Senin, 12 Oktober 2020

Kisah Perjuangan Wisuda Online, Mahasiswa Ini Naik Bukit Demi Cari Sinyal

 Pandemi corona menyebabkan prosesi wisuda kini dilakukan secara virtual dengan menggunakan internet. Menyedihkannya tak semua mahasiswa mempunyai jaringan internet baik, terutama mereka yang tinggal di kawasan terpencil.

Seperti mahasiswa yang satu ini. Kisah perjuangannya demi mengikuti wisuda online sempat menjadi atensi warganet. Mahasiswa bernama Ahmad Krismon atau akrab disapa Momon ini sampai naik bukit agar mendapatkan sinyal internet demi bisa menjalani wisuda online pada 7 Agustus 2020.


Momon merupakan wisudawan D-3 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Bukittinggi, Sumatera Barat. Momon mengisahkan demi ikut wisuda online, dia naik bukit tak sendiri. Momon juga mengajak keluarganya naik bukit untuk bisa melihatnya diwisuda secara virtual.


"Kalau di kampung tidak ada sinyal di rumah. Karena kita perlu sinyal, keluarga bilang ke tempat yang banyak sinyalnya. Kira-kira jauhnya sekitar 3 kilo-an dari rumah. Aku bawa semua keluarga ayah, kakak, abang dan sekeluarga semuanya ke sana," ungkap Momon saat berbincang dengan Wolipop lewat telepon, Jumat (9/10/2020).


Selama pandemi Corona, Momon tinggal di rumahnya di kawasan Sungai Betung, Nagari atau Desa Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Agam, Sumatera Barat. Demi mengikuti wisuda online, dia dan keluarganya naik ke puncak Bukit Pakan Salasa yang masih berada di kawasan Nagari.

https://kamumovie28.com/fast-and-furious-4-fast-furious/


"Cuma di sana aja yang ada sinyal, semua orang kampung cari sinyal di sana," kata pria 22 tahun itu.


Kesulitan naik ke atas bukit demi wisuda online

Mengikuti wisuda online dengan naik bukit diakui Momon tak mudah. Dia mengisahkan, untuk menuju bukit tersebut, dia dan keluarganya awalnya menggunakan sepeda motor. Saat motor sudah tidak bisa lagi digunakan untuk melanjutkan perjalanan, mereka jalan kaki hingga ke puncak bukit.


Perjalanan menuju bukit itu dilakukan Momon dan keluarganya sejak pagi hari. Karena wisuda akan dimulai pada pukul 07.15, mereka harus sudah ada di puncak bukit pada pukul 07.00.


"Aku sudah memakai toga saat manjat ke atas itu. Kesulitannya cuma agak jauh dari rumah dan bersemak-semak. Dan di bukit anginnya kencang, kadang sinyalnya juga hilang-hilang," jelasnya.


Momon mengikuti prosesi wisuda online dari ponselnya karena dia tidak memiliki laptop. Karena ponselnya kurang tahan lama jika digunakan untuk Zoom, dia pun sudah membawa powerbank. Dia juga tidak lupa meminjam tripod pada temannya.


Momon menambahkan, dia sebenarnya tak tega melihat orangtuanya ikut naik ke atas bukit. "Kasihan juga melihat orangtua jalan kaki ke atas bukit, karena susah juga naik ke atas situ kan licin," ucapnya.


Meski harus naik ke puncak bukit, orangtua Momon tetap ingin melihat anaknya diwisuda secara online. Kedua orangtuanya pun bangga dengan pencapaiannya lulus kuliah dari IAIN Bukittinggi.


"Senang akhirnya sudah wisuda online, cuma sedihnya nggak di kampus wisudanya. Tapi kalau wisuda online ini semua keluarga bisa ikut hadir. Saya juga merasa bangga sudah wisuda. Dan orangtua juga bangga karena cuman saya yang bisa kuliah dan sarjana di keluarga saya," ujarnya bahagia.


Setelah menjalani wisuda online, anak bungsu dari enam bersaudara ini, masih menunggu panggilan kerja dari perusahaan tempatnya melamar. Sambil menunggu mendapat pekerjaan, kegiatannya sehari-hari adalah mengajar ngaji di sekitar lingkungan rumahnya.


"Semoga saya bisa mendapatkan pekerjaan, kalau dapat kerja mau lanjut ambil S-1. Karena sekarang saya D-3. Rencananya kalau sudah dapat kerja mau kuliah sambil kerja, ambil kelas karyawan. Semoga nanti wisudanya bisa di kampus bukan wisuda online, karena berbeda sekali rasanya," harap Momon.


Semoga cita-cita Momon tercapai ya.

https://kamumovie28.com/magic-camp/

Jakarta Kembali PSBB Transisi, Ini Aturan Buat yang Mau ke Salon

 DKI Jakarta masih akan menerapkan PSBB untuk menekan angka penyebaran virus Corona. Namun besok akan diberlakukan PSBB Transisi di DKI Jakarta di mana beberapa aturan mengalami kelonggaran.

Para warga Jakarta selama ini diminta untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah yang kurang diperlukan. Karena aturan ini, kamu mungkin mengurungkan niat untuk pergi ke salon. Sebenarnya mengunjungi salon perawatan rambut tidak dilarang namun diberi aturan sehingga para pelanggan dan pelayanannya tetap aman.


Telah diumumkan bahwa mulai besok Pemprov DKI Jakarta akan mengurangi kebijakan dan memberlakukan PSBB Masa Transisi. Paling tidak selama dua minggu ke depan, berbagai aturan ketat terkait pembatasan sosial akan dikurangi secara bertahap. Hal ini berdasarkan grafik yang menunjukkan bahwa penambahan positif kasus COVID-19 belakangan cenderung stabil.


Berbagai protokol pun mengalami perubahan dan kelonggaran, termasuk untuk mengunjungi salon atau barbershop. Salon dinyatakan boleh langsung beroperasi namun perlu menerapkan beberapa aturan terkait social distancing. Dalam Protokol Khusus Industri Pariwisata yang dikeluarkan Pemprov DKI, kini salon boleh dibuka mulai pukul 09:00 hingga 21:00.


Namun kapasitas orang yang berada di dalam salon tidak diperkenankan untuk penuh. Salah satu aturan utama dari dibukanya salon selama PSBB Transisi di DKI Jakarta adalah maksimal pengunjung dan antrian di dalamnya maksimal 50% saja. Agar tidak terjadi penumpukan pelanggan, disarankan agar salon dan mereka yang ingin berkunjung untuk membuka dan melakukan pendaftaran secara daring.


Jenis perawatan juga menjadi perhatian. Ditetapkan bahwa pelayanan perawatan rambut diperbolehkan namun untuk wajah atau pijat ditiadakan. Kemudian saat diberi pelayanan, kursi antara sesama pelanggan atau antrean paling tidak harus berjarak 1,5 meter.


Terakhir, para pelayanan atau hair stylist diminta untuk mengenakan masker, face shield, dan sarung tangan selama masa PSBB Transisi di DKI Jakarta. Selain itu, tentunya baik para klien salon juga diharap tetap menjaga kebersihan dan social distancing demi mencegah dan menekan angka penyebaran virus Corona.

https://kamumovie28.com/breaking-ladies/


Kisah Perjuangan Wisuda Online, Mahasiswa Ini Naik Bukit Demi Cari Sinyal


Pandemi corona menyebabkan prosesi wisuda kini dilakukan secara virtual dengan menggunakan internet. Menyedihkannya tak semua mahasiswa mempunyai jaringan internet baik, terutama mereka yang tinggal di kawasan terpencil.

Seperti mahasiswa yang satu ini. Kisah perjuangannya demi mengikuti wisuda online sempat menjadi atensi warganet. Mahasiswa bernama Ahmad Krismon atau akrab disapa Momon ini sampai naik bukit agar mendapatkan sinyal internet demi bisa menjalani wisuda online pada 7 Agustus 2020.


Momon merupakan wisudawan D-3 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Bukittinggi, Sumatera Barat. Momon mengisahkan demi ikut wisuda online, dia naik bukit tak sendiri. Momon juga mengajak keluarganya naik bukit untuk bisa melihatnya diwisuda secara virtual.


"Kalau di kampung tidak ada sinyal di rumah. Karena kita perlu sinyal, keluarga bilang ke tempat yang banyak sinyalnya. Kira-kira jauhnya sekitar 3 kilo-an dari rumah. Aku bawa semua keluarga ayah, kakak, abang dan sekeluarga semuanya ke sana," ungkap Momon saat berbincang dengan Wolipop lewat telepon, Jumat (9/10/2020).


Selama pandemi Corona, Momon tinggal di rumahnya di kawasan Sungai Betung, Nagari atau Desa Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Agam, Sumatera Barat. Demi mengikuti wisuda online, dia dan keluarganya naik ke puncak Bukit Pakan Salasa yang masih berada di kawasan Nagari.


"Cuma di sana aja yang ada sinyal, semua orang kampung cari sinyal di sana," kata pria 22 tahun itu.

https://kamumovie28.com/ghost-rider-spirit-of-vengeance-2/