Sabtu, 10 Oktober 2020

Malaysia Masuk Gelombang Ketiga COVID-19, Apa yang Terjadi?

  Malaysia mengumumkan negaranya tengah memasuki gelombang ketiga COVID-19. Ada 354 kasus baru COVID-19 yang tercatat di Malaysia pada Jumat (9/10/2020).

"Kami sekarang telah memasuki gelombang ketiga COVID-19," sebut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan dalam sebuah postingan Facebook pada hari Kamis, dikutip dari Channel News Asia.


Dari lebih 300 kasus baru COVID-19 yang dilaporkan, dua di antaranya merupakan kasus impor. Sementara itu kasus baru lain adalah penularan lokal, demikian keterangan Kemenkes Malaysia.


Umumnya kasus baru COVID-19 terkait dengan wilayah Sabah yaitu sebanyak 274 kasus. Kasus baru COVID-19 lainnya dilaporkan terjadi di Selangor, Kedah, Sarawak, Kuala Lumpur, Pulau Pinang, Johor, Terengganu, Negeri Sembilan, Putrajaya, Perak dan Labuan.


Apa yang terjadi di Malaysia?

Dikutip dari South China Morning Post, pihak Malaysia menyebut lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi karena adanya klaster migran yang tertahan di Sabah. Pada 7 September lalu, Kementerian Kesehatan mencatat 62 kasus yang dilaporkan, tertinggi sejak 4 Juni dari klaster migran Sabah.


Namun, pemilu di Sabah pada 26 September, dan kampanye pemilu sebelumnya, juga dinilai sebagai pemicu gelombang baru COVID-19.


Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengakui bahwa pemungutan suara di Sabah adalah faktor lonjakan virus Corona terbaru, tetapi dia juga menilai kegiatan ini tidak dapat dihindari. Namun, tetap saja hal ini menuai banyak komentar dari para kritikus.


Kegiatan kampanye yang dilakukan dinilai telah menyebabkan lonjakan infeksi COVID-19. Salah satunya terlihat dari sebaran gambar di media sosial yang menunjukkan kandidat dan pejabat kampanye terkadang memakai masker di bawah dagu.


Selain itu, 6 kasus kematian COVID-19 baru tercatat di Sabah. Total kematian akibat COVID-19 dilaporkan sebanyak 152 kasus.


Berdasarkan laporan worldometers pada Sabtu (10/20/2020), Malaysia mencatat 14.722 kasus COVID-19. Malaysia berada di peringkat ke 31 di Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak.

https://cinemamovie28.com/cold-eyes/


Tak Ada Wilayah Nihil, Ini 5 Provinsi Kasus Baru COVID-19 Terbanyak 10 Oktober


Berdasarkan situs resmi Satgas Penanganan COVID-19 pada Sabtu (10/10/2020), kasus baru Corona di Indonesia bertambah sebanyak 4.294 kasus, sehingga totalnya sudah mencapai 328.952 orang.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 baru tertinggi sebanyak 1.259 orang. Sementara posisi kedua masih ditempati Jawa Tengah dengan 410 orang.


Berikut 5 provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 terbanyak per 10 Oktober.


DKI Jakarta: 1.259 kasus

Jawa Tengah: 410 kasus

Jawa Timur: 310 kasus

Jawa Barat: 268 kasus

Sumatera Barat: 245 kasus

Per hari Sabtu (10/10/2020) tidak ada provinsi yang tidak memiliki kasus baru. Penambahan kasus Corona paling sedikit terjadi di Sulawesi Barat hanya 1 kasus.


Tangkal Virus Corona, Tidak Semua Masker Sama


 Grafik penularan COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan. Hingga 5 Oktober 2020 tercatat sudah ada 307.120 orang yang terpapar virus Corona di Indonesia.WHO dan pemerintah telah berulang kali mengimbau langkah-langkah pencegahan dengan mengajak masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Terutama untuk masker, sangat disayangkan banyak masker yang beredar tidak memiliki kualitas yang baik.

Terbukti dengan larangan pemerintah dengan melarang penggunaan masker scuba dan buff karena efektivitasnya sangat rendah. Dokter sekaligus presenter Ayo Hidup Sehat di salah stasiun televisi swasta dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) juga menuturkan tidak semua masker sama.


"Saat ini banyak pilihan masker yang dapat kita gunakan, namun tidak semua masker sama mencegah COVID-19. Pastikan untuk memilih masker yang memiliki efektivitas penyaringan mikropartikel yang tinggi," tuturnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/10/2020).


Salah satu opsi masker yang paling superior di pasaran sekarang ini adalah Bowin Masker N99CV, seperti namanya masker ini memiliki efektivitas penyaringan hingga 99% menyaring mikropartikel. Masker ini terdiri dari 2 bagian yaitu kain masker & lembaran filter.

https://cinemamovie28.com/lady-driver/


Terpopuler Sepekan: CDC Pastikan COVID-19 Bisa Menular Lewat Udara

  Pusat dan Pengendalian Pencegahan Penyakit AS (CDC) pastikan virus COVID-19 bisa menular lewat udara usai menemukan beberapa bukti kasus beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, CDC sempat memperbaharui pedomannya terkait penularan virus COVID-19 lewat udara namun disebut salah posting. Kini panduan terbaru menyebut bahwa virus COVID-19 bisa bertahan di udara bahkan hingga beberapa jam.


"Beberapa infeksi bisa menyebar lewat paparan virus dalam droplet dan partikel kecil yang bisa bertahan di udara selama beberapa menit hingga beberapa jam," tulis CDC dalam unggahan bertanggal 5 Oktober 2020 lalu.


"Virus tersebut bisa menginfeksi orang dalam jarak lebih dari 6 kaki (1,8 meter) dari orang yang terinfeksi setelah orang tersebut meninggalkan ruangan," lanjutnya.


CDC pun menyebut ada sejumlah bukti penularan terjadi pada jarak lebih dari enam kaki. Penularan ini pun terjadi pada ruangan yang tertutup dengan ventilasi yang tidak baik. Droplet terbentuk ketika seseorang yang terinfeksi bernyanyi atau saat olahraga.


Sementara itu, untuk penularan virus yang menempel di permukaan benda ini disebut lebih jarang terjadi. Meski demikian, tetap dimungkinkan seseorang terinfeksi virus COVID-19 lewat menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus lalu memegang hidung, mulut, atau mata.

https://cinemamovie28.com/criminal-activities/


Malaysia Masuk Gelombang Ketiga COVID-19, Apa yang Terjadi?


 Malaysia mengumumkan negaranya tengah memasuki gelombang ketiga COVID-19. Ada 354 kasus baru COVID-19 yang tercatat di Malaysia pada Jumat (9/10/2020).

"Kami sekarang telah memasuki gelombang ketiga COVID-19," sebut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan dalam sebuah postingan Facebook pada hari Kamis, dikutip dari Channel News Asia.


Dari lebih 300 kasus baru COVID-19 yang dilaporkan, dua di antaranya merupakan kasus impor. Sementara itu kasus baru lain adalah penularan lokal, demikian keterangan Kemenkes Malaysia.


Umumnya kasus baru COVID-19 terkait dengan wilayah Sabah yaitu sebanyak 274 kasus. Kasus baru COVID-19 lainnya dilaporkan terjadi di Selangor, Kedah, Sarawak, Kuala Lumpur, Pulau Pinang, Johor, Terengganu, Negeri Sembilan, Putrajaya, Perak dan Labuan.


Apa yang terjadi di Malaysia?

Dikutip dari South China Morning Post, pihak Malaysia menyebut lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi karena adanya klaster migran yang tertahan di Sabah. Pada 7 September lalu, Kementerian Kesehatan mencatat 62 kasus yang dilaporkan, tertinggi sejak 4 Juni dari klaster migran Sabah.


Namun, pemilu di Sabah pada 26 September, dan kampanye pemilu sebelumnya, juga dinilai sebagai pemicu gelombang baru COVID-19.


Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengakui bahwa pemungutan suara di Sabah adalah faktor lonjakan virus Corona terbaru, tetapi dia juga menilai kegiatan ini tidak dapat dihindari. Namun, tetap saja hal ini menuai banyak komentar dari para kritikus.


Kegiatan kampanye yang dilakukan dinilai telah menyebabkan lonjakan infeksi COVID-19. Salah satunya terlihat dari sebaran gambar di media sosial yang menunjukkan kandidat dan pejabat kampanye terkadang memakai masker di bawah dagu.


Selain itu, 6 kasus kematian COVID-19 baru tercatat di Sabah. Total kematian akibat COVID-19 dilaporkan sebanyak 152 kasus.


Berdasarkan laporan worldometers pada Sabtu (10/20/2020), Malaysia mencatat 14.722 kasus COVID-19. Malaysia berada di peringkat ke 31 di Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak.

https://cinemamovie28.com/sex-tape/