Senin, 07 September 2020

Kemenkes ungkap Kegiatan WNI dari Wuhan yang Dikarantina di Natuna

 Sebanyak 238 WNI dipulangkan dari Wuhan, China. Kini WNI sedang dikarantina di Natuna. Bagaimana aktivitas mereka di sana?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Wiendra Waworuntu, MKes menjelaskan kondisi WNI dalam keadaan sehat, dan rutin melakukan aktivitas yang sudah terjadwal.

"Nah aktivitasnya tadi pagi adalah olahraga pagi, siraman rohani, selain daripada itu juga mereka main, jadi mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat, mereka nggak boleh stres," jelasnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, dr Wiendra menyampaikan berbagai dokter spesialis pun telah disiapkan untuk WNI di Wuhan yang sedang dikarantina.

"Jadi memang di sana ada dokter spesialis jiwa, kemudian ada dokter spsesialis paru, bahkan juga ada spesialis penyakit dalam, dokter umum dan perawat yang terus menerus memantau," tambahnya.

"Dipersiapkan juga gizi yang baik, gizi yang seimbang, kemudian juga lingkungan yang ada di sekitarnya itu dipastikan juga harus bersih, sanitasinya," pungkasnya.

Flu Babi Tewaskan 56 Orang di Taiwan di Tengah Ancaman Wabah Virus Corona

Di tengah wabah virus corona, Taiwan juga menghadapi ancaman flu babi H1N1. Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan melaporkan, sudah ada 56 orang meninggal dunia akibat flu babi dalam tiga bulan terakhir.
Dikutip dari South China Morning Post, media lokal melaporkan ada 13 orang meninggal akibat flu babi dalam seminggu terakhir.

Sedangkan tidak ada laporan kematian yang disebabkan virus corona di Taiwan dalam seminggu terakhir, walaupun saat ini di Taiwan sudah ada pasien yang positif terinfeksi virus corona.

Menurut Central News Agency, 13 orang yang tewas akibat flu babi berusia antara 47 dan 97 tahun.

Seorang wanita berusia 80 tahun menderita demam pada Desember 2019 lalu, dan akhirnya meninggal karena pneumonia dan kegagalan pernapasan di rumah sakit.

Menurut salah satu dokter CDC (Center of Disease Control and Prevention), Lin Yung-Ching mengatakan bahwa wanita itu telah menerima vaksin flu sebelum tertular. Ia juga mengatakan bahwa sisa pasien yang meninggal karena komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan yang terkena flu, belum menerima vaksin.

Pejabat CDC mengatakan virus H1N1 telah menjadi tipe virus dominan di Taiwan selama tiga bulan terakhir.

"Selama musim ini, ada 771 kasus influenza dengan komplikasi parah sejak 1 Oktober 2019, termasuk 56 kematian," kata seorang juru bicara CDC.

Masker N95 Harganya Sampai Rp 3 Juta, Kemenkes Sebut Gara-gara Hoax

 Permintaan masker melonjak dengan meningkatnya kasus virus corona baru di beberapa negara. Banyak toko dan apotek yang kehabisan stok masker.
Momen ini bahkan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab, yang menjual masker N95 dengan harga fantastis sekitar Rp 3 juta.

Menanggapi hal ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Wiendra Waworuntu, MKes menjelaskan hal tersebut terjadi karena hoax yang semakin marak.

"Nah itu karena virus hoaxnya lebih banyak," jelasnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pertamina, (4/2/2020).

"Jika Anda batuk, Anda pakai masker. Jika Anda sakit, lebih baik Anda tinggal di rumah, Anda istirahat yang cukup daripada Anda pakai masker, nanti kalau masker nggak ada kan kita nggak bisa produksi," katanya.

"Karena kita merasa bahwa oh itu suatu kebutuhan dasar. Padahal kebutuhan dasar itu adalah makan makanan yang gizi seimbang, istirahat yang cukup, kemudian kalau sakit pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan, cukup kan itu," pungkasnya.
https://nonton08.com/the-pervert-last-train/

Soal Hanggar Karantina WNI dari Wuhan di Natuna, Kemenkes Pastikan Layak

Tiga hari berlalu sejak warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, China, ditempatkan di Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani masa karantina selama 14 hari. Seluruh WNI yang berhasil dievakuasi yang berjumlah 238 orang ditempatkan di Lanud Raden Sadjat, Natuna.
Belakangan, beredar foto hanggar dan tenda tempat karantina atau observasi kesehatan WNI di Natuna, di media sosial. Tidak sedikit yang menanyakan apakah tempat karantina tersebut layak dan steril sehingga tidak akan menularkan virus.

"Tempatnya sudah di-assesment dari petugas rumah sakit yang ada di Batam dan juga Kepala Dinas untuk melihat layak tidaknya dan ternyata layak," tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, dr Wiendra Waworuntu, saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).

Sebelumnya dijelaskan bahwa pagi ini, tim Pusat Krisis Kesehatan telah menstrerilkan tempat karantina dengan cairan disinfektan. Fungsinya adalah untuk mengurangi kontaminasi apapun yang menyebabkan penyakit.

Dalam penuturannya, dr Wiendra menyebut semua WNI yang sedang menjalani observasi kesehatan di Natuna dalam keadaan sehat dan terjamin keamanannya.

"Kalau dibilang steril atau tidak, mereka aja sudah merasa nyaman. Tetapi kenyamanan mereka tentu karena apa yang dilakukan oleh pemerintah," pungkasnya.

Kemenkes ungkap Kegiatan WNI dari Wuhan yang Dikarantina di Natuna

 Sebanyak 238 WNI dipulangkan dari Wuhan, China. Kini WNI sedang dikarantina di Natuna. Bagaimana aktivitas mereka di sana?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Wiendra Waworuntu, MKes menjelaskan kondisi WNI dalam keadaan sehat, dan rutin melakukan aktivitas yang sudah terjadwal.

"Nah aktivitasnya tadi pagi adalah olahraga pagi, siraman rohani, selain daripada itu juga mereka main, jadi mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat, mereka nggak boleh stres," jelasnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, dr Wiendra menyampaikan berbagai dokter spesialis pun telah disiapkan untuk WNI di Wuhan yang sedang dikarantina.

"Jadi memang di sana ada dokter spesialis jiwa, kemudian ada dokter spsesialis paru, bahkan juga ada spesialis penyakit dalam, dokter umum dan perawat yang terus menerus memantau," tambahnya.

"Dipersiapkan juga gizi yang baik, gizi yang seimbang, kemudian juga lingkungan yang ada di sekitarnya itu dipastikan juga harus bersih, sanitasinya," pungkasnya.

Flu Babi Tewaskan 56 Orang di Taiwan di Tengah Ancaman Wabah Virus Corona

Di tengah wabah virus corona, Taiwan juga menghadapi ancaman flu babi H1N1. Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan melaporkan, sudah ada 56 orang meninggal dunia akibat flu babi dalam tiga bulan terakhir.
Dikutip dari South China Morning Post, media lokal melaporkan ada 13 orang meninggal akibat flu babi dalam seminggu terakhir.

Sedangkan tidak ada laporan kematian yang disebabkan virus corona di Taiwan dalam seminggu terakhir, walaupun saat ini di Taiwan sudah ada pasien yang positif terinfeksi virus corona.

Menurut Central News Agency, 13 orang yang tewas akibat flu babi berusia antara 47 dan 97 tahun.

Seorang wanita berusia 80 tahun menderita demam pada Desember 2019 lalu, dan akhirnya meninggal karena pneumonia dan kegagalan pernapasan di rumah sakit.

Menurut salah satu dokter CDC (Center of Disease Control and Prevention), Lin Yung-Ching mengatakan bahwa wanita itu telah menerima vaksin flu sebelum tertular. Ia juga mengatakan bahwa sisa pasien yang meninggal karena komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan yang terkena flu, belum menerima vaksin.

Pejabat CDC mengatakan virus H1N1 telah menjadi tipe virus dominan di Taiwan selama tiga bulan terakhir.

"Selama musim ini, ada 771 kasus influenza dengan komplikasi parah sejak 1 Oktober 2019, termasuk 56 kematian," kata seorang juru bicara CDC.
https://nonton08.com/classic-again/