Novel coronavirus (2019-nCoV) disebut tak seganas wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002 - 2003 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2012. Hal ini disebabkan karena angka kematian akibat SARS dan MERS lebih tinggi sekitar 30-40 persen dari jumlah yang sakit.
"Kalau Corona (nCoV) ini data sementara masih di bawah 4 persen. Artinya dibanding dua saudaranya yang lain (SARS dan MERS), ini relatif jinak," kata dr Achmad Yurianto, Sekretaris pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan kepada Tim Blak-blakan detikcom beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan detikcom, jumlah orang yang terinfeksi SARS mencapai 8.000 orang dengan sebaran di seluruh Cina dan Hongkong, 774 di antaranya meninggal dunia.
Pada kasus MERS yang pertama kali ditemukan mewabah di Arab Saudi, September 2012, diketahui menginfeksi 2.494 orang di 27 negara, dengan jumlah korban kematian mencapai 858 orang.
dr Yurianto menjelaskan, pasien yang meninggal karena novel coronavirus diketahui kebanyakan adalah penderita yang juga sebelumnya telah mengidap penyakit kronis, misalnya penyakit jantung. Ada juga yang mengidap sakit ginjal, bronchitis, diabetes, dan hipertensi.
"Artinya kondisi inilah yang memperburuk. Kalau kondisinya baik, fit sih gak ada masalah," kata dokter lulusan Universitas Airlangga yang pernah bertugas di lingkungan TNI-AD hingga berpangkat Brigadir Jenderal itu.
Khusus di Indonesia, menurut dr Yurianto, dari sejumlah pasien yang sebelumnya dicurigai terinfeksi novel coronavirus ternyata hasilnya negatif. Meski begitu, menurutnya bukan berarti situasi di Indonesia sudah aman.
Meski begitu, ia meminta segenap masyarakat untuk tidak khawatir, dan tidak percaya begitu saja pada informasi yang beredar sebelum ada konfirmasi lebih lanjut.
"Pokoknya jaga pola atau gaya hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan. Kalau batuk atau bersin gunakan masker, atau kalau ditutup dengan telapak tangan ya segera cuci tangan," katanya.
DKI Tembus 1.000 Lagi! Ini Sebaran 3.806 Kasus Baru COVID-19 RI 12 September
Pemerintah melaporkan 3.806 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Sabtu (12/9/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 214.746 kasus, semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.205 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 386 kasus baru per 12 September.
Dikutip dari laman covid19.go.id, ada sebanyak 2.241 kasus sembuh hingga hari ini, sementara kasus kematian Corona totalnya mencapai 106 orang. Total kumulatif pasien sembuh sebanyak 153.458 orang dan 8.650 meninggal.
Berikut detail sebaran 3.806 kasus baru Corona di Indonesia pada Sabtu (12/9/2020):
DKI Jakarta: 1.205 kasus
Jawa Tengah: 386 kasus
Jawa Timur: 384 kasus
Jawa Barat: 291 kasus
Riau: 224 kasus
Kalimantan Timur: 153 kasus
Bali : 135 kasus
Aceh : 124 kasus
Sumatera Utara : 121 kasus
Sumatera Barat : 103 kasus
Kalimantan Selatan : 97 kasus
Sumatera Selatan : 73 kasus
Papua Barat : 67 kasus
Papua : 62 kasus
Sulawesi Selatan : 52 kasus
Kalimantan Tengah : 46 kasus
Lampung : 44 kasus
DI Yogyakarta : 43 kasus
Sulawesi Tenggara : 33 kasus
Bengkulu : 28 kasus
Banten : 21 kasus
Kepulauan Riau : 21 kasus
Sulawesi Utara : 20 kasus
Nusa Tenggara Barat : 13 kasus
Maluku : 12 kasus
Kalimantan Barat : 11 kasus
Gorontalo : 11 kasus
Bangka Belitung : 5 kasus
Jambi : 5 kasus
Kalimantan Utara : 5 kasus
Nusa Tenggara Timur : 4 kasus
Maluku Utara : 3 kasus
Sulawesi Barat : 3 kasus
Sulawesi Tengah : 1 kasushttps://nonton08.com/the-scorpion-king/