Rabu, 14 Oktober 2020

Ini Filosofi di Balik Cincin sebagai Simbol Pernikahan

 Pernikahan menjadi salah satu momen bahagia yang ditunggu-tunggu. Bahkan, tak jarang orang yang menyebutnya sebagai momen sakral dalam hidup. Di momen ini, cincin sering sekali digunakan sebagai simbol suci untuk menyatukan ikatan sah pernikahan.

Sejarah cincin kawin sebenarnya telah ada sejak zaman Romawi. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa cincin kawin menjadi simbol keabadian dalam pernikahan di era Mesir Kuno. Penasaran tentang sejarah cincin kawin? Melansir cleanorigin, berikut beberapa ulasan sejarah terkait filosofi cincin kawin yang perlu kamu tahu.


Filosofi Romawi: Simbol Kepemilikan


Banyak yang beranggapan cincin kawin awal mulanya berasal dari kebiasan para orang Yunani dan Romawi. Mereka percaya bahwa jari manis berisi urat nadi khusus yang mengalir langsung ke jantung. Tak heran jika saat ini cincin kawin sering sekali disematkan di jari manis.

https://cinemamovie28.com/sweet-senior/


Sebelum mengenal emas, bangsa Romawi dulunya mulai menggunakan besi untuk menggunakan cincin yang diberi nama 'Anulus Pronubus', yang artinya 'Cincin Pengantin'. Uniknya, para pria Romawi dahulu memberikan cincin bukan sebagai simbol cinta, melainkan simbol kepemilikan. Saat seorang wanita mendapatkan cincin, pria Romawi akan mengklaim wanita tersebut menjadi miliknya.


Tak hanya itu, orang Romawi juga menjadi yang pertama membuat ukiran pada cincin. Fede rings, yang menampilkan ukiran dua tangan saling menggenggam, menjadi ukiran yang paling populer pada saat itu. Tradisi kekaisaran Romawi yang masih sangat kental juga membuat cincin kawin digunakan dalam ritual perkawinan agama Kristen. Bahkan, para gereja juga mulai memasukkan tradisi penyematan cincin kawin dalam tata pernikahan.


Filosofi Mesir Kuno: Simbol Pernikahan Abadi


Berbicara soal cincin kawin, beberapa orang percaya bahwa pertukaran cincin dalam momen pernikahan berasal dari Mesir Kuno. Sejak tahun 4.000 SM, bangsa Mesir Kuno telah bertukar cincin yang terbuat dari alang-alang atau semak. Bahan-bahan tersebut dibuat dengan bentuk lingkaran dan disematkan menjadi cincin oleh para wanita Mesir Kuno.


Adapun bentuk lingkaran pada cincin juga memiliki filosofi yang mendalam. Bangsa Mesir Kuno menganggap lingkaran sebagai simbol tanpa awal atau akhir, mewakili persatuan pernikahan yang tak pernah berakhir.


Selain itu, lubang di tengah cincin juga memiliki arti penting sebagai gerbang atau pintu terhadap suatu peristiwa. Oleh karena itu, memberi seorang wanita cincin merupakan simbol cinta yang tak kenal akhir dan abadi.


Seiring berjalannya waktu, bahan pembuatan cincin berganti menjadi kulit, tulang atau gading. Semakin mahal bahan utama cincin maka semakin banyak cinta yang ditunjukkan, bahkan nilai cincin juga menunjukkan kekayaan si pemberi cincin.


Nah, itulah filosofi cincin kawin yang sering menjadi simbol pernikahan. Hingga saat ini, sejarah cincin kawin terus mengalami perkembangan. Namun, sekarang emas sering sekali menjadi bahan dasar cincin kawin.


Untuk memperindah cincin, banyak orang yang juga mulai memadukan cincin kawin dengan berlian, permata, atau ruby. Selain sebagai mahar atau syarat dalam pernikahan, cincin kawin juga berfungsi sebagai simbol status seseorang telah memiliki pasangan.


Bagi yang ingin membeli cincin kawin, kamu bisa membelinya di Frank & co. yang merupakan retail perhiasan di Indonesia dengan menawarkan produk-produk berkualitas internasional.


Buat kamu yang mendambakan cincin kawin bermata berlian, Frank & co. menyediakan cincin kawin bernama Ever Ours yang bisa dijadikan pilihan untuk hari bahagia kamu. #inthenameoflove. Ever Ours memiliki dua jenis tekstur finishing sebagai aksen dan dilengkapi dengan berlian indah yang terpasang sempurna.


Intip koleksi menarik cincin kawin yang sedang ditawarkan oleh Frank & co. bulan ini di sini.

https://cinemamovie28.com/phantom-detective/

Selalu Bertengkar dengan Pacar Setiap Hari, Sebenarnya Cocok Nggak Sih?

  Saya dan pacar sudah berpacaran +- 3 tahun, setiap hari selalu bertengkar, kadang hanya karena masalah sepele dan terkadang dia tidak jujur terhadap saya. Apakah saya cocok dengan pasangan? Bisakah hubungan ini berlanjut hingga ke pernikahan?

(Vhanie)


Jawab:


Kartu yang muncul adalah Garden, Rod dan Scythe. Kartu pertama memperlihatkan orang yang masih belum mantap, masih ingin wara wiri dan mengambil banyak kesempatan yang ada di hadapannya. Kartu kedua Rod adalah simbol dari adanya masalah dalam hubungan kalian, dan biasanya menunjukkan bahwa hubungan ini kebanyakan didasarkan pada fisik belaka, minim bertukar rasa dan pikiran. Kartu ketiga adalah Scythe atau Sabit besar menyarankan agar kamu mengevaluasi dulu apa yang sudah dijalani, dan jika memang sudah tidak banyak manfaatnya maka lebin baik disudahi saja hubungan ini. Masih banyak hal yang bisa dicapai dari pada membuang energi seperti sekarang.

https://cinemamovie28.com/four-sisters-and-a-wedding/


Ini Filosofi di Balik Cincin sebagai Simbol Pernikahan


Pernikahan menjadi salah satu momen bahagia yang ditunggu-tunggu. Bahkan, tak jarang orang yang menyebutnya sebagai momen sakral dalam hidup. Di momen ini, cincin sering sekali digunakan sebagai simbol suci untuk menyatukan ikatan sah pernikahan.

Sejarah cincin kawin sebenarnya telah ada sejak zaman Romawi. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa cincin kawin menjadi simbol keabadian dalam pernikahan di era Mesir Kuno. Penasaran tentang sejarah cincin kawin? Melansir cleanorigin, berikut beberapa ulasan sejarah terkait filosofi cincin kawin yang perlu kamu tahu.


Filosofi Romawi: Simbol Kepemilikan


Banyak yang beranggapan cincin kawin awal mulanya berasal dari kebiasan para orang Yunani dan Romawi. Mereka percaya bahwa jari manis berisi urat nadi khusus yang mengalir langsung ke jantung. Tak heran jika saat ini cincin kawin sering sekali disematkan di jari manis.


Sebelum mengenal emas, bangsa Romawi dulunya mulai menggunakan besi untuk menggunakan cincin yang diberi nama 'Anulus Pronubus', yang artinya 'Cincin Pengantin'. Uniknya, para pria Romawi dahulu memberikan cincin bukan sebagai simbol cinta, melainkan simbol kepemilikan. Saat seorang wanita mendapatkan cincin, pria Romawi akan mengklaim wanita tersebut menjadi miliknya.


Tak hanya itu, orang Romawi juga menjadi yang pertama membuat ukiran pada cincin. Fede rings, yang menampilkan ukiran dua tangan saling menggenggam, menjadi ukiran yang paling populer pada saat itu. Tradisi kekaisaran Romawi yang masih sangat kental juga membuat cincin kawin digunakan dalam ritual perkawinan agama Kristen. Bahkan, para gereja juga mulai memasukkan tradisi penyematan cincin kawin dalam tata pernikahan.


Filosofi Mesir Kuno: Simbol Pernikahan Abadi


Berbicara soal cincin kawin, beberapa orang percaya bahwa pertukaran cincin dalam momen pernikahan berasal dari Mesir Kuno. Sejak tahun 4.000 SM, bangsa Mesir Kuno telah bertukar cincin yang terbuat dari alang-alang atau semak. Bahan-bahan tersebut dibuat dengan bentuk lingkaran dan disematkan menjadi cincin oleh para wanita Mesir Kuno.


Adapun bentuk lingkaran pada cincin juga memiliki filosofi yang mendalam. Bangsa Mesir Kuno menganggap lingkaran sebagai simbol tanpa awal atau akhir, mewakili persatuan pernikahan yang tak pernah berakhir.


Selain itu, lubang di tengah cincin juga memiliki arti penting sebagai gerbang atau pintu terhadap suatu peristiwa. Oleh karena itu, memberi seorang wanita cincin merupakan simbol cinta yang tak kenal akhir dan abadi.


Seiring berjalannya waktu, bahan pembuatan cincin berganti menjadi kulit, tulang atau gading. Semakin mahal bahan utama cincin maka semakin banyak cinta yang ditunjukkan, bahkan nilai cincin juga menunjukkan kekayaan si pemberi cincin.


Nah, itulah filosofi cincin kawin yang sering menjadi simbol pernikahan. Hingga saat ini, sejarah cincin kawin terus mengalami perkembangan. Namun, sekarang emas sering sekali menjadi bahan dasar cincin kawin.

https://cinemamovie28.com/cats-dont-come-when-you-call/