Sabtu, 12 September 2020

Terpopuler Sepekan: Virus Corona Tak Seganas SARS dan MERS

Novel coronavirus (2019-nCoV) disebut tak seganas wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002 - 2003 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2012. Hal ini disebabkan karena angka kematian akibat SARS dan MERS lebih tinggi sekitar 30-40 persen dari jumlah yang sakit.
"Kalau Corona (nCoV) ini data sementara masih di bawah 4 persen. Artinya dibanding dua saudaranya yang lain (SARS dan MERS), ini relatif jinak," kata dr Achmad Yurianto, Sekretaris pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan kepada Tim Blak-blakan detikcom beberapa waktu lalu.

Berdasarkan catatan detikcom, jumlah orang yang terinfeksi SARS mencapai 8.000 orang dengan sebaran di seluruh Cina dan Hongkong, 774 di antaranya meninggal dunia.

Pada kasus MERS yang pertama kali ditemukan mewabah di Arab Saudi, September 2012, diketahui menginfeksi 2.494 orang di 27 negara, dengan jumlah korban kematian mencapai 858 orang.

dr Yurianto menjelaskan, pasien yang meninggal karena novel coronavirus diketahui kebanyakan adalah penderita yang juga sebelumnya telah mengidap penyakit kronis, misalnya penyakit jantung. Ada juga yang mengidap sakit ginjal, bronchitis, diabetes, dan hipertensi.

"Artinya kondisi inilah yang memperburuk. Kalau kondisinya baik, fit sih gak ada masalah," kata dokter lulusan Universitas Airlangga yang pernah bertugas di lingkungan TNI-AD hingga berpangkat Brigadir Jenderal itu.

Khusus di Indonesia, menurut dr Yurianto, dari sejumlah pasien yang sebelumnya dicurigai terinfeksi novel coronavirus ternyata hasilnya negatif. Meski begitu, menurutnya bukan berarti situasi di Indonesia sudah aman.

Meski begitu, ia meminta segenap masyarakat untuk tidak khawatir, dan tidak percaya begitu saja pada informasi yang beredar sebelum ada konfirmasi lebih lanjut.

"Pokoknya jaga pola atau gaya hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan. Kalau batuk atau bersin gunakan masker, atau kalau ditutup dengan telapak tangan ya segera cuci tangan," katanya.

DKI Tembus 1.000 Lagi! Ini Sebaran 3.806 Kasus Baru COVID-19 RI 12 September

Pemerintah melaporkan 3.806 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Sabtu (12/9/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 214.746 kasus, semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.205 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 386 kasus baru per 12 September.

Dikutip dari laman covid19.go.id, ada sebanyak 2.241 kasus sembuh hingga hari ini, sementara kasus kematian Corona totalnya mencapai 106 orang. Total kumulatif pasien sembuh sebanyak 153.458 orang dan 8.650 meninggal.

Berikut detail sebaran 3.806 kasus baru Corona di Indonesia pada Sabtu (12/9/2020):

DKI Jakarta: 1.205 kasus
Jawa Tengah: 386 kasus
Jawa Timur: 384 kasus
Jawa Barat: 291 kasus
Riau: 224 kasus
Kalimantan Timur: 153 kasus
Bali : 135 kasus
Aceh : 124 kasus
Sumatera Utara : 121 kasus
Sumatera Barat : 103 kasus
Kalimantan Selatan : 97 kasus
Sumatera Selatan : 73 kasus
Papua Barat : 67 kasus
Papua : 62 kasus
Sulawesi Selatan : 52 kasus
Kalimantan Tengah : 46 kasus
Lampung : 44 kasus
DI Yogyakarta : 43 kasus
Sulawesi Tenggara : 33 kasus
Bengkulu : 28 kasus
Banten : 21 kasus
Kepulauan Riau : 21 kasus
Sulawesi Utara : 20 kasus
Nusa Tenggara Barat : 13 kasus
Maluku : 12 kasus
Kalimantan Barat : 11 kasus
Gorontalo : 11 kasus
Bangka Belitung : 5 kasus
Jambi : 5 kasus
Kalimantan Utara : 5 kasus
Nusa Tenggara Timur : 4 kasus
Maluku Utara : 3 kasus
Sulawesi Barat : 3 kasus
Sulawesi Tengah : 1 kasus
https://nonton08.com/the-scorpion-king/

Viral Virus Corona Disebut Bisa Dihancurkan dengan Air, Benarkah?

 Di media sosial beredar informasi pesan yang menyebut penyebaran virus corona bisa dicegah dengan rajin berwudu. Alasannya karena virus corona disebut akan hancur ketika terpapar air.
"Mengenai virus corona kita di Indonesia tidak perlu terlalu was-was, pertama kita kaya dengan air. Virus-virus itu akan cepat hancur dengan air apalagi kaum muslimin berwudhu 5 kali sehari semalam. Virus virus itu akan mati ketika kita berwudhu," tulis satu pengguna Facebook yang pesannya sudah dibagikan lebih dari 11 ribu kali.

dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas menegaskan informasi tersebut keliru. Menurut dr Dirga virus corona sejauh ini dibunuh dengan menggunakan disinfektan.

"Tidak benar. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus corona bisa mati dengan air biasa," kata dr Dirga pada detikcom, Minggu (2/2/2020).

"Disinfektan yang dapat membunuhnya: alkohol dengan kadar minimal 70%, klorin, hidrogen peroksida, dan kloroform. Virus ini juga mati pada pemanasan dengan suhu 56 C minimal selama 30 menit," lanjut vaksinolog lulusan University of Siena ini.

Hoax terkait virus corona baru ini memang semakin marak di media sosial. Kementerian Kesehatan juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya oleh berbagai informasi dari sumber yang tidak jelas.

Kemenkes menyediakan nomor yang bisa dihubungi bila ingin mengetahui informasi terbaru virus corona di 021-5210411 dan 081212123119.

Terpopuler Sepekan: Virus Corona Tak Seganas SARS dan MERS

Novel coronavirus (2019-nCoV) disebut tak seganas wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002 - 2003 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2012. Hal ini disebabkan karena angka kematian akibat SARS dan MERS lebih tinggi sekitar 30-40 persen dari jumlah yang sakit.
"Kalau Corona (nCoV) ini data sementara masih di bawah 4 persen. Artinya dibanding dua saudaranya yang lain (SARS dan MERS), ini relatif jinak," kata dr Achmad Yurianto, Sekretaris pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan kepada Tim Blak-blakan detikcom beberapa waktu lalu.

Berdasarkan catatan detikcom, jumlah orang yang terinfeksi SARS mencapai 8.000 orang dengan sebaran di seluruh Cina dan Hongkong, 774 di antaranya meninggal dunia.

Pada kasus MERS yang pertama kali ditemukan mewabah di Arab Saudi, September 2012, diketahui menginfeksi 2.494 orang di 27 negara, dengan jumlah korban kematian mencapai 858 orang.

dr Yurianto menjelaskan, pasien yang meninggal karena novel coronavirus diketahui kebanyakan adalah penderita yang juga sebelumnya telah mengidap penyakit kronis, misalnya penyakit jantung. Ada juga yang mengidap sakit ginjal, bronchitis, diabetes, dan hipertensi.

"Artinya kondisi inilah yang memperburuk. Kalau kondisinya baik, fit sih gak ada masalah," kata dokter lulusan Universitas Airlangga yang pernah bertugas di lingkungan TNI-AD hingga berpangkat Brigadir Jenderal itu.

Khusus di Indonesia, menurut dr Yurianto, dari sejumlah pasien yang sebelumnya dicurigai terinfeksi novel coronavirus ternyata hasilnya negatif. Meski begitu, menurutnya bukan berarti situasi di Indonesia sudah aman.

Meski begitu, ia meminta segenap masyarakat untuk tidak khawatir, dan tidak percaya begitu saja pada informasi yang beredar sebelum ada konfirmasi lebih lanjut.

"Pokoknya jaga pola atau gaya hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan. Kalau batuk atau bersin gunakan masker, atau kalau ditutup dengan telapak tangan ya segera cuci tangan," katanya.
https://nonton08.com/blair-witch/