Permintaan masker semakin meningkat terkait dengan maraknya pemberitaan virus corona baru. Apotek dan toko yang menjual masker pun mengaku kehabisan stok.
Menipisnya stok masker ini membuat sebagian oknum menyalahgunakan momen tersebut dengan menjual masker mencapai harga Rp 3 juta.
Direktur Utama Pertamedika IHC, dr Fathema Djan Rachmat, mengimbau agar harga masker tidak dibuat mahal.
"Kalau masker sampai 3 juta saya belum dengar karena memang masker sangat dibutuhkan dari RS sebetulnya masih banyak ya cadangan. Tetapi saya juga mengimbau kalau masker sampai harganya seperti itu ya jangan lah," jelasnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pertamina, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya, masker adalah salah satu pencegahan yang cepat dan efektif, serta harga yang semestinya terjangkau.
"Saya mengimbau dari pemerintah juga turun ya atau, dari BPOM juga, masker itu jangan sampai mahal, agar harganya normal," pungkasnya.
Masker N95 yang dijual bebas sebenarnya kurang dianjurkan untuk digunakan kalangan umum dan dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Masker tersebut lebih cocok dipakai oleh beberapa profesi yang bekerja di lab.
"Nggak bisa lama-lama pake masker itu (N95). Beberapa jam aja sudah sesak," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno Hatta, dr Anas Ma'ruf.
Soal Hanggar Karantina WNI dari Wuhan di Natuna, Kemenkes Pastikan Layak
Tiga hari berlalu sejak warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, China, ditempatkan di Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani masa karantina selama 14 hari. Seluruh WNI yang berhasil dievakuasi yang berjumlah 238 orang ditempatkan di Lanud Raden Sadjat, Natuna.
Belakangan, beredar foto hanggar dan tenda tempat karantina atau observasi kesehatan WNI di Natuna, di media sosial. Tidak sedikit yang menanyakan apakah tempat karantina tersebut layak dan steril sehingga tidak akan menularkan virus.
"Tempatnya sudah di-assesment dari petugas rumah sakit yang ada di Batam dan juga Kepala Dinas untuk melihat layak tidaknya dan ternyata layak," tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, dr Wiendra Waworuntu, saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).
Sebelumnya dijelaskan bahwa pagi ini, tim Pusat Krisis Kesehatan telah menstrerilkan tempat karantina dengan cairan disinfektan. Fungsinya adalah untuk mengurangi kontaminasi apapun yang menyebabkan penyakit.
Dalam penuturannya, dr Wiendra menyebut semua WNI yang sedang menjalani observasi kesehatan di Natuna dalam keadaan sehat dan terjamin keamanannya.
"Kalau dibilang steril atau tidak, mereka aja sudah merasa nyaman. Tetapi kenyamanan mereka tentu karena apa yang dilakukan oleh pemerintah," pungkasnya.
Kemenkes ungkap Kegiatan WNI dari Wuhan yang Dikarantina di Natuna
Sebanyak 238 WNI dipulangkan dari Wuhan, China. Kini WNI sedang dikarantina di Natuna. Bagaimana aktivitas mereka di sana?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Wiendra Waworuntu, MKes menjelaskan kondisi WNI dalam keadaan sehat, dan rutin melakukan aktivitas yang sudah terjadwal.
"Nah aktivitasnya tadi pagi adalah olahraga pagi, siraman rohani, selain daripada itu juga mereka main, jadi mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat, mereka nggak boleh stres," jelasnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).
Selain itu, dr Wiendra menyampaikan berbagai dokter spesialis pun telah disiapkan untuk WNI di Wuhan yang sedang dikarantina.
"Jadi memang di sana ada dokter spesialis jiwa, kemudian ada dokter spsesialis paru, bahkan juga ada spesialis penyakit dalam, dokter umum dan perawat yang terus menerus memantau," tambahnya.
"Dipersiapkan juga gizi yang baik, gizi yang seimbang, kemudian juga lingkungan yang ada di sekitarnya itu dipastikan juga harus bersih, sanitasinya," pungkasnya.
https://nonton08.com/wolf-warrior/