Kamis, 08 Oktober 2020

Dulunya RS Darurat COVID-19, Kini Arena Olahraga Wuhan Dipadati Warga

 Sebelum kembali normal, Wuhan, tempat pertama kali COVID-19 merebak, mendirikan sejumlah RS Darurat. Hal ini dikarenakan wabah COVID-19 merebak dengan cepat.

Kapasitas tempat tidur terus menipis seiring melonjaknya pasien COVID-19. Pusat olahraga Wuhan pun ikut diubah menjadi RS Darurat.


Namun, kini Wuhan 'bebas' dari COVID-19 dan semua kembali normal. Daily Mail melaporkan ada ribuan penonton berkerumun di pusat olahraga Wuhan saat pertandingan bola basket.


"Sebanyak 7.500 penonton berkerumun ke Pusat Olahraga Wuhan tadi malam untuk menonton pertandingan bola basket yang diselenggarakan oleh pensiunan bintang NBA Yao Ming," menurut media pemerintah China, dikutip dari Daily Mail.


Dulunya, pusat olahraga Wuhan ini ditempati 1.100 tempat tidur dengan pasien COVID-19, dikenal dengan rumah sakit 'fang cang', diubah pada awal Februari lalu saat Wuhan menghadapi puncak wabah COVID-19.


Kelab di Wuhan kembali normal

Beberapa waktu lalu, potret kelab malam di Wuhan juga menjadi tanda kehidupan normal usai wabah COVID-19. Beberapa orang terlihat tidak mengenakan masker.


Berdasarkan laporan Bloomberg, sebenarnya kelab malam yang disebut Hepburn itu masih memasang markah untuk memakai masker dan jaga jarak tapi hal itu tak diindahkan. Mereka sibuk menari mengikuti musik campuran Mandopop dengan American rap.


Ribuan pengunjung padati waterpark Wuhan

Dikutip dari CNN, sejak beberapa waktu lalu, Wuhan mulai melonggarkan aturan wisata, termasuk dibukanya Wuhan Maya Beach Waterpark sejak Juni.


Saat itu, tampak ratusan orang berenang di kolam tersebut sambil mengenakan aksesoris berwarna neon yang menjadi ciri khas pesta elektronik itu.


Menurut media lokal, wahana itu telah membatasi kunjungan wisatawan sebanyak 50 persen dari kapasitas normal. Mereka menerima kunjungan 15.000 orang setiap minggunya. Tempat itu juga menawarkan diskon setengah harga khusus untuk pengunjung wanita.

https://nonton08.com/ice-age-collision-course/


Nyaris 5.000! Ini Sebaran 4.850 Kasus Baru Corona Indonesia 8 Oktober


Pemerintah melaporkan 4.850 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Kamis (8/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 320.564 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

Sementara itu rekor kasus baru Corona sebelumnya dilaporkan pada Jumat (25/9/2020) sebanyak 4.823 kasus. DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.182 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 597 kasus baru per 8 Oktober.


Berikut detail sebaran 4.538 kasus baru Corona di Indonesia pada Kamis (8/10/2020):


DKI Jakarta: 1.182 kasus

Jawa Barat: 597 kasus

Jawa Tengah: 348 kasus

Jawa Timur: 347 kasus

Riau: 244 kasus

Kalimantan Timur: 238 kasus

Sulawesi Selatan: 213 kasus

Papua Barat: 210 kasus

Sumatera Barat: 201 kasus

Aceh: 169 kasus

Banten: 122 kasus

Bali: 107 kasus

Sulawesi Tenggara: 100 kasus

Sumatera Utara: 99 kasus

Papua: 98 kasus

Maluku: 94 kasus

Sumatera Selatan: 83 kasus

Lampung: 58 kasus

DI Yogyakarta: 51 kasus

Nusa Tenggara Timur: 47 kasus

Jambi: 46 kasus

Kalimantan Selatan: 42 kasus

Sulawesi Utara: 33 kasus

Kepulauan Riau: 29 kasus

Nusa Tenggara Barat: 14 kasus

Sulawesi Tengah: 14 kasus

Kalimantan Barat: 13 kasus

Bengkulu: 12 kasus

Kalimantan Tengah: 11 kasus

Gorontalo: 9 kasus

Kalimantan Utara: 6 kasus

Sulawesi Barat: 6 kasus

Maluku Utara: 5 kasus

Bangka Belitung: 2 kasus

https://nonton08.com/warpath/

Sering Dipakai Saat Demo, Benarkah Odol Bisa Menangkal Gas Air Mata?

  Efek gas air mata adalah mata perih dan berair. Demonstran kerap menangkalnya dengan odol atau pasta gigi yang dioleskan di wajah. Benarkah cara ini efektif?

Setelah omnibus law UU Cipta Kerja disahkan, banyak elemen buruh turun ke jalan dan melakukan demo penolakan. Aksi semacam ini kerap diwarnai gesekan antara demonstran dan aparat.


Saat terjadi gesekan, tembakan gas air mata seringkali digunakan. Para pendemo mengantisipasi efek gas air mata itu dengan menggunakan odol atau pasta gigi di wajah mereka.


Benarkan odol itu bisa menangkal gas air mata?

Dalam wawancara dengan detikcom, praktisi kesehatan dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, dr Wisnu Pramudito D Pusponegoro, SpB, mengatakan odol atau pasta gigi ini sebenarnya tidak memiliki efek apapun terhadap gas air mata.


"Odol nggak ngaruh sebenarnya. Gas air mata bekerjanya karena terhirup, bukan kontak dengan mata. Efek gas air mata itu kan terhirup yang menyebabkan sekresi dari kelenjar air mata," jelasnya pada detikcom beberapa waktu lalu.


Bahkan dr Wisnu menegaskan, penggunaan odol di area wajah termasuk mata justru bisa menyebabkan efek kerusakan pada mata, seperti iritasi.


Tidak bisa menangkal gas air mata, tapi kok masih banyak yang menggunakannya?

Seorang anggota polisi yang bertugas saat terjadi kerusuhan di Bawaslu pada 2019 lalu, Fu'umori, mengatakan memang fungsi utama odol itu bukan untuk menangkal efek perih pada mata.


"Jadi, odol itu biar keluar saja air matanya, bukan biar nggak kena gasnya. Kena gas mah tetep," kata Fu-umori.


Fu'umori mengatakan, gas air mata itu mengandung serbuk-serbuk seperti merica yang bisa menyebabkan rasa perih pada mata. Ia juga menuturkan mata yang terkena gas itu akan semakin perih jika diberikan air.


"Makanya jangan dikucek, biarin saja biar nangis. Kalau dikasih air malah makin jadi (perihnya). Diemin saja," imbuhnya.

https://nonton08.com/the-curtain-rises/


Dulunya RS Darurat COVID-19, Kini Arena Olahraga Wuhan Dipadati Warga


Sebelum kembali normal, Wuhan, tempat pertama kali COVID-19 merebak, mendirikan sejumlah RS Darurat. Hal ini dikarenakan wabah COVID-19 merebak dengan cepat.

Kapasitas tempat tidur terus menipis seiring melonjaknya pasien COVID-19. Pusat olahraga Wuhan pun ikut diubah menjadi RS Darurat.


Namun, kini Wuhan 'bebas' dari COVID-19 dan semua kembali normal. Daily Mail melaporkan ada ribuan penonton berkerumun di pusat olahraga Wuhan saat pertandingan bola basket.


"Sebanyak 7.500 penonton berkerumun ke Pusat Olahraga Wuhan tadi malam untuk menonton pertandingan bola basket yang diselenggarakan oleh pensiunan bintang NBA Yao Ming," menurut media pemerintah China, dikutip dari Daily Mail.


Dulunya, pusat olahraga Wuhan ini ditempati 1.100 tempat tidur dengan pasien COVID-19, dikenal dengan rumah sakit 'fang cang', diubah pada awal Februari lalu saat Wuhan menghadapi puncak wabah COVID-19.


Kelab di Wuhan kembali normal

Beberapa waktu lalu, potret kelab malam di Wuhan juga menjadi tanda kehidupan normal usai wabah COVID-19. Beberapa orang terlihat tidak mengenakan masker.


Berdasarkan laporan Bloomberg, sebenarnya kelab malam yang disebut Hepburn itu masih memasang markah untuk memakai masker dan jaga jarak tapi hal itu tak diindahkan. Mereka sibuk menari mengikuti musik campuran Mandopop dengan American rap.


Ribuan pengunjung padati waterpark Wuhan

Dikutip dari CNN, sejak beberapa waktu lalu, Wuhan mulai melonggarkan aturan wisata, termasuk dibukanya Wuhan Maya Beach Waterpark sejak Juni.


Saat itu, tampak ratusan orang berenang di kolam tersebut sambil mengenakan aksesoris berwarna neon yang menjadi ciri khas pesta elektronik itu.


Menurut media lokal, wahana itu telah membatasi kunjungan wisatawan sebanyak 50 persen dari kapasitas normal. Mereka menerima kunjungan 15.000 orang setiap minggunya. Tempat itu juga menawarkan diskon setengah harga khusus untuk pengunjung wanita.

https://nonton08.com/we-are-one/