Senin, 12 Oktober 2020

Vaksin COVID-19 Tersedia di RI November, Mulai Disuntikkan Desember

 Sekitar 6,6 juta dosis vaksin COVID-19 bakal tiba di Indonesia pada bulan November 2020. Setidaknya ada tiga perusahaan yang akan mengirim vaksin yakni dari Sinovac, G42/Sinopharm, dan CanSino Biologics.

Dikutip dari keterangan resmi, Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November, G42/Sinopharm mengirim 5 juta dosis, dan Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020.


Persiapan detil untuk pelaksanaan vaksinasi tengah disusun oleh Kementerian Kesehatan. Menkes RI Terawan Agus Putranto mengatakan tenaga kesehatan, aparat keamanan dan tenaga pendidik jadi sasaran prioritas penerima vaksin COVID-19 di tahap awal.


Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu uji klinis tahap III rampung. Dia bilang, penyelenggaraan vaksinasi merupakan kewenangan pemerintah.


"Rencana vaksinasi itu domain pemerintah," katanya kepada detikcom, Senin (12/10/2020).


Sementara itu Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting menyebut suntik vaksin COVID-19 akan dimulai secara bertahap pada Desember mendatang.


"Desember [suntik vaksin], akan dilakukan secara bertahap," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).


Saat ini pemerintah pusat dan daerah masih membahas tahapan yang akan dilalui berupa persiapan teknis, logistik, dan komunikasi untuk vaksinasi pada Desember.


Sebab vaksinasi juga harus mempertimbangkan kriteria penerima vaksin dan tingkat penularan di suatu wilayah.


"Jadi kan untuk persiapan tindakan [suntik vaksin] banyak yang harus dilihat, ada kriteria inklusi-ekslusi, kalau dia lagi demam ya ditunda, kalau daerah tingkat penularan tinggi ya dikonsolidasi dulu, kalau ada bencana kita konsolidasikan dulu, itu harus diperhatikan," katanya.

https://kamumovie28.com/cock-and-bull/


Satgas COVID-19: Keterisian ICU di DKI 70 Persen, Ini Detailnya


Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengungkapkan laporan terbaru jumlah ketersediaan ruang isolasi dan ICU untuk penanganan pasien Corona di DKI Jakarta.

Doni menjelaskan, meski jumlah pasien Corona yang dirawat belum berkurang secara signifikan, tetapi jumlah ruang isolasi dan ICU di DKI Jakarta terus mengalami penambahan.


"Jumlah angka atau ruang ICU yang awalnya kurang dari 600, dalam waktu yang tidak lama Bapak Menteri Kesehatan bersama dengan para pimpinan lain mendukung untuk penambahan sejumlah ruang ICU," kata Doni dalam siaran pers BNPB melalui kamal YouTube, Senin (12/10/2020).


"Sehingga sekarang kita lihat angkanya sudah mendekati 800," lanjutnya.


Doni mengatakan, saat ini keterisian ruang ICU di DKI Jakarta sudah mengalami penurunan dari 82,99 persen menjadi 70,52 persen.


"Ada pengurangan sebesar 11,77 persen," jelas Doni.


Berikut data keterisian ruang isolasi dan ICU untuk penanganan COVID-19 di DKI Jakarta per 11 Oktober 2020.


Progres ketersediaan ruang isolasi

13 September: 75,56 persen

11 Oktober: 64,48 persen

Berkurang: 10,08 persen.

Progres ketersediaan ruang ICU

13 September: 82,99 persen

11 Oktober: 70,52 persen

Berkurang: 11,77 persen.

https://kamumovie28.com/scream-week/

DKI-Jatim Tertinggi, Ini Sebaran 3.267 Kasus Baru Corona Indonesia 12 Oktober

  Pemerintah melaporkan 3.267 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Senin (12/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 336.716 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.211 kasus, disusul Jawa Timur sebanyak 296 kasus baru per 12 Oktober.


Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 3.492 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 91 orang.


Berikut detail sebaran 3.267 kasus baru Corona di Indonesia pada Senin (12/10/2020):


DKI Jakarta: 1.211 kasus


Jawa Timur: 296 kasus


Jawa Barat: 286 kasus


Jawa Tengah: 239 kasus


Riau: 209 kasus


Sumatera Barat: 166 kasus


Bali: 93 kasus


Sumatera Utara: 87 kasus


Sulawesi Selatan: 81 kasus


Banten: 79 kasus


Aceh: 77 kasus


Kepulauan Riau: 72 kasus


Kalimantan Timur: 66 kasus


Sulawesi Tenggara: 59 kasus


Sumatera Selatan: 45 kasus


DI Yogyakarta: 43 kasus


Kalimantan Tengah: 26 kasus


Kalimantan Selatan: 26 kasus


Papua Barat: 20 kasus


Lampung: 16 kasus


Maluku Utara: 16 kasus


Nusa Tenggara Barat: 15 kasus


Jambi: 13 kasus


Maluku: 13 kasus


Sulawesi Utara: 5 kasus


Kalimantan Utara: 4 kasus


Gorontalo: 2 kasus


Bengkulu: 1 kasus


Sulawesi Tengah 1 kasus

https://kamumovie28.com/mr-vampire-saga-4/


Vaksin COVID-19 Tersedia di RI November, Mulai Disuntikkan Desember


 Sekitar 6,6 juta dosis vaksin COVID-19 bakal tiba di Indonesia pada bulan November 2020. Setidaknya ada tiga perusahaan yang akan mengirim vaksin yakni dari Sinovac, G42/Sinopharm, dan CanSino Biologics.

Dikutip dari keterangan resmi, Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November, G42/Sinopharm mengirim 5 juta dosis, dan Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020.


Persiapan detil untuk pelaksanaan vaksinasi tengah disusun oleh Kementerian Kesehatan. Menkes RI Terawan Agus Putranto mengatakan tenaga kesehatan, aparat keamanan dan tenaga pendidik jadi sasaran prioritas penerima vaksin COVID-19 di tahap awal.


Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu uji klinis tahap III rampung. Dia bilang, penyelenggaraan vaksinasi merupakan kewenangan pemerintah.


"Rencana vaksinasi itu domain pemerintah," katanya kepada detikcom, Senin (12/10/2020).


Sementara itu Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting menyebut suntik vaksin COVID-19 akan dimulai secara bertahap pada Desember mendatang.


"Desember [suntik vaksin], akan dilakukan secara bertahap," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).


Saat ini pemerintah pusat dan daerah masih membahas tahapan yang akan dilalui berupa persiapan teknis, logistik, dan komunikasi untuk vaksinasi pada Desember.


Sebab vaksinasi juga harus mempertimbangkan kriteria penerima vaksin dan tingkat penularan di suatu wilayah.


"Jadi kan untuk persiapan tindakan [suntik vaksin] banyak yang harus dilihat, ada kriteria inklusi-ekslusi, kalau dia lagi demam ya ditunda, kalau daerah tingkat penularan tinggi ya dikonsolidasi dulu, kalau ada bencana kita konsolidasikan dulu, itu harus diperhatikan," katanya.

https://kamumovie28.com/overdrive/