Senin, 28 September 2020

Pengertian Masker Scuba dan Masker Buff yang Dilarang Kemenkes

  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melarang masyarakat menggunakan masker kain yang tipis seperti masker scuba dan buff. Sebelumnya PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengumumkan mulai 21 September calon penumpang KRL wajib menggunakan masker kain 3 lapis atau masker kesehatan.

Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan pengertian masker scuba-buff adalah masker kain yang terlalu tipis dan satu lapis. Sehingga dikhawatirkan tidak bisa menyaring droplet penyebab COVID-19.


Kedua masker ini dilarang dipakai karena efektivitasnya hanya berkisar antara 0-5 persen. Hal itu dikatakan spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP, mengatakan kemampuan filtrasi masker scuba sangat rendah sehingga tidak akan memberikan proteksi yang layak bagi penggunanya. Pori-pori masker scuba juga sangat lebar, sama seperti tidak pakai masker.


Dilansir situs Kemenkes, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar. Masker kain dianjurkan namun minimal 2 lapis jika tidak ada masker medis.


Masker scuba dan Buff dikenali dari teksturnya yang khas. Relatif tipis dibanding masker katun dan cenderung elastis, lentur, dan mengikuti lekuk wajah. Sementara masker buff biasanya sering dipakai para pengendara motor. Masker ini murah dari segi harga, mudah didapatkan, dan dapat dipakai berkali-kali setelah dicuci.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip dari CNBC menyatakan standar masker kain yang efektif untuk mencegah corona yakni tiga lapis. Lapisan terdalamnya menggunakan bahan hidrofilik, seperti katun atau campuran katun.


Sedangkan untuk lapisan tengahnya terbuat dari bahan hidrofobik dari bahan tenun sintesis yang bertujuan untuk melakukan filtrasi dan menahan droplet. Sedangkan lapisan terluarnya terbuat dari bahan hidrofobik seperti polipropilen, poliester, atau campuran keduanya.


Jadi masih mau pakai masker scuba dan buff

https://kamumovie28.com/robin-hood-2/


Penyebab Sederhana Ini Bisa Bikin Penis Perih Usai Bercinta


 Bagi pria, bercinta dengan pasangan memiliki efek bahagia yang serupa dengan melakukan permainan menyenangkan. Namun, usai melakukannya, perasaan senang saat berhubungan seks terkadang bisa saja berubah menjadi siksaan.

Sebab, usai melakukan hubungan intim, terkadang penis malah terasa sakit, nyeri, gatal, dan iritasi. Menurut Healthline, ada beberapa penyebab sederhana yang membuat penis terasa perih usai bercinta:


1. Alergi dengan kandungan kondom yang dipakai

Kondom berbahan lateks memang terkenal dapat memicu reaksi alergi. Sebab, lateks memiliki kandungan benzokain yang bisa menyebabkan ruam dan gatal pada area kulit yang sensitif.


2. Stres

Menurut Jeanette Potts, MD, ketika pria sedang banyak pikiran atau stres, akan cenderung menimbulkan ketidaknyamanan fisik saat tengah melakukan hubungan intim. Fisik yang tidak rileks ini dapat memicu nyeri pada area sensitif, seperti penis.


3. Melakukan terlalu banyak seks

Melakukan aktivitas seksual terlalu sering, ternyata dapat membuat penis menjadi sakit. Hal ini dikarenakan banyak melakukan gesekan akibat penetrasi akan membuat penis menjadi nyeri.

https://kamumovie28.com/tanhaji-the-unsung-warrior/

Nyata! Keluarga Sudah Kena, Masih Banyak yang Anggap COVID-19 Rekayasa

 Rasa was-was selalu menghampiri Ratu (bukan nama sebenarnya). Bagaimana tidak, ayahnya baru saja didiagnosis terinfeksi COVID-19 namun tampak jelas sang ayah tidak terlalu peduli akan penyakit tersebut. Pikir Ratu, ayahnya cuek-cuek saja karena dia termasuk golongan pasien tanpa gejala.

Kejadian selanjutnya lebih memusingkan lagi. Seharusnya, orang yang telah mendapatkan diagnosis mengisolasi diri dan lingkungan terdekatnya, jika memungkinkan, melakukan tes PCR untuk memastikan tertular atau tidaknya. Hanya saja, di rumah Ratu, bukan hanya sang ayah yang cuek. Ibunya, menurut pandangannya, lebih parah lagi.


"Gimana ya, aku sebenarnya takut banget tapi nggak bisa ngapa-ngapain juga. Aku mau tes, tapi mama selalu bilang 'tes Corona itu cuman akal-akalan (pemerintah) doang biar dapat proyek' Padahal di deket rumah ada tes (COVID-19) gratis," tutur Ratu saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (26/9/2020).

https://kamumovie28.com/desierto/


Bukan hanya Ratu yang khawatir, kakaknya pun merasakan hal yang sama. Terlebih jika melihat ibunya seperti golongan yang tidak percaya penyakit COVID-19 ada dan nyata meski ayahnya sudah jelas tertular.


Menurut penuturan Ratu, orangtuanya selalu berbicara mengenai teori-teori yang menyebut virus Corona tidak semematikan itu sehingga tak perlu ambil pusing, meski sudah ada beberapa orang di lingkungan sekitarnya yang sudah tertular COVID-19.


"Mama juga kalau ditanyain sama orang soal kondisi papa, selalu marah. Pokoknya nggak mau percaya gitu. Apalagi kan papa juga Alhamdulillah sehat-sehat aja, makin deh nggak percaya nggak mau tes juga. Bingung pokoknya," ungkap Ratu.


Kejadian serupa juga dialami Bunga (bukan nama sebenarnya). Sejak awal pandemi COVID-19, ia selalu menjaga diri dan keluarganya agar tidak tertular. Mulai dari menyiapkan wastafel di depan rumah sampai mendisinfeksi tiap sudut ruangan minimal dua hari sekali.


Saat salah satu tantenya terinfeksi COVID-19, ia makin menjaga diri agar tidak membawa virus dengan tak pernah keluar rumah. Terlebih, di rumahnya ada orangtuanya yang sudah berusia sepuh, di atas 60 tahun, yang pasti memiliki risiko tinggi untuk tertular.


Hanya saja, beberapa orang di keluarganya tidak memiliki pandangan yang sama. Meski sudah ada yang tertular, saudara dari tantenya yang terinfeksi masih saja ingin mengunjungi kediamannya. Jika diberitahu soal risiko COVID-19, mereka akan marah.


"Pokoknya selalu bilang 'toh kita semua bakal meninggal juga. Urusan mati kan di tangan Allah'. Ih aku kesel banget. Belum lagi kalau datang kadang copot masker padahal tahu dirinya punya risiko jadi pembawa virus," kata Bunga.


Transmisi lokal COVID-19 khususnya di kalangan keluarga juga sudah menjadi perhatian pemerintah untuk ditanggulangi. Sudah ada banyak kasus klaster keluarga yang terjadi karena anggota keluarga tidak menjaga diri. Bahkan, data dari Satgas COVID-19 mengungkap ada 7.411 pasien yang berasal dari klaster keluarga.


Bagaimana cara mencegah klaster keluarga?

Pastikan langsung mengganti baju

Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir selama 20 detik

Bergegas mandi

Taruh pakaian kotor secara terpisah dengan yang lain dan cuci

Jangan lewatkan hal tersebut sebelum melakukan kontak atau aktivitas dengan keluarga.

https://kamumovie28.com/a-chinese-ghost-story-ii/