Sabtu, 12 September 2020

Alasan WNI dari Wuhan Perlu Dikarantina 2 Minggu Meski Dinyatakan Sehat

 Sebanyak 241 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan karena wabah virus corona telah tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, sekitar pukul 08.50 WIB pada Minggu (2/2/2020).
Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan semua WNI yang dievakuasi dalam kondisi sehat. Mereka rencananya akan dibawa ke Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, untuk dikarantina selama dua minggu.

Terkait hal tersebut muncul pertanyaan di antara netizen mengapa para WNI tetap dikarantina meski sudah dinyatakan sehat?

dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas menjelaskan proses karantina tetap dilakukan sebagai langkah pencegahan. Bisa jadi saat berangkat ada WNI yang terinfeksi virus corona namun belum menunjukkan gejala.

"Pasti semua orang yang sudah keluar Wuhan, sudah discreening dulu. Minimal dicek ada gejala enggak," papar dr Dirga pada detikcom.

"Nah ini masalahnya. Kita tahu bahwa tidak semua orang yang sakit atau terinfeksi corona itu bergejala. Ada sebagian yang asimtomatik atau tak bergejala apapun. Ini yang sulit terdeteksi. Oleh karena itu agar benar-benar aman maka langkah paling tepat adalah mengkarantina seluruh penumpang" lanjut vaksinolog lulusan University of Siena ini.

Waktu karantina dua minggu menurut dr Dirga ditetapkan karena peneliti mengetahui sejauh ini masa inkubasi virus corona paling lama adalah dua minggu. Masa inkubasi artinya waktu yang diperlukan virus untuk menunjukkan gejala sejak seseorang terpapar.

Terpopuler Sepekan: Hoax! Foto 'Mayat Bergelimpangan' Disebut Korban Virus Corona

Sempat ramai di media sosial soal foto 'mayat bergelimpangan' yang disebut korban virus corona baru (2019-nCoV) di kota Wuhan, China. Dalam foto itu terlihat puluhan manusia terbaring di tengah jalan.
"Keterangan Foto Mayat mayat orang Cina bergelimpangan di jalan jalan kota Wuhan Cina foto di ambil dari Satelit *Azab Untuk China Komunis*," tulis salah satu pengguna Facebook yang turut membagikan foto.

Melalui penelusuran detikcom dengan alat bantu verifikasi InVid, faktanya foto yang beredar bukan diambil di China, melainkan di Frankfurt, Jerman. Seorang fotografer bernama Kai Pfaffenbach mengambil foto itu untuk Reuters.

Foto itu diambil di Tahun 2014 dalam sebuah pertunjukan seni yang mengenang 528 korban kamp konsentrasi Nazi.

"Para tahanan kamp konsentrasi Katzbach, bagian dari bekas pabrik industri Adler, dipaksa berjalan sampai mati ke kamp konsentrasi Buchenwald dan Dachau pada 24 Maret 1945," tulis keterangan foto di situs Reuters.

Bisa dipastikan informasi yang mengatakan foto korban bergelimpangan karena virus corona di China itu tidak benar alias hoax.

Hoax terkait virus corona baru ini memang semakin marak di media sosial. Kementerian Kesehatan juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya oleh berbagai informasi dari sumber yang tidak jelas.

Kemenkes menyediakan nomor yang bisa dihubungi bila ingin mengetahui informasi terbaru virus corona di 021-5210411 dan 081212123119.
https://nonton08.com/jonah-hex/

Rayakan Ulang Tahun, Komunitas Sepeda PPBR Gowes Bareng

 Acara gowes bareng (gobar) Milad Kahiji Paguyuban Pesepeda Bogor Raya (PPBR) dilaksanakan pada Minggu (2/2/2020). Diikuti oleh sejumlah 800 peserta dari 95 komunitas sepeda di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Sesuai dengan tema yang diusung, satu sepeda sejuta saudara, perayaan ulang tahun PPBR ini pun dilaksanakan untuk menjalin hubungan yang lebih erat antar pesepeda.

"Karena semua pesepeda adalah saudara. Jadi kita ingin melakukan satu kumpulan yang isinya adalah saudara. Semua adalah saudara, makanya moto milad PPBR kali ini adalah satu sepeda sejuta saudara," kata wakil ketua PPBR, Suyono Abet kepada detikcom, Minggu (2/2/2020).

Pelaksanaan ulang tahun PPBR dilakukan dengan kegiatan gowes sepeda bersama dimulai dari Balaikota Bogor hingga finis di Auditorium Sylva Pertamina Institut Pertanian Bogor (IPB).

Salah satu peserta, Happy, merasa senang dengan adanya acara ini.

"Alhamdulilah kita sih lancar-lancar saja, seru rame-rame kan kangen juga gowes bareng kan biasanya sendiri-sendiri," ucap Happy.

Meski sempat diguyur hujan, para peserta tetap semangat dalam merayakan acara ulang tahun PPBR yang pertama.

"Hujan-hujanan sudah biasa, malah asyik yang begitu kalau sepedaan jadi lebih menantang," jelas Udin, salah satu peserta gobar Milad Kahiji PPBR.

Alasan WNI dari Wuhan Perlu Dikarantina 2 Minggu Meski Dinyatakan Sehat

 Sebanyak 241 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan karena wabah virus corona telah tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, sekitar pukul 08.50 WIB pada Minggu (2/2/2020).
Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan semua WNI yang dievakuasi dalam kondisi sehat. Mereka rencananya akan dibawa ke Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, untuk dikarantina selama dua minggu.

Terkait hal tersebut muncul pertanyaan di antara netizen mengapa para WNI tetap dikarantina meski sudah dinyatakan sehat?

dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas menjelaskan proses karantina tetap dilakukan sebagai langkah pencegahan. Bisa jadi saat berangkat ada WNI yang terinfeksi virus corona namun belum menunjukkan gejala.

"Pasti semua orang yang sudah keluar Wuhan, sudah discreening dulu. Minimal dicek ada gejala enggak," papar dr Dirga pada detikcom.

"Nah ini masalahnya. Kita tahu bahwa tidak semua orang yang sakit atau terinfeksi corona itu bergejala. Ada sebagian yang asimtomatik atau tak bergejala apapun. Ini yang sulit terdeteksi. Oleh karena itu agar benar-benar aman maka langkah paling tepat adalah mengkarantina seluruh penumpang" lanjut vaksinolog lulusan University of Siena ini.

Waktu karantina dua minggu menurut dr Dirga ditetapkan karena peneliti mengetahui sejauh ini masa inkubasi virus corona paling lama adalah dua minggu. Masa inkubasi artinya waktu yang diperlukan virus untuk menunjukkan gejala sejak seseorang terpapar.

Terpopuler Sepekan: Hoax! Foto 'Mayat Bergelimpangan' Disebut Korban Virus Corona

Sempat ramai di media sosial soal foto 'mayat bergelimpangan' yang disebut korban virus corona baru (2019-nCoV) di kota Wuhan, China. Dalam foto itu terlihat puluhan manusia terbaring di tengah jalan.
"Keterangan Foto Mayat mayat orang Cina bergelimpangan di jalan jalan kota Wuhan Cina foto di ambil dari Satelit *Azab Untuk China Komunis*," tulis salah satu pengguna Facebook yang turut membagikan foto.

Melalui penelusuran detikcom dengan alat bantu verifikasi InVid, faktanya foto yang beredar bukan diambil di China, melainkan di Frankfurt, Jerman. Seorang fotografer bernama Kai Pfaffenbach mengambil foto itu untuk Reuters.

Foto itu diambil di Tahun 2014 dalam sebuah pertunjukan seni yang mengenang 528 korban kamp konsentrasi Nazi.

"Para tahanan kamp konsentrasi Katzbach, bagian dari bekas pabrik industri Adler, dipaksa berjalan sampai mati ke kamp konsentrasi Buchenwald dan Dachau pada 24 Maret 1945," tulis keterangan foto di situs Reuters.

Bisa dipastikan informasi yang mengatakan foto korban bergelimpangan karena virus corona di China itu tidak benar alias hoax.

Hoax terkait virus corona baru ini memang semakin marak di media sosial. Kementerian Kesehatan juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya oleh berbagai informasi dari sumber yang tidak jelas.

Kemenkes menyediakan nomor yang bisa dihubungi bila ingin mengetahui informasi terbaru virus corona di 021-5210411 dan 081212123119.
https://nonton08.com/carol/