Sabtu, 10 Oktober 2020

Selain Jual Gorengan, Maskapai Ini Sewakan Simulator Penerbangan Buat Cari Duit

  Maskapai penerbangan di seluruh dunia menjadi yang paling terdampak pandemi COVID-19. Berbagai upaya dilakukan demi bertahan. Sedikit berbeda dari maskapai lainnya, maskapai satu ini sampai rela banting setir jualan gorengan ke masyarakat.

Namun, selain itu mereka juga menyewakan simulator penerbangannya ke masyarakat umum agar bisa menjadi sumber pendapatan baru di tengah kemerosotan karena COVID-19. Maskapai ini adalah Thai Airways asal Negeri Gajah Putih.


Dikutip dari The Straits Times, Sabtu (10/10/2020), Thai Airways menyewakan simulator untuk empat pesawat mereka yakni Airbus A380, Boeing 777-300ER, Boeing 747-400 dan Boeing 737-400 di kantor pusatnya di distrik Chatuchak Bangkok.


Harga sewa simulator pesawat ini dipatok mulai dari US$ 381 setara Rp 5,6 juta (kurs Rp 14.712/US$) untuk dua orang selama setengah jam.


Hal ini dilakukan karena maskapai yang dinyatakan bangkrut ini tengaj berjuang menghadapi restrukturisasi utang. Maskapai berusia 60 tahun ini dinyatakan bangkrut dengan total utang 332,2 miliar baht (Rp 160,2 triliun). Pengadilan Kebangkrutan Sentral kemudian memberikan persetujuan untuk restrukturisasi utang.


Selain menyewakan simulator pesawatnya dan berjualan gorengan, maskapai ini juga mengubah sebuah kafetaria menjadi restoran bertema maskapai penerbangan lengkap dengan kursi dan baki pesawat, serta suku cadang yang dibuat menjadi meja dan furnitur pelengkap.

https://cinemamovie28.com/code-name-dynastud/


DKI-Jateng Tertinggi, Ini Sebaran 4.294 Kasus Baru Corona Indonesia 10 Oktober


Pemerintah melaporkan 4.294 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Sabtu (10/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 328.952 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.259 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 410 kasus baru per 10 Oktober.


Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 3.814 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 88 orang.


Berikut detail sebaran 4.294 kasus baru Corona di Indonesia pada Sabtu (10/10/2020):


DKI Jakarta: 1.259 kasus

Jawa Tengah: 410 kasus

Jawa Timur: 310 kasus

Jawa Barat: 268 kasus

Sumatera Barat: 245 kasus

Riau: 231 kasus

Banten: 171 kasus

Sulawesi Selatan: 163 kasus

Bali: 131 kasus

Kalimantan Timur: 131 kasus

Maluku: 124 kasus

Aceh: 98 kasus

Sumatera Selatan: 88 kasus

Kalimantan Barat: 80 kasus

Kepulauan Riau: 75 kasus

DI Yogyakarta: 69 kasus

Sumatera Selatan: 66 kasus

Sulawesi Tenggara: 58 kasus

Kalimantan Selatan: 53 kasus

Papua: 44 kasus

Sulawesi Utara: 40 kasus

Papua Barat: 37 kasus

Lampung: 31 kasus

Jambi: 30 kasus

Kalimantang Tengah: 17 kasus

Sulawesi Tengah: 13 kasus

Bengkulu: 11 kasus

Bangka Belitung: 7 kasus

Nusa Tenggara Barat: 7 kasus

Maluku Utara: 7 kasus

Nusa Tenggara Timur: 7 kasus

Gorontalo: 7 kasus

Kalimantan Utara: 5 kasus

Sulawesi Barat: 1 kasus


Update Corona Indonesia 10 Oktober: Tambah 4.294, Positif 328.952


Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 bertambah 4.294 kasus. Total konfirmasi positif menjadi 328.952, sembuh 251.481, dan meninggal 11.765 kasus.

Sementara jumlah suspek per hari ini tercatat sebanyak 151.652. Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 42.668.


Berikut detail perkembangan kasus virus Corona di Indonesia per Sabtu (10/10/2020).


Kasus positif bertambah 4.294 menjadi 328.952

Pasien sembuh bertambah 3.814 menjadi 251.481

Pasien meninggal bertambah 88 menjadi 11.765.

Sebelumnya pada Kamis (9/10/2020), jumlah akumulasi kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat ada 324.658, sembuh 247.667, dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 11.677.

https://cinemamovie28.com/ouija-origin-of-evil/

Ini Perjalanan Maskapai yang Bangkrut hingga Jualan Gorengan

 Pandemi Corona kembali menelan korban di dunia penerbangan. Terbaru, ada maskapai Thai Airways asal Negeri Gajah Putih yang dinyatakan bangkrut.

Maskapai ini sudah menghentikan layanannya sejak April lalu karena pandemi virus Corona (COVID-19). Sejak saat itu maskapai ini tak bisa lagi mengembalikan dana tiket (refund) kepada konsumen yang sudah telanjur membeli tiket mereka.


Dikutip dari berbagai sumber, public relation Thai Airways menegaskan tidak dapat menawarkan refund karena Pengadilan Kepailitan Pusat di Bangkok menerima permintaan atas maskapai tersebut untuk melakukan rehabilitasi utang berdasarkan undang-undang kepailitan Thailand pada Rabu 27 Mei 2020.


Nilai tiket yang tidak bisa di-refund tersebut diperkirakan mencapai 24 miliar baht Thailand atau setara dengan Rp 11 triliun (asumsi kurs Rp 456 per baht).


Pemegang tiket dianggap sebagai kreditor dan maskapai ini memiliki kewajiban berdasarkan hukum yang mencegahnya untuk mengembalikan uang. Namun, Thai Airways berjanji akan mengembalikan uang dalam waktu 6 bulan tanpa pemotongan biaya apa pun sejak kasus tersebut. Solusi lainnya, maskapai itu menawarkan konsumen untuk mengganti tiket dengan voucher perjalanan yang bernilai sama besarnya.


Thai Airways juga berjanji untuk terus menjaga pelanggan yang memegang tiket yang valid, serta pelanggan pemegang kartu prioritas Royal Orchid Plus. Seorang juru bicara Thai Airways mengatakan maskapai itu yakin akan bisa membalikkan keadaan dan mengatasi krisis yang telah menimpa perusahaan penerbangan secara global ini.


Dalam situs resminya saat itu, maskapai menyebutkan bahwa mereka akan melanjutkan operasi pada Juli mendatang ketika perbatasan ekonomi perlahan mulai dibuka kembali dan penumpang bisa kembali terbang.

https://cinemamovie28.com/first-kill/


"Namun, kembali (beroperasinya penerbangan) yang direncanakan pada Juli 2020 masih dalam pertimbangan. THAI sedang memantau situasi dan langkah-langkah pencegahan dan penguncian di setiap negara serta permintaan perjalanan untuk melanjutkan layanan ketika situasi Covid-19 membaik," tulis manajemen Thai dilansir Bangkok Post.


Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (Civil Aviation Authority of Thailand/CAAT) sebelumnya telah melarang semua penerbangan internasional ke Thailand hingga akhir Juni.


Thai Airways saat ini dibebani utang luar biasa hingga mencapai 244,9 miliar baht atau setara Rp 112 triliun. Dengan pernyataan kebangkrutan alias kepailitan ini, Thai Airways akan dilindungi dari penyitaan sampai masalah rehabilitasi utang diselesaikan dengan para kreditor dan disetujui oleh pengadilan, proses yang bisa memakan waktu hingga 6 bulan.


Namun, jauh sebelum itu, Thai Airways selama ini memang terus mencatat kerugian. Pada 2019 tercatat kerugian sekitar 374,3 juta dolar AS, dan 362 juta dolar AS pada 2018.


Nah, untuk melunasi utang-utang tersebut, maskapai mengambil beberapa kebijakan baru. Salah satunya dengan banting setir jualan gorengan. Gorengan itu adalah patong-go sejenis roti goreng atau cakwe yang per bulannya bisa menghasilkan omzet sekitar 10 juta baht setara Rp 4,7 miliar (kurs Rp 473,9/baht).


Dikutip dari Bangkok Post, Sabtu (10/10/2020), setiap kotak patong-go dihargai sebesar 50 baht (Rp 23.695) berisi 3 gorengan dan sebungkus saus celup yang terbuat dari ubi ungu dan telur custard.


Atas popularitas dan kesuksesan tersebut, mereka berencana membuat franchise atas produk gorengan tersebut. Sejauh ini, Thai Airways baru punya lima gerai patong-go yang tersebar di seluruh Bangkok. Jajanan gorengan itu juga dijual di dua gerai di provinsi Chiang Mai.

https://cinemamovie28.com/before-the-flood/