Jumat, 04 September 2020

Kekurangan Lab Hingga SDM, Ini 6 Tantangan Penanganan Corona di RI

 Sampai saat ini, masih banyak tantangan dalam menghadapi wabah virus Corona di Indonesia. Hal ini dijelaskan oleh Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto.
Pria yang akrab disapa Yuri ini mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang belum merata di seluruh Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan penanganan pandemi ini belum terlalu maksimal.

"Kapasitas betul, belum merata. Beberapa daerah mampu membeli PCR, mesinnya. Tetapi tidak mampu menciptakan SDM-nya, sehingga tidak berjalan dengan maksimal," jelas Yuri dalam webinar YouTube, Kamis (3/9/2020).

Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam melakukan penanganan terhadap pandemi COVID-19, yaitu:

1. Belum maksimalnya pelaksanaan penyelidikan epidemiologi kasus dan contact tracing.

2. Kapasitas laboratorium dan rumah sakit yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia.

3. Kapasitas rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia yang belum merata, baik dari SDM, sarana dan prasarana, serta logistik penunjang tatalaksana pasien COVID-19.

4. Timbulnya ketakutan, penolakan, dan stigma dari masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini ke fasilitas pelayanan kesehatan bila bergejala.

5. Menurunnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan sehari-hari.

6. Vaksin COVID-19 masih dalam tahap pengembangan.

5 Penyebab Umum Turunnya Gairah Seks Wanita

Meski melakukan berbagai posisi bercinta, tak semua wanita bisa merasakan gairah seks saat bercinta. Namun, kurangnya gairah seks wanita bukan berarti tidak memiliki libido. Saat libido wanita menurun, umumnya mereka tidak tertarik melakukan bercinta.
Kondisi ini membuat wanita melakukan orgasme palsu agar tetap menyenangkan pasangan. Jika hal ini terjadi setiap bercinta, menandakan kondisi wanita sedang tidak baik-baik saja. Lantas, apa yang menjadi penyebabnya?

Dikutip dari MayoClinic, berikut 5 penyebab gairah seks wanita menurun:

1. Masalah kesehatan
Beberapa masalah kesehatan, seperti artritis, kanker, diabetes, dan tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi dorongan seksual. Umumnya, wanita dengan kondisi ini berisiko mengalami nyeri saat bercinta dan kesulitan orgasme. Tentunya hasrat untuk bercinta juga akan berkurang.

Jika ada kondisi kesehatan, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

2. Gaya hidup buruk
Terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dapat mempengaruhi kehidupan seksual. Tidak hanya itu, kebiasaan merokok juga dapat menurunkan aliran darah yang membuat wanita kurang bergairah dan sulit mencapai orgasme.

3. Hamil dan menyusui
Wanita hamil dan menyusui akan mengalami perubahan hormon. Hal ini dapat berpengaruh, membuat gairah seks wanita menurun.

Selain itu, faktor kelelahan karena merawat bayi baru lahir juga dapat menjadi penyebab berkurangnya hasrat seks pada wanita.

4. Menopause
Menopause akan menurunkan kadar estrogen (hormon seks pada wanita). Hal ini membuat wanita kurang bergairah dan menyebabkan vagina kering yang bisa terasa nyeri saat bercinta.

Meskipun begitu, bukan berarti wanita yang sudah menopause sama sekali tidak bisa bercinta.

5. Masalah hubungan
Masalah dalam hubungan dengan pasangan menjadi faktor rendahnya gairah seks pada wanita. Beberapa wanita menganggap kedekatan emosional merupakan hal yang penting untuk membangun keintiman seksual. Tak jarang saat berselisih dengan pasangan, wanita tidak mood melakukan bercinta.
https://indomovie28.net/shinzoku-soukan-nakayama-riri-2/

5 Hal yang Bisa Bikin Puting Wanita Mengeras

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Nature Neuroscience 2016 menjelaskan kerasnya puting atau disebut juga nipple erection (ereksi puting) bisa terjadi secara acak. Hal ini karena saraf yang terlibat menyebabkan puting payudara mengeras adalah sistem saraf otonom yang berada di luar kendali kesadaran.
Namun demikian, ada beberapa hal yang diketahui bisa memicu hal ini. Berikut penyebab puting bisa mengeras, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Olahraga
Olahraga dapat menyebabkan gesekan antara pakaian dengan puting. Ditambah kombinasi respons fisik yang lebih sensitif karena peningkatan detak jantung dan aliran darah saat olahraga, maka puting bisa saja jadi mengeras.

2. Alergi
Puting susu adalah salah satu bagian tubuh yang paling sensitif dan bereaksi berbeda terhadap rangsangan. Kepekaan terhadap perubahan cuaca, kandungan sabun, dan deterjen pakaian juga bisa menyebabkan alergi. Akibatnya, puting menjadi gatal, kemerahan, dan mengeras.

3. Aktivitas seksual
Hormon seksual dapat berpotensi untuk membuat puting menjadi keras seketika. Menurut Heather Irobunda, MD, seorang dokter kandungan yang berbasis di Queens, NY, puting adalah zona sensitif yang bisa dirangsang saat bercinta.

Gairah dari rangsangan fisik atau rangsangan psikologis, misalnya berfantasi tentang sesuatu, dapat memicu bagian-bagian tertentu dari otak yang menyebabkan otot-otot di puting menjadi ereksi. Mirip dengan efek perasaan yang timbul pada alat kelamin.

"Faktanya, ada penelitian menemukan bahwa stimulasi puting pada wanita mengaktifkan bagian otak yang sama dengan stimulasi klitoris, vagina, dan leher rahim. Sama seperti halnya dengan klitoris atau penis, puting juga terdiri dari jaringan yang bisa ereksi, sejenis jaringan yang menerima banyak aliran darah", kata dr Irobunda.

4. Menyusui
Menyusui dapat menyebabkan kondisi seperti mastitis yang relatif umum. Gejalanya berupa puting lecet, pecah-pecah, meradang, dan mengeras. Siapapun yang mengalami kondisi ini sebaiknya berkonsultasi pada dokter agar diberikan pengobatan.

5. Kehamilan
Mengerasnya puting payudara kerap dirasakan oleh wanita hamil. Hal ini terjadi karena ada perubahan tingkat hormon estrogen andprogesteron. Biasanya, pengalaman ini terjadi pada trimester pertama, meskipun juga dialami saat trimester ketiga.

Kekurangan Lab Hingga SDM, Ini 6 Tantangan Penanganan Corona di RI

 Sampai saat ini, masih banyak tantangan dalam menghadapi wabah virus Corona di Indonesia. Hal ini dijelaskan oleh Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto.
Pria yang akrab disapa Yuri ini mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang belum merata di seluruh Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan penanganan pandemi ini belum terlalu maksimal.

"Kapasitas betul, belum merata. Beberapa daerah mampu membeli PCR, mesinnya. Tetapi tidak mampu menciptakan SDM-nya, sehingga tidak berjalan dengan maksimal," jelas Yuri dalam webinar YouTube, Kamis (3/9/2020).

Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam melakukan penanganan terhadap pandemi COVID-19, yaitu:

1. Belum maksimalnya pelaksanaan penyelidikan epidemiologi kasus dan contact tracing.

2. Kapasitas laboratorium dan rumah sakit yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia.

3. Kapasitas rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia yang belum merata, baik dari SDM, sarana dan prasarana, serta logistik penunjang tatalaksana pasien COVID-19.

4. Timbulnya ketakutan, penolakan, dan stigma dari masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini ke fasilitas pelayanan kesehatan bila bergejala.

5. Menurunnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan sehari-hari.

6. Vaksin COVID-19 masih dalam tahap pengembangan.
https://indomovie28.net/london-love-story/