Jumat, 16 Oktober 2020

Sultan Jajal Alat Tes COVID-19 GeNose Buatan UGM, Akurasi Diklaim 97 Persen

 Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku telah menjajal GeNose, alat pendeteksi COVID-19 yang dikembangkan UGM. Sultan berharap alat tersebut bisa segera diproduksi untuk mempercepat proses screening COVID-19.

"Ya GeNose itu masih diuji klinis ya. Itu kan pakai disebul (ditiup), ya harapan saya itu bisa lebih murah daripada rapid test apalagi swab sama PCR kan lebih mahal," katanya saat ditemui wartawan di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Kamis (15/10/2020).


Ngarsa Dalem pun mengungkapkan pengalamannya mencoba GeNose pada hari Senin (12/10/2020). Menurutnya, terdapat angka-angka yang muncul setelah dia mencobanya.


"Ya tapi kalau kemarin pada waktu saya nyoba ya keluar angka-angkanya, tetapi tidak bisa dibaca oleh kita, yang bisa membaca adalah petugas dan berdasarkan grafik. Nah, nanti dokter yang bisa baca, supaya jujur (hasilnya)," ujarnya.


Oleh karena itu, Sultan mengaku tidak mengetahui secara detail hasil dari ujicoba saat menjajal GeNose. Mengingat hanya dokter yang mampu membaca hasilnya.


"Jadi mereka ada hijau, ada merah, ada kuning bisanya hanya seperti itu, petugas juga tahunya hanya itu. Karena itu hanya dokter yang bisa baca, (mungkin agar) jangan sampai ada manipulasi dari data itu," ucap Sultan.

https://cinemamovie28.com/my-daughters-friend/


Terlepas dari hal tersebut, Ngarsa Dalem berharap GeNose segeralah bisa diproduksi secara massal. Terlebih sudah banyak rumah sakit yang memesan alat tersebut.


"Tapi kalau tidak keliru setiap kali sebulan itu tempatnya dibuang, ganti tempat seperti sarung yang kena udara dari mulut dibuang, satu alat itu kira-kira bisa 2500an (sekali uji), jadi tidak tahu harganya berapa," katanya.


"Ya semoga bisa cepat diselesaikan karena rumah sakit rumah sakit sudah pada pesan sehingga momentum itu bisa digunakan," imbuh Ngarsa Dalem.


Diberitakan sebelumnya, salah satu peneliti GeNose, dr Dian Kesumapramudya Nurputra menambahkan, saat ini pihaknya sedang dalam persiapan uji diagnosis di sembilan rumah sakit. Bahkan bimbingan teknis untuk uji diagnosis pun sudah berjalan.


Nantinya, jika semuanya berjalan lancar, tim peneliti berharap pada pertengahan November 2020 atau paling tidak di akhir November 2020, proses produksi massal GeNose bisa dimulai.


"Kalau surat kelayakan uji fungsi dari alat ini sudah keluar dan komite etik sudah oke, pertengahan November sudah bisa mulai produksi massal," katanya.


"Tapi itu juga masih menunggu, karena setelah uji diagnosis, kita juga harus presentasi ke Kemenkes RI dulu, apa hasil yang dikeluarkan alat betul-betul akurat, baru Kemenkes RI mengeluarkan izin edar," imbuh Dian.


Tekait status kegunaan alat ini, Dian menyebut untuk saat ini terlalu dini jika GeNose disebut alat diagnosis COVID-19. Karena untuk bisa mencapai standar diagnosis, dari ilmu kedokteran mensyaratkan sebuah alat harus punya akurasi medis, meliputi sensitivitas, spesifisitas, dan Positive Predictive Value yang nilainya harus di atas standar.


"Karena belum ada hasil uji diagnosisnya, kita baru bisa mengatakan posisi alat ini sekarang masih bersifat alat screening mendampingi rapid test dan PCR," ucap Dian.


Sebelumnya peneliti GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra, memaparkan GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar bersama napas melalui embusan napas ke dalam kantong khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).


GeNose disebut telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen. Setelah melalui uji klinis tahap pertama, saat ini GeNose tengah memasuki uji klinis tahap kedua.

https://cinemamovie28.com/code-name-the-cleaner/

Rabu, 14 Oktober 2020

Cucu Konglomerat Fashion Tewas Setelah Operasi Payudara dan Sedot Lemak

 Nasib tragis dialami seorang cucu konglomerat fashion bernama Bonnie Evita Law. Bonnie meninggal dunia saat menjalani operasi pembesaran payudara dan sedot lemak.

Bonnie Evita Law populer di Hong Kong sebagai sosialita. Kakeknya, Law Ting-pong, merupakan pendiri brand fashion Bossini. Merek busana tersebut memiliki lebih dari 1.000 toko di berbagai belahan dunia seperti Hong Kong, Taiwan, China, Malaysia, India dan Arab Saudi. Pada 2017, kakek Bonnie masuk dalam daftar 31 orang terkaya di Asia.


Bonnie meninggal dunia pada Januari 2020 saat melakukan operasi plastik di Korea Selatan. Dia meninggal dalam usia 34 tahun setelah melakukan operasi payudara dan sedot lemak di sebuah klinik di Gangnam, kawasan elite di Korea Selatan.


Bonnie dilaporkan dalam keadaan koma tidak lama setelah tindakah bedah dilakukan padanya. Dia langsung ditransfer ke rumah sakit terdekat, namun saat tiba di sana, wanita kaya itu dinyatakan meninggal dunia.


Seperti dikutip dari Daily Mail, stasiun televisi lokal Hong Kong, MBC, menurunkan laporan terkini mengenai penyebab meninggalnya Bonnie. Dalam laporan tersebut dikatakan polisi telah melakukan investigasi terkait meninggalnya Bonie. Berdasarkan hasil investigasi, cucu konglomerat itu diduga meninggal karena kelalaian staff di klinik operasi plastik.


Kematiannya disebutkan berhubungan dengan obat anestesi yang digunakan saat operasi plastik berlangsung. Polisi mengklaim, klinik operasi plastik tersebut gagal mengecek terlebih dahulu soal reaksi obat anestesi itu pada Bonnie sebelum operasi.


Pihak kepolisian juga mengungkapkan bahwa pihak klinik sebelumnya tidak meminta Bonnie untuk mengisi surat persetujuan sebelum melakukan tindakan operasi plastik. Dan operasi payudara serta sedot lemak tersebut, menurut polisi, dilakukan oleh ahli bedah plastik yang belum bersertifikasi.


Lebih parahnya lagi, berdasarkan penyelidikan ditemukan juga bahwa klinik operasi plastik yang didatangi Bonnie tersebut belum menyelesaikan persyaratan pendaftaran secara resmi di Korea Selatan. Sehingga klinik di kawasan Gangnam itu dianggap ilegal.


Meninggalnya Bonnie karena tindakan ilegal klinik operasi plastik ini menimbulkan duka mendalam keluarga yang ditinggalkannya yaitu seorang suami dan anak berusia tujuh tahun. Suaminya, Danny Chi, pernah ingin mengajukan tuntutan hukum pada klinik operasi plastik tersebut.


"Kematiannya sangat disayangkan dan melanggar hukum. Ini semata-mata adalah hasil dari sebuah keserakahan, kelalaian dan ketidakcakapan," ujar Danny Chi dalam wawancara dengan South China Morning Post pada Maret 2020.


Danny Chi pada akhirnya membatalkan rencananya mengajukan gugatan pada klinik kecantikan yang membuat istrinya meninggal setelah operasi payudara dan sedot lemak. Karena menurutnya polisi telah bertindak untuk menyelidiki meninggalnya Bonnie.

https://cinemamovie28.com/sex-mate/


Survei Membuktikan Najwa Shihab Wanita Paling Dikagumi di Indonesia


 Pembawa acara talkshow Mata Najwa, Najwa Shihab, baru saja terpilih sebagai wanita paling dikagumi di Indonesia di 2020 ini. Dia mendapat gelar tersebut berdasarkan dari data yang dirilis oleh YouGov, lembaga survei independen yang berlokasi di Inggris pada 25 September 2020.

Dalam surveinya, YouGov merilis daftar tokoh yang paling dikagumi oleh orang Indonesia selama 2020. Hasil survei berjudul 'Indonesia's Most Admired 2020' tersebut menempatkan nama Najwa Shihab di urutan pertama, dengan perolehan skor sekitar 18,52%.


Terpilih sebagai wanita paling dikagumi di Indonesia, alumnus Fakultas Hukum UI angkatan 1996 itu pun mengungkapkan rasa terimakasihnya di akun Instagram pribadi miliknya @najwashihab.


"Terima kasih, teman-teman. Insya Allah akan terus belajar dan berkarya. Mari sama-sama melakukan sesuatu, agar sama-sama pula memberi dampak di sekelilingmu. Mari berani mengambil pendirian dalam banyak persoalan, sembari terus melihat, mendengar, juga membaca. Cari tahu sebanyak-banyaknya yang memang perlu, lalu lantangkan suaramu! Regrann @narasi.tv Selamat, @NajwaShihab yang menjadi perempuan paling dikagumi di Indonesia tahun 2020 versi survei online dari YouGov, lembaga survei independen di Inggris. Ini tahun kedua tuan rumah #MataNajwa masuk dalam jajaran perempuan paling dikagumi. #bergerakdari #narasi #CatatanNajwa," tulis Najwa Shihab di Instagramnya, Selasa (13/10/2020).

https://cinemamovie28.com/a-frivolous-story/