Jumat, 04 September 2020

Kenapa Justru Pria yang Terobsesi Memperbesar Ukuran Mr P?

Dalam berhubungan seks, pengaruh ukuran penis sebenarnya tidak seberapa penting dibanding kenyamanan pasangan. Namun begitu, berbagai terapi yang diklaim bisa memperbesar alat vital selalu laris dibanjiri pelanggan.

"Ada sebagian orang yang malu karena ukuran penisnya kecil, sebagian lagi minder karena terlalu besar," terang pakar kesehatan dr Ni Komang Yeni, SpOG, ditemui baru-baru ini.

Menurut dr Yeni, lubang vagina bisa membesar hingga maksimal 10 kali ukuran kepala bayi. Oleh karenanya, ukuran penis bukan menjadi faktor utama. Kenyamanan pasangan lebih perlu diperhatikan.

Namun dalam kenyataan, kebanyakan pria ingin memperpanjang atau memperbesar ukuran penisnya karena menganggap hal itu bisa memberikan kepuasan kepada pasangannya. Dalam situasi ini, faktor psikologis turut berperan.

"Faktor psikologis merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, karena jika wanita mengalami kontraksi otot yang tidak disadari, dan tak terkendali, akan sulit baginya melakukan penetrasi dengan siapa pun atau hal apa pun," pungkas dr Yeni.

Pipis dengan Posisi Jongkok Bisa Perbaiki Performa Seks Kaum Cowok

Tahukah Anda kalau posisi buang air kecil atau kencing itu bisa berpengaruh dalam kehidupan seksual?
Meski saat ini kencing dengan posisi duduk lebih populer untuk dilakukan. Namun penelitian menunjukkan bahwa kencing dengan gaya jongkok, justru bisa bermanfaat bagi kehidupan seksual.

Buang air kecil dengan gaya jongkok dapat memperkuat otot dasar panggul. Otot ini meliputi bagian otot kandung kemih, otot vagina, dan otot anus.

"Coba kencing di kamar mandi dengan posisi jongkok. Ketika Anda jongkok saat buang air kecil, coba untuk menghentikan dan memulai pengeluaran air kencing dengan cara mengatur kontraksi otot dasar panggul," ucap peneliti, seperti yang dikutip dari Women's Health.

Prinsip melatih otot dasar panggul melalui buang air kecil dengan posisi jongkok inilah yang kemudian diadopsi menjadi sebuah senam bernama senam kegel. Senam ini bertujuan untuk pasutri yang menginginkan kenikmatan dalam berhubungan seksual.

Apabila hal ini benar-benar kamu latih, maka sensasi kenikmatan saat berhubungan seksual akan meningkat dan rasa nyeri saat melakukan seks pun akan berkurang.

Masih Ada Saja yang Sebar Hoax Virus Corona, Apa yang Salah?

 Tak ada habis-habisnya, hoax virus corona kian bermunculan di masyarakat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan 54 hoax terkait virus ini.
Sebenarnya faktor apa yang paling berpengaruh atas banyaknya hoax virus corona yang tersebar di masyarakat?

Menurut Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Dr dr Sukanto, SpPD, K-AI, virus corona 2019-nCoV adalah sesuatu yang baru di masyarakat, dan oknum menjadikan ini sebagai hal yang menarik untuk dibahas.

"Karena (virus corona) ini menarik jadi sesuatu yang baru terus kemudian juga ada unsur politik, ekonomi, sosial," kata dr Sukanto kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).

dr Sukanto juga mengatakan adanya perbedaan pendapat oleh para ahli terkait virus corona, membuat masyarakat berspekulasi yang bermacam-macam.

"Jangan sampai kawan-kawan mengutip yang dilihat sensasional tapi justru misleading (menyesatkan)," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/bukanotuma7-2/

Ukuran Mr P Jadi Hal Penting Saat Seks? 5 Mitos Ini Perlu Kamu Ketahui

Saat membahas yang berbau soal seks, pasti setiap orang memiliki pendapat yang berdasarkan dari pengalaman pribadinya. Banyak hal yang dibicarakan, mulai dari ukuran penis pria, orgasme jadi tujuan utama seks, atau dorongan seks pria yang lebih besar dari wanita.

Untuk mengetahui kebenaran dari berbagai hal tersebut, beberapa ahli telah menelitinya. Berbagai mitos yang belum diketahui kebenarannya diungkap secara jelas oleh ahlinya.

Dikutip dari HuffingPost, berikut 5 mitos tentang seks yang perlu kamu dan pasangan ketahui.

1. Mitos : Ukuran penis pria yang terpenting saat berhubungan

Setiap pria memiliki variasi ukuran dan bentuk penis yang berbeda-beda. Ada yang bentuknya sempurna, terlalu besar, bahkan terlalu kecil. Menurut salah satu seksolog klinis, Sunny Rodgers ukuran bukanlah hal yang terpenting, tapi masih ada hal lain yang lebih penting.

"Bukan masalah ukurannya, tapi teknik, posisi, dan alat bantu tambahan lah yang bisa membuat pasangan kamu bisa lebih puas dalam berhubungan seks. Dan beberapa hal itu menurut saya lebih relevan untuk dijadikan patokan kepuasan seksual," kata Rodgers.

2. Mitos : Dorongan seks pada pria lebih besar daripada wanita

Banyak yang mengatakan, keinginan atau dorongan seks pada pria jauh lebih besar dari wanita. Rodgers mengatakan, hal ini adalah pemikiran yang salah. Berdasarkan serangkaian penelitian pada tahun 2016, justru wanita yang lebih besar dorongannya dalam melakukan hubungan seksual.

Rodgers menjelaskan, dorongan seks bisa dialami oleh pria maupun wanita. Ini karena otak adalah organ seksual yang lebih kuat perannya daripada organ genitalnya.

"Pria terlihat memiliki dorongan yang lebih besar hanya karena mereka cenderung sering memikirkan hal yang berbau seks. Tapi, itu tidak bisa menjadi ukuran kalau dorongan seksual pria lebih besar, itu asumsi yang tidak selalu benar," ujarnya.

3. Mitos : Wanita hanya bisa orgasme saat penetrasi saja

Sebuah studi pada tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Sex, menunjukkan bahwa 18 persen wanita sudah bisa mendapatkan orgasme dengan berhubungan seks atau saat penetrasi saja. Tapi hal ini dibantah oleh Sunny Rodgers.

"Adanya temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas wanita hanya bisa mendapatkan orgasmenya saat melakukan penetrasi dengan pasangannya, tapi nyatanya tidak seperti itu. Kebanyakan wanita juga membutuhkan rangsangan pada beberapa bagian, seperti klitoris yang bisa membawa mereka ke orgasme yang sebenarnya," tuturnya.

Menurut Rodgers, para wanita juga membutuhkan stimulasi tambahan selama penetrasi berjalan. Hal ini untuk memastikan kamu ataupun pasangan mendapat kepuasan yang sama.

4. Tujuan utama seks adalah mendapatkan orgasme

Kebanyakan orang beranggapan kalau orgasme menjadi tujuan utama dalam berhubungan seks. Namun, seorang peneliti seks sekaligus terapis hubungan, Sarah Hunter Murray mengatakan jika terlalu fokus agar pasangan mendapatkan orgasme malah akan membuat keduanya frustasi dalam berhubungan seks.

"Ini (orgasme) hanya bagian dari perjalanan dan bukanlah tujuan. Terlalu fokus untuk mendapatkan orgasme saja dalam berhubungan seks, malah akan membuat kamu kehilangan sensasi, kesenangan, momen bercumbu, sentuhan lembut, hingga perasaan yang dekat dengan pasangan," jelasnya.

Murray melanjutkan, jika kamu hanya terfokus pada orgasme saja, pasti hubungan seks akan berjalan kurang baik. Cobalah untuk menikmatinya.

5. Mitos : Pura-pura orgasme? Nggak masalah

Berpura-pura sudah mendapatkan orgasme adalah hal yang buruk. Seperti pepatah, berbohong demi kebaikan itu tidak berlaku dalam hal seks. Menurut Murray, orgasme yang menjadi tanda-tanda dari rasa senang dan puas pasangan tidak bisa dipalsukan.

"Orgasme, erangan, kepuasan adalah isyarat yang penting dari kita untuk pasangan dalam berhubungan. Tapi jika seks yang dilakukan tidak enak dan kamu tetap berpura-pura menikmatinya dengan orgasme palsu, pasangan akan terus melakukan hal yang sama. Padahal sebenarnya kamu tidak puas," jelasnya.

Agar sama-sama terpuaskan, cobalah untuk jujur pada pasangan kamu.
https://cinemamovie28.com/athletic-trainer-and-loveable-female-athlete-3-2/