Bagi Marcela Iglesias, tampil awet muda adalah segalanya. Terobsesi, ibu 43 tahun ini pun mengandalkan Botox demi memperlambat tanda-tanda penuaan di wajahnya.
Sudah sekitar 13 tahun terakhir Marcela bergantung pada Botox untuk memaksimalkan penampilannya.
"Aku mulai menggunakan Botox dan filler di usia 30-an. Perawatan dilakukan rutin untuk mendapat hasil yang alami," aku Marcela kepada The Sun.
Tak hanya itu, ia juga menjalani prosedur stem cell untuk memperbaiki jaringan yang rusak sekaligus menstimulasi regenerasi sel. Untuk treatment tersebut, tubuh Marcela harus disuntik sekitar 30 juta sel punca.
Sedikitnya, ia bisa menghabiskan US$ 1.000 atau sekitar Rp 15 juta dalam setahun hanya untuk Botox dan kawan-kawannya.
Kendati terobsesi ingin terlihat muda, Marcela Iglesias mengaku tak tertarik pada operasi plastik. Setidaknya untuk saat ini.
"Aku tidak menentang operasi plastik, tapi menurutku, kalau berlebihan, malah membuatmu terlihat lebih tua," ujar perempuan yang berdomisili di Los Angeles, California, AS, itu.
Di luar Botox, ibu satu anak ini juga menerapkan pola gaya hidup sehat agar perawakannya tetap awet muda. Ia sangat menjaga asupan makanannya dan berhenti merokok.
Marcela merasakan hasilnya ketika pergi bersama Rodrigo, putranya yang berusia 19 tahun. Ia mengaku sering dikira teman anaknya. "Orang pikir aku bagian dari teman-temannya. Mereka tak mengira aku ini ibunya," ungkap Marcela.
Ia lalu mengatakan, "Aku senang karena itu seperti sebuah pujian besar. Anakku awalnya malu tapi sekarang dia menyukainya."
Audio Porn Populer Kala Pandemi, Lepas Stres dengan Dengar Kisah Erotis
Terlalu lama berdiam di rumah karena lockdown dan pembatasan sosial membuat orang mencari hiburan agar lepas dari rasa bosan. Nonton film atau serial secara streaming, main game, nge-gym di rumah sampai mencoba resep masakan baru jadi beberapa cara yang bisa dilakukan selama masa karantina.
Kini orang mulai mencari alternatif lain untuk mengusir bosan dan stres karena berbulan-bulan terkungkung di rumah. Tren yang booming saat ini adalah audio porn.
Forbes melaporkan audio porn melonjak popularitasnya di masa lockdown karena pandemi virus Corona. Imbas dari tak bisa kemana-mana untuk liburan atau bepergian, orang-orang pun mencari keintiman, pelarian dan kesenangan lewat audio porn.
Fenomena ini mulai terlihat di Amerika Utara dan Eropa pada Maret 2020 dan semakin banyak saja peminatnya seiring berjalannya waktu. Audio porn atau audio erotica dinilai sebagai sebuah media yang pas untuk menjaga kesehatan mental di tengah pandemi.
Dipsea, aplikasi yang menawarkan cerita-cerita erotis pendek dalam bentuk audio untuk wanita, mencatat adanya peningkatan pelanggan hingga 84 persen sejak pemberlakuan karantina dimulai. Salah satu pendirinya, Gina Gutierrez, mengatakan isolasi diri mendorong orang mencari pemuas kebutuhan mereka untuk kenikmatan psikis.
Mendengarkan kisah-kisah berbumbu erotis, menurut Gina, menjadi salah satu cara yang bisa diandalkan untuk menenangkan diri di tengah kecemasan akibat COVID-19. Menurutnya cerita semacam itu bisa berguna dalam masa isolasi.
"Mereka (audio porn) memindahkan kita, mengisi imajinasi, dan mengingatkan kita tentang kemungkinan-kemungkinan yang menanti di luar sana. Kita memang tidak bisa bertemu orang asing yang menarik di kereta sekarang ini, tapi di dalam cerita Dipsea, bisa saja," jelas Gina, seperti dikutip dari Forbes.
https://cinemamovie28.com/kinshin-mugon-sokan-2/