Jumat, 23 Oktober 2020

12 Wilayah RI dengan Kasus Aktif di Atas Seribu, Bogor-Depok-Bekasi Masuk

 Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan data kabupaten dan kota di Indonesia yang memiliki kasus aktif Corona di atas 1.000 kasus. Disebutkan, totalnya ada 12 kabupaten dan kota.

"Meskipun perkembangan kasus aktif di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, perhatian pada 12 kabupaten/kota di atas 1.000 ini perlu kita sampaikan," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Kamis (22/10/2020).


Beberapa kabupaten/kota tersebut di antaranya adalah Kota Pekanbaru, Jakarta Selatan, Bogor, dan Kota Bekasi. Wiku pun menjelaskan, sudah berminggu-minggu lamanya kasus aktif Corona di 12 wilayah tersebut berjumlah di atas 1.000 kasus.


"12 kabupaten/kota ini masuk dalam kategori kota-kota besar yang aktivitas sosial ekonominya sudah berjalan. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana protokol kesehatan dapat benar-benar dijalankan dalam setiap aktivitas masyarakatnya," jelas Wiku.


Kasus aktif sendiri artinya adalah orang-orang yang masih dianggap sakit atau masih dalam perawatan dari total kasus terkonfirmasi.


Berikut daftar 12 kabupaten dan kota di Indonesia yang memiliki kasus aktif Corona di atas 1.000 kasus per 18 Oktober 2020.


Kota Pekanbaru: 2.909

Kota Padang: 2.816

Jakarta Timur: 2.781

Jakarta Barat: 2.023

Kota Jayapura: 1.959

Jakarta Selatan: 1.952

Kota Depok: 1.897

Bogor: 1.484

Kota Bekasi: 1.410

Jakarta Utara: 1.343

Jakarta Pusat: 1.211

Bekasi: 1.039

https://indomovie28.net/5-days-of-war/


Diminta Tak Tergesa-gesa, Kapan Sebenarnya Vaksinasi COVID-19 Bisa Dilakukan?


Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta program vaksinasi virus Corona COVID-19 tidak dilakukan secara tergesa-gesa. PB IDI pun menyurati Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto agar vaksinasi dilakukan setelah vaksin sudah terbukti keamanannya.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, apa yang saat ini dilakukan Kementerian Kesehatan hanyalah mempersiapkan program vaksinasi.


"Ini adalah persiapan menunggu hasil clinical trial dan dari proses di BPOM," kata Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (22/10/2020).


Dalam kesempatan yang sama Airlangga juga menjelaskan, hingga saat ini belum ada yang menentukan kapan vaksinasi COVID-19 di Indonesia bisa dilakukan. Pasalnya, vaksinasi baru bisa dilakukan setelah mendapatkan sertifikasi dari BPOM.


Sementara untuk mendapat perizinan dari BPOM, kandidat vaksin COVID-19 haruslah menyelesaikan uji klinis tahap 3 terlebih dahulu.


"Proses clinical trial itu diperkirakan sampai bulan Desember. Jadi Desember itu baru kita mendapatkan clinical trial yang di Bandung dan tentu sesudah clinical trial, BPOM baru bisa memberikan perizinan," jelasnya.


Tak hanya itu, BPOM juga perlu melihat dan menilai fasilitas pembuatan vaksin COVID-19 yang digunakan oleh perusahaan pengembang, baik itu di Sinovac, Sinopharm, maupun Bio Farma. Hal ini dilakukan agar kualitas vaksin bisa tetap terjaga dengan baik.


"Jadi timingnya sangat tergantung kepada hasil perizinan dari BPOM. Jadi tidak menentukan tanggal sekian, bulan sekian, tapi ini mengikuti kepada hasil penelitian clinical trial dan mengutamakan keselamatan jiwa manusia," tuturnya.

https://indomovie28.net/entourage/

#Cokelathitamdanalmond #Telurrebus #Sardenkalengan #Edamame #camilansehat

Ahli: Vaksin Tidak Diuji untuk Tekan Angka Kematian Corona

 Salah satu ahli kesehatan masyarakat terkemuka mengatakan uji coba vaksin COVID-19 saat ini tidak dirancang untuk membantu mengurangi angka kematian pasien yang rentan.

Pakar sekaligus asisten profesor penelitian layanan kesehatan farmasi di Sekolah Farmasi Universitas Maryland, Peter Doshi, mengatakan uji coba vaksin COVID-19 yang sedang dilakukan saat ini hanya dilakukan untuk mengevaluasi kasus ringan.


"Tidak ada uji coba vaksin yang dirancang untuk mendeteksi penurunan signifikan pasien rumah sakit, yang mendapatkan perawatan intensif, atau kematian," tulis Doshi dalam jurnal medis BMJ, yang dikutip dari CNA News, Kamis (22/10/2020).


"Studi ini tampaknya dirancang untuk menjawab pertanyaan termudah dalam waktu yang singkat, bukan pertanyaan yang paling relevan secara klinis," lanjutnya.


Doshi mengatakan, ini mungkin bergantung pada jumlah orang yang terlibat di dalam uji coba. Menurutnya, uji coba ini menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi terdiri dari gejala ringan atau tanpa gejala.


Jika ada, mungkin hanya sedikit dari uji coba ini yang dirancang untuk mencari tahu apakah ini bisa bermanfaat pada lansia atau orang-orang yang berisiko.


Menurut Doshi, jika relawan yang rentan dan berusia lanjut tidak dilibatkan ke dalam uji coba, hanya akan mendapatkan sedikit bukti dasar soal vaksin tersebut. Bahkan manfaat dari vaksin itu pun akan diragukan lagi untuk mengurangi angka perawatan dan kematian.


Banyaknya orang yang dikecualikan dari uji coba ini mungkin akan membuat vaksin tidak bisa memahami bagaimana COVID-19 ini berkembang dengan cara yang berbeda di antara individu.


"Setelah vaksinasi influenza yang secara rutin direkomendasikan untuk orang yang berusia 65 tahun atau lebih di Amerika Serikat, kami masih belum tahu apakah vaksinasi itu berhasil menurunkan angka kematian,"


"Tanpa adanya bukti uji coba acak yang pasti, perdebatan akan terus berlanjut. Kecuali, jika kita bertindak sekarang, kita berisiko mengulangi keadaan yang menyedihkan ini dengan vaksin COVID-19."


Di tengah banyak negara yang berharap vaksin segera tersedia, Doshi hanya berharap dan menunggu bahwa mereka bisa mengakhiri pandemi.

https://indomovie28.net/fatal-frame/


12 Wilayah RI dengan Kasus Aktif di Atas Seribu, Bogor-Depok-Bekasi Masuk


Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan data kabupaten dan kota di Indonesia yang memiliki kasus aktif Corona di atas 1.000 kasus. Disebutkan, totalnya ada 12 kabupaten dan kota.

"Meskipun perkembangan kasus aktif di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, perhatian pada 12 kabupaten/kota di atas 1.000 ini perlu kita sampaikan," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Kamis (22/10/2020).


Beberapa kabupaten/kota tersebut di antaranya adalah Kota Pekanbaru, Jakarta Selatan, Bogor, dan Kota Bekasi. Wiku pun menjelaskan, sudah berminggu-minggu lamanya kasus aktif Corona di 12 wilayah tersebut berjumlah di atas 1.000 kasus.


"12 kabupaten/kota ini masuk dalam kategori kota-kota besar yang aktivitas sosial ekonominya sudah berjalan. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana protokol kesehatan dapat benar-benar dijalankan dalam setiap aktivitas masyarakatnya," jelas Wiku.


Kasus aktif sendiri artinya adalah orang-orang yang masih dianggap sakit atau masih dalam perawatan dari total kasus terkonfirmasi.


Berikut daftar 12 kabupaten dan kota di Indonesia yang memiliki kasus aktif Corona di atas 1.000 kasus per 18 Oktober 2020.


Kota Pekanbaru: 2.909

Kota Padang: 2.816

Jakarta Timur: 2.781

Jakarta Barat: 2.023

Kota Jayapura: 1.959

Jakarta Selatan: 1.952

Kota Depok: 1.897

Bogor: 1.484

Kota Bekasi: 1.410

Jakarta Utara: 1.343

Jakarta Pusat: 1.211

Bekasi: 1.039

https://indomovie28.net/loser-lover/

#Cokelathitamdanalmond #Telurrebus #Sardenkalengan #Edamame #camilansehat