Kamis, 08 Oktober 2020

Sering Dipakai Saat Demo, Benarkah Odol Bisa Menangkal Gas Air Mata?

  Efek gas air mata adalah mata perih dan berair. Demonstran kerap menangkalnya dengan odol atau pasta gigi yang dioleskan di wajah. Benarkah cara ini efektif?

Setelah omnibus law UU Cipta Kerja disahkan, banyak elemen buruh turun ke jalan dan melakukan demo penolakan. Aksi semacam ini kerap diwarnai gesekan antara demonstran dan aparat.


Saat terjadi gesekan, tembakan gas air mata seringkali digunakan. Para pendemo mengantisipasi efek gas air mata itu dengan menggunakan odol atau pasta gigi di wajah mereka.


Benarkan odol itu bisa menangkal gas air mata?

Dalam wawancara dengan detikcom, praktisi kesehatan dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, dr Wisnu Pramudito D Pusponegoro, SpB, mengatakan odol atau pasta gigi ini sebenarnya tidak memiliki efek apapun terhadap gas air mata.


"Odol nggak ngaruh sebenarnya. Gas air mata bekerjanya karena terhirup, bukan kontak dengan mata. Efek gas air mata itu kan terhirup yang menyebabkan sekresi dari kelenjar air mata," jelasnya pada detikcom beberapa waktu lalu.


Bahkan dr Wisnu menegaskan, penggunaan odol di area wajah termasuk mata justru bisa menyebabkan efek kerusakan pada mata, seperti iritasi.


Tidak bisa menangkal gas air mata, tapi kok masih banyak yang menggunakannya?

Seorang anggota polisi yang bertugas saat terjadi kerusuhan di Bawaslu pada 2019 lalu, Fu'umori, mengatakan memang fungsi utama odol itu bukan untuk menangkal efek perih pada mata.


"Jadi, odol itu biar keluar saja air matanya, bukan biar nggak kena gasnya. Kena gas mah tetep," kata Fu-umori.


Fu'umori mengatakan, gas air mata itu mengandung serbuk-serbuk seperti merica yang bisa menyebabkan rasa perih pada mata. Ia juga menuturkan mata yang terkena gas itu akan semakin perih jika diberikan air.


"Makanya jangan dikucek, biarin saja biar nangis. Kalau dikasih air malah makin jadi (perihnya). Diemin saja," imbuhnya.

https://nonton08.com/the-curtain-rises/


Dulunya RS Darurat COVID-19, Kini Arena Olahraga Wuhan Dipadati Warga


Sebelum kembali normal, Wuhan, tempat pertama kali COVID-19 merebak, mendirikan sejumlah RS Darurat. Hal ini dikarenakan wabah COVID-19 merebak dengan cepat.

Kapasitas tempat tidur terus menipis seiring melonjaknya pasien COVID-19. Pusat olahraga Wuhan pun ikut diubah menjadi RS Darurat.


Namun, kini Wuhan 'bebas' dari COVID-19 dan semua kembali normal. Daily Mail melaporkan ada ribuan penonton berkerumun di pusat olahraga Wuhan saat pertandingan bola basket.


"Sebanyak 7.500 penonton berkerumun ke Pusat Olahraga Wuhan tadi malam untuk menonton pertandingan bola basket yang diselenggarakan oleh pensiunan bintang NBA Yao Ming," menurut media pemerintah China, dikutip dari Daily Mail.


Dulunya, pusat olahraga Wuhan ini ditempati 1.100 tempat tidur dengan pasien COVID-19, dikenal dengan rumah sakit 'fang cang', diubah pada awal Februari lalu saat Wuhan menghadapi puncak wabah COVID-19.


Kelab di Wuhan kembali normal

Beberapa waktu lalu, potret kelab malam di Wuhan juga menjadi tanda kehidupan normal usai wabah COVID-19. Beberapa orang terlihat tidak mengenakan masker.


Berdasarkan laporan Bloomberg, sebenarnya kelab malam yang disebut Hepburn itu masih memasang markah untuk memakai masker dan jaga jarak tapi hal itu tak diindahkan. Mereka sibuk menari mengikuti musik campuran Mandopop dengan American rap.


Ribuan pengunjung padati waterpark Wuhan

Dikutip dari CNN, sejak beberapa waktu lalu, Wuhan mulai melonggarkan aturan wisata, termasuk dibukanya Wuhan Maya Beach Waterpark sejak Juni.


Saat itu, tampak ratusan orang berenang di kolam tersebut sambil mengenakan aksesoris berwarna neon yang menjadi ciri khas pesta elektronik itu.


Menurut media lokal, wahana itu telah membatasi kunjungan wisatawan sebanyak 50 persen dari kapasitas normal. Mereka menerima kunjungan 15.000 orang setiap minggunya. Tempat itu juga menawarkan diskon setengah harga khusus untuk pengunjung wanita.

https://nonton08.com/we-are-one/

Sabtu, 03 Oktober 2020

DKI Masih di Atas Seribu, Ini 5 Terbanyak Penyumbang Kasus Baru COVID-19

  Berdasarkan situs resmi Satgas Penanganan COVID-19 pada Kamis (2/10/2020), kasus baru Corona di Indonesia bertambah sebanyak 4.317 kasus, sehingga totalnya sudah mencapai 295.499 orang.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus Corona baru tertinggi sebanyak 1.198 orang. Sementara posisi kedua masih ditempati Jawa Barat dengan 544 orang.


Berikut 5 provinsi dengan penambahan kasus Corona di Indonesia tertinggi per 2 Oktober.


1. DKI Jakarta: 1.198 kasus


2. Jawa Barat: 544 kasus


3. Jawa Tengah: 344 kasus


4. Kalimantan Timur: 319 kasus


5. Jawa Timur: 283 kasus.


Per hari Jumat (2/10/2020) ini tidak ada provinsi yang tidak memiliki kasus baru. Penambahan kasus Corona paling sedikit terjadi di Sulawesi Barat sebanyak lima kasus.


Selain pertambahan kasus baru terbanyak, ada dua wilayah yang menyumbang kasus sembuh lebih dari 200 kasus per hari ini. Dua wilayah tersebut, yaitu DKI Jakarta dengan 655 orang dan Jawa Tengah dengan 203 orang.

https://indomovie28.net/parkers-anchor/


Donald Trump Mengalami yang Mana? Ini Urutan Gejala Awal Infeksi COVID-19


Sempat beberapa kali meremehkan virus Corona beberapa waktu lalu, kini Donald Trump dinyatakan positif COVID-19. Kabar ini disampaikan dirinya melalui akun Twitter-nya @realDonaldTrump pada Jumat (2/10/2020).

"Malam ini, @FLOTUS (Melania-red) dan saya dinyatakan positif COVID-19," tulis Trump via akun Twitternya.


"Kami akan memulai karantina kami dan proses pemulihan segera. Kami akan melalui ini BERSAMA!" imbuhnya.


Pernyataan Trump terkait COVID-19 sering menuai kontroversi. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Donald Trump berkelakar menyarankan pasien COVID-19 menenggak disinfektan untuk mencegah COVID-19.


Saat orang terpapar COVID-19, banyak gejala yang dikeluhkan. Tidak selalu demam atau batuk, tetapi beberapa pasien COVID-19 mengeluhkan gejala lain seperti gangguan pada indra penciuman.


Namun, gejala COVID-19 paling khas yang dikeluhkan pasien COVID-19 seringnya berawal dari demam. Sebuah studi dari University of Southern California (USC) berusaha membuat model urutan gejala yang mungkin muncul pada pasien.


Hal ini dilakukan dengan membandingkan data pasien COVID-19 dan pasien yang terinfeksi penyakit lain, seperti SARS, MERS, serta influenza. Salah satu peneliti, Peter Kuhn, berharap studi dapat membantu pasien dan tenaga medis untuk lebih bisa cepat mengenali gejala Corona.


"Mengetahui urutan gejala ini penting ketika kita memiliki banyak penyakit yang bisa saling tumpang tindih, misalnya wabah flu berbarengan dengan COVID-19. Dokter bisa menentukan langkah yang tepat untuk pasien dan mencegah kondisinya jadi lebih buruk," kata Peter, dikutip dari Medical News.


Berikut hasil studi, kemungkinan urutan gejala umum COVID-19 yang dilaporan dalam jurnal Frontiers in Public Health:


1. Demam

2. Batuk

3. Sakit tenggorokan, sakit kepala, dan nyeri otot

4. Mual dan muntah

5. Diare.


Perilaku Warga Disebut Pengaruhi Tingkat Kesembuhan Pasien COVID-19


 Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Widyastuti mengatakan peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 yang sembuh di Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama dari tiga provinsi terbesar bersama Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.

Berdasarkan data per 1 Oktober 2020, sudah ada 61.321 pasien yang telah dinyatakan sembuh dari 74.368 orang yang terkonfirmasi positif penyakit tersebut di DKI Jakarta. Sementara jumlah total pasien sembuh secara nasional kini mencapai 218.487 kasus.


"Peningkatan pasien sembuh ini berkat kerja sama masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta dalam menerapkan perubahan perilaku masyarakat terkait memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (2/10/2020).


Oleh karena itu, dr. Widyastuti menekankan kepada masyarakat agar selalu menerapkan perilaku hidup bersih. Sebab kunci meningkatnya kesembuhan pasien COVID-19 ada pada perubahan perilaku dalam menjaga kebersihan diri di sekitar.


"Tingkat kesembuhan tadi itu partisipasi masyarakat yang perlu dijaga tetap sehat," imbuhnya dalam talkshow bertema 'Update Kesembuhan COVID-19: Tingkat Kesembuhan Makin Tinggi' di Gedung BNPB Jakarta.


Ia menyatakan pemerintah DKI menyiapkan tiga wisma untuk menampung pasien positif COVID-19 tanpa gejala atau OTG. Selain itu pihaknya bekerjasama dengan pemerintah pusat dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membuka tiga hotel di Jakarta yang juga khusus pasien OTG.


"Kita tidak ingin ada yang sakit lagi. Satu sisi tempatnya disiapkan, tapi perubahan perilaku tetap kita tekankan," ujarnya.

https://indomovie28.net/miracle-in-cell-no-7-2/