mencampurkan buah pada makanan puding buah yang dilengkapi saus vanila, hingga dibuat menjadi smoothies.
https://nonton08.com/no-stranger-than-love/

Hari Valentine, 'Lord' Didi Kempot Punya Pesan Buat Sobat Ambyar

- Hari Valentine atau hari kasih sayang diperingati tiap tanggal 14 Februari. Di momen kebanyakan pasangan merayakannya dengan jalan, nonton, makan bareng atau saling memberi hadiah.
Tapi nggak sedikit juga yang galau di hari Valentine. Entah nggak bisa ngerayain karena baru saja putus atau sudah lama menjomblo. Tapi tenang ada tips nih dari Didi Kempot, Godfather of Broken Heart, biar sobat ambyar nggak galau di hari Valentine.

"Walah valentine ya, sobat ambyar jangan galau lah. Yang punya pasangan jangan dipamer-pamerkan lah kepada yang galau. Kalau lagi galau ya mikir positif aja," katanya saat dijumpai di kantor BNN, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020).

Sedih boleh, galau tak dilarang. Tapi jangan berlarut-larut ya. Terlalu banyak memikirkan mantan tak baik untuk kesehatan mentalmu lho. Ingat, nggak punya pasangan bukan berarti akhir dunia.

"Kalau liat orang pacaran, ingat saja masa lalu bahwa kamu juga pernah ngalamin itu," pungkas Didi.

Dedy Susanto Bukan Psikolog Meski Gelarnya 'Doktor Psikologi', Ini Bedanya

 Selebgram Revina VT mengungkap sisi gelap 'doktor psikologi' Dedy Susanto. Dalam klarifikasinya, Dedy menjelaskan dirinya memang bukan psikolog meski memiliki gelar S1 dan S3 di bidang psikologi.
"Saya memang bergelar S1 dan S3 psikologi. Di bio saya cantumkan gelar S3 psikologi saya dengan 'Doktor Psikolgi'. Apakah salah saya mencantumkan Doktor Psikologi? Saya baru salah kalau saya cantumkan Dedy Susanto, S.Psi, M.Psi (psikologi)," tulis Dedy di Instagramnya.

Kepada detikcom, Dr Nilam Widyarini, dari Universitas Gunadharma menjelaskan bahwa memang ada syarat tertentu untuk bisa disebut psikolog. Jadi, lulusan psikologi tidak serta merta 'berhak' menyandang gelar psikolog.

"Psikolog klinis di Indonesia adalah lulusan pendidikan S2 profesi psikologi dengan kekhususan minat bidang klinis," jelasnya saat dihubungi detikcom, Kamis (14/2/2020).

Ia menjelaskan sebagian psikoterapi biasanya juga berprofesi sebagai psikolog klinis. Jika berprofesi sebagai psikoterapi, psikolog tersebut seharusnya sudah memegang sertifikat psikoterapi.

"Psikoterapis, adalah orang yang berprofesi menangani masalah-masalah (gangguan) psikologis menggunakan pendekatan terapi psikologi. Psikoterapis biasanya juga psikolog klinis, atau psikolog yang telah memegang sertifikat (brevet) psikoterapis. Psikoterapis mestinya bisa menangani bipolar," tambahnya.

Kenali Gejala Virus Corona pada Si Kecil dan Pencegahannya

Virus Corona COVID-19 sudah menyerang ribuan orang membuat kita harus lebih waspada. Meski belum mewabah di Indonesia, namun tak ada salahnya mengantisipasi lebih dini. South China Morning Post (SCMP) melaporkan terdapat dua bayi yang dipastikan positif mengidap virus Corona pada 30 jam usai kelahiran mereka. Hal ini tentu membuat khawatir para ibu.
Untuk mengantisipasi adanya virus corona di lingkungan sekitar, ada gejala yang bisa dikenali dari orang yang terinfeksi, yaitu munculnya gejala flu, seperti hidung berair, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Menurut penelitian, gejala infeksi virus Corona muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah paparan virus Corona.

Virus Corona bisa menginfeksi siapa saja. Namun, tentunya penyebaran virus lebih berisiko menyerang orang yang sedang sakit atau yang memiliki kekebalan tubuh lemah, termasuk bagi anak-anak berusia di bawah 2 tahun yang memang memiliki imunitas tubuh yang rendah.Kebanyakan virus Corona menyebar seperti virus influenza pada umumnya. Coronavirus menyebar melalui batuk dan bersin mereka yang terinfeksi. Penyebaran juga bisa terjadi lewat sentuhan tangan, wajah, dan pegangan pintu atau bagian lain yang umum disentuh.

Untuk mengantisipasi Si Kecil agar tidak terpapar virus corona, biasakan untuk memberikan asupan buah yang juga terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh Si Kecil. Hal itu karena buah mengandung sejumlah vitamin, mineral, dan antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh Si Kecil.

Antioksidan dapat membantu sistem kekebalan tubuh mencegah dan melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus berbahaya. Jika Si Kecil menderita penyakit ringan seperti flu misalnya, antioksidan bisa membantu meringankan gejala dan juga mempercepat pemulihan Anda.

Namun, untuk memberikan asupan buah pada anak memang perlu trik khusus. Agar Si Kecil gampang makan buah, Anda bisa menyiasatinya dengan berbagai cara, seperti mencampurkan buah pada makanan puding buah yang dilengkapi saus vanila, hingga dibuat menjadi smoothies.
https://nonton08.com/our-times/