Kamis, 03 September 2020

Berbagi Tugas Rumah Tangga, Perlu Dilakukan atau Tidak?

Pembagian tugas di dalam kehidupan rumah tangga merupakan topik perdebatan yang kerap terjadi di antara suami dan istri. Ambiguitas pembagian rumah tangga juga sering kali mengakibatkan ketegangan yang berlangsung antarpasangan.
Dilansir dari The Atlantic, menurut sebuah jajak pendapat di tahun 2007 di Amerika Serikat berbagi tugas rumah tangga berada di tiga masalah besar peringkat tertinggi setelah kesetiaan dan seks yang erat dengan pernikahan sukses. Pada jajak pendapat tersebut, sebanyak 62% orang dewasa mengatakan pembagian tugas rumah tangga sangat penting untuk keberhasilan sebuah pernikahan.

Secara keseluruhan, perempuan lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan bisa dikatakan mengerjakan tugas rumah tangga lebih banyak daripada laki-laki.

Apalagi seiring perkembangan zaman yang semakin dinamis, makin banyak perempuan yang sudah mulai bekerja dan menafkahi rumah tangga. Artinya, pemikiran konvensional yang menuntut perempuan harus mengemban tugas-tugas rumah tangga sebaiknya direvisi.

Patut diketahui ada manfaat dengan sama-sama membagi tugas untuk mengurus rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan. Dilansir dari Harvard Business Review pembagian tugas rumah tangga mempunyai berbagai manfaat bagi keluarga, seperti membaiknya karier seorang perempuan, karena perempuan bisa lebih fokus terhadap pekerjaannya.

Lebih lanjut, pembagian tugas rumah tangga juga akan baik bagi sisi laki-laki karena secara tak sadar dirinya akan lebih berani mengungkapkan fleksibilitas dalam waktu bekerja. Pembagian tugas juga punya manfaat untuk anak juga lho, anak-anak akan melihat contoh dan juga teladan yang baik dari sosok ayah yang membantu tugas rumah tangga.

Jadi tak perlu ditanyakan apakah penting berbagi tugas rumah tangga, karena bila dikerjakan secara bersama-sama akan baik untuk hubungan suami istri dan juga bermanfaat bagi keluarga. Selain itu, secara tak langsung pembagian tugas rumah tangga juga merupakan salah satu penerapan kesetaraan gender yang dimulai dari dalam rumah.

Mendukung kesetaraan gender tersebut, PT Heinz ABC yang ingin berkontribusi agar semangat kesetaraan gender tetap terjaga, dengan meluncurkan program Koki Muda Sejati yang merupakan bentuk dukungan ABC terhadap kesetaraan gender yang harus dimulai di dalam keluarga.

Head of Legal & Corporate Affairs Kraft Heinz Indonesia & PNG Mira Buanawati mengatakan program ini akan menggunakan metode daring, yang bekerja sama dengan platform daring, Ruang Guru. Dirinya memaparkan Heinz ABC percaya bahwa mendidik dan mendorong generasi muda memiliki pemahaman kesetaraan gender sangatlah penting untuk masa depan mereka. Kampanye ini juga untuk menunjukkan kontribusi Heinz ABC bagi Indonesia dalam memberikan tujuan baik bagi generasi muda.

"Heinz ABC menggagas gerakan ini untuk mengubah persepsi masyarakat dan membangun perilaku yang lebih baik di kalangan anak muda," pungkas Mira.
https://kamumovie28.com/man-hunting-horny-woman-in-sex-2/

Barbie Genital, Operasi Plastik di Area Intim Wanita yang Meningkat 400%

Operasi plastik tidak hanya di area wajah saja, prosedur kecantikan di area intim wanita ternyata kini juga banyak diminati. Prosedur bernama labiaplasty atau yang sering disebut Barbie genital itu kini banyak dicari wanita untuk menghasilkan bentuk area intim bak Barbie.
Prosedur tersebut untuk membentuk kembali area labia agar bentuknya simetris antara kanan dan kiri atau membuatnya lebih kencang. Seperti dikutip The Sun, operasi plastik tersebut meningkat 400% selama 10 tahun terakhir ini.

Mengejutkannya, pasien yang ingin melakukan opeasi plastik labia tersebut tidak hanya wanita dewasa atau ibu yang sudah punya anak, namun juga banyak remaja yang sudah melakukan prosedur tersebut. Dr. Gerard Lambe, ahli bedah plastik asal Manchester, Inggris melaporkan fakta tersebut.

Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak menyukai penampilan labianya sejak sangat muda, dan berpikir untuk melakukannya. Aku telah melihat pasien dari berbagai usia. Ada yang sudah menikah dan memiliki anak, bahkan gadis muda yang datang bersama ibunya," ucap Dr. Gerald.

Labiaplasty dipercaya dapat meningkatkan kepuasan dalam bercinta. Dalam sebuah riset menunjukkan bahwa 97,2% wanita yang melakukan prosedur labiaplasty mengaku lebih puas dengan kehidupan seks mereka.

Meski sebagian besar responden yang pernah menjalani operasi vagina ini merasakan dampak positif pada kehidupan seks mereka, bukan berarti prosedur ini tidak berisiko. Dokter kandungan di Rumah Sakit London Bridge, dr Lawrence Mascarenhas, mengatakan banyak wanita yang menjalani labiaplasty menderita komplikasi. Dan menurutnya wanita tidak perlu mengambil risiko yang tidak perlu untuk menciptakan vagina yang sempurna.

"Tapi dengan pembedahan semua ada risiko. Ada sedikit ruang untuk kesalahan dengan prosedur seperti ini karena jika terlalu pendek Anda bisa memotong suplai darah ke klitoris, yang berarti hilangnya sensasi seksual, secara permanen," jelas Dr Mascarenhas.

Selain itu, seperti dikutip dari Mamashealth, risiko utama dari operasi peremajaan vagina adalah perdarahan yang berlebihan, infeksi, serta risiko jaringan parut yang dapat memicu komplikasi pasca operasi. Risiko jaringan parut biasanya menjadi masalah yang lebih serius pada operasi ini dibandingkan dengan operasi lain, hal ini karena sifat sensitif dari vagina.

Berbagi Tugas Rumah Tangga, Perlu Dilakukan atau Tidak?

Pembagian tugas di dalam kehidupan rumah tangga merupakan topik perdebatan yang kerap terjadi di antara suami dan istri. Ambiguitas pembagian rumah tangga juga sering kali mengakibatkan ketegangan yang berlangsung antarpasangan.
Dilansir dari The Atlantic, menurut sebuah jajak pendapat di tahun 2007 di Amerika Serikat berbagi tugas rumah tangga berada di tiga masalah besar peringkat tertinggi setelah kesetiaan dan seks yang erat dengan pernikahan sukses. Pada jajak pendapat tersebut, sebanyak 62% orang dewasa mengatakan pembagian tugas rumah tangga sangat penting untuk keberhasilan sebuah pernikahan.

Secara keseluruhan, perempuan lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan bisa dikatakan mengerjakan tugas rumah tangga lebih banyak daripada laki-laki.

Apalagi seiring perkembangan zaman yang semakin dinamis, makin banyak perempuan yang sudah mulai bekerja dan menafkahi rumah tangga. Artinya, pemikiran konvensional yang menuntut perempuan harus mengemban tugas-tugas rumah tangga sebaiknya direvisi.

Patut diketahui ada manfaat dengan sama-sama membagi tugas untuk mengurus rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan. Dilansir dari Harvard Business Review pembagian tugas rumah tangga mempunyai berbagai manfaat bagi keluarga, seperti membaiknya karier seorang perempuan, karena perempuan bisa lebih fokus terhadap pekerjaannya.

Lebih lanjut, pembagian tugas rumah tangga juga akan baik bagi sisi laki-laki karena secara tak sadar dirinya akan lebih berani mengungkapkan fleksibilitas dalam waktu bekerja. Pembagian tugas juga punya manfaat untuk anak juga lho, anak-anak akan melihat contoh dan juga teladan yang baik dari sosok ayah yang membantu tugas rumah tangga.
https://kamumovie28.com/slither-2/