Selasa, 24 November 2020

Vaksin COVID-19 Pfizer Bakal Segera Berizin, Ini Kelompok Pertama Penerimanya

 Perusahaan Pfizer dan BioNTech mengajukan emergency use authorization atau izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) pada Jumat (20/11) untuk kandidat vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan.

Jika permohonan tersebut disetujui, vaksin mungkin akan dibatasi dan diluncurkan secara bertahap. Disebutkan petugas kesehatan, lansia, dan orang dengan komorbid atau penyakit bawaan akan menjadi penerima pertama vaksin tersebut.


Selain itu pekerja esensial, guru, dan orang-orang di tempat penampungan tunawisma dan penjara akan menjadi kelompok penerima berikutnya, diikuti dengan anak-anak dan orang dewasa.


Proses permohonan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu dan pertemuan komite penasihat untuk meninjau vaksin telah dijadwalkan sementara di awal Desember. Diperkirakan beberapa warga Amerika bisa mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dalam rentang waktu sebulan ke depan.


"Pengajuan izin di AS merupakan tonggak penting perjalanan kami untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke seluruh dunia dan kami sekarang telah memiliki gambaran yang lengkap tentang profil kemanjuran dan keamanan vaksin kami, memberi kami keyakinan akan potensinya," kata CEO Pfizer, Dr Albert Bourla, dikutip dari CNBC International.


Pfizer adalah perusahaan pertama dalam pengembangan vaksin Covid-19 yang mengajukan penggunaan darurat dengan FDA. Vaksinnya mengandung materi genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA, yang diharapkan para ilmuwan memprovokasi sistem kekebalan untuk melawan virus.

https://tendabiru21.net/movies/dead-fish/


Pfizer-Bio Farma Bakal Kerja Sama, Siap-siap Beli Freezer Super Dingin?


Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan salah satu 'oleh-oleh' dari kunjungannya datang ke Amerika Serikat (AS). Salah satu oleh-oleh yang disebutkannya adalah soal kerja sama produksi vaksin Corona COVID-19 dengan Pfizer.

Hal itu terjadi setelah Luhut melakukan diskusi bersama Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence. Ia mengatakan AS akan membantu untuk mengadakan vaksin Corona untuk Indonesia.


"Wapres Pence dan saya berbicara hampir 15 menit. Kami bicara menyangkut masalah vaksin dan Amerika, presidennya mau membantu vaksin," ungkap Luhut dalam webinar CEO Networking 2020, Selasa (24/11/2020).


Luhut mengaku dirinya sudah menindaklanjuti pembicaraannya dengan Pence soal vaksin Corona COVID-19. Ia mengatakan sudah ada kesepakatan antara farmasi Pfizer dan Bio Farma untuk melakukan kerja sama vaksin COVID-19.


Berikut plus-minus vaksin COVID-19 buatan Pfizer:


PLUS

1. Efektivitas 95 persen

Dikutip dari laman Reuters pada Rabu (18/11/2020), Pfizer mengumumkan bahwa hasil akhir uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19 buatannya menunjukkan efektivitas 95 persen.


2. Efek samping ringan

Menurut keterangan para relawan yang mendapat suntikan pertama vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, ada beberapa efek samping yang dirasakan. Di antaranya adalah sakit kepala dan nyeri otot, seperti yang muncul setelah melakukan vaksin flu.


Hal ini pun diungkapkan oleh Glenn Deshields (44) dari Austin, Texas, dan Carrie (45) dari Missouri. Mereka berdua adalah relawan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.


Glenn mengatakan, ia merasa 'teler yang parah' seperti mabuk usai disuntik vaksin buatan Pfizer-BioNTech tersebut, namun efeknya tidak berlangsung lama.


Sementara Carrie mengeluhkan sakit kepala, nyeri di tubuh, hingga demam setelah mendapat suntikan pertamanya pada bulan September lalu.


"Efek sampingnya tampak meningkat setelah dosis kedua bulan lalu," jelasnya yang dikutip dari Express UK.


3. Biaya produksi murah

Vaksin yang memanfaatkan teknologi rekayasa genetika bisa cepat dibuat, mudah diproduksi, dan berpotensi lebih murah ongkos produksinya, seperti dikutip dari The Conversation.


4. Produksi vaksin cepat

Kelebihan mRNA adalah vaksin tidak membutuhkan virus utuh sehingga dapat memangkas waktu produksi dibandingkan vaksin lainnya.


Direktur dan CEO Hudson Institute of Medical Research, Profesor Elizabeth Hartland mengatakan karena hanya membutuhkan mRNA, produksi virus dapat dipangkas sebab vaksin tak membutuhkan virus utuh.


5. Tak menularkan virus

Dilansir dari Pharmacy Times, vaksin mRNA" ini tidak dibuat dengan virus SARS-CoV-2 utuh. Artinya tidak ada kemungkinan siapa pun dapat tertular dari suntikan.


Sebaliknya, vaksin tersebut berisi potongan kode genetik yang melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein spike di permukaan SARS-CoV-2. Potongan ini tidak akan berpotensi menularkan COVD-19.


Meski punya banyak kelebihan, tantangan dalam pendistribusian menjadi salah satu nilai minus vaksin ini. Kenapa begitu? Klik halaman berikutnya.

https://tendabiru21.net/movies/little-fish/

Buta Gegara Radiasi Gadget Saat Belajar Online? Dokter Mata: Hoax!

 Heboh di media sosial seorang anak diduga buta akibat paparan radiasi saat menggunakan handphone ketika belajar online. Benarkah radiasi dari gadget bisa menyebabkan kebutaan?

dr Ferdiriva Hamzah, SpM (K) dari Rumah Sakit Mata JEC menegaskan radiasi dari gadget maupun komputer sama sekali tidak berbahaya bagi mata. Menurutnya, tidak benar jika radiasi disebut-sebut bisa menyebabkan kebutaan.


"Radiasi yang dihasilkan oleh komputer tidak menyebabkan kebutaan. Radiasi yang dihasilkan oleh gadget juga tidak merusak mata," tegas dr Ferdiriva saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/11/2020).


Maka dari itu, menurutnya, aman-aman saja jika anak menjalani pembelajaran secara daring melalui gadget maupun komputer. Ia berpesan kepada para orangtua untuk intens mengecek kondisi kesehatan mata anak, terlebih apakah anak memiliki minus.


"Nggak perlu juga pakai kacamata radiasi, yang membuat capek itu adalah waktunya, terlalu lama di depan layar gadget atau komputer membuat mata lelah," jelasnya.


Kala menggunakan gadget maupun komputer, dr Ferdiriva menyarankan untuk mengambil jeda atau waktu istirahat selama kurang lebih 15 menit. Rutin dilakukan setelah 2 jam berada di depan gadget.


"Setiap 2 jam, istirahat 15 menit," pesan dr Ferdiriva.


Lebih lanjut, menurutnya, bukan radiasi yang membahayakan anak saat belajar online melalui gadget, tetapi seberapa dekat jarak anak dengan layar gadget dan berapa lama waktu yang dihabiskan di depan layar gadget mereka.


Berikut cara aman menggunakan gadget agar mata tidak rusak atau lelah.


- Beri waktu istirahat pada mata saat menggunakan gadget


- Pastikan layar gadget handphone atau komputer tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap


- Setiap 20 menit di depan layar gadget, istirahatkan mata selama 20 detik dengan mengalihkan pandangan dari layar objek yang berjarak minimal 20 kaki atau enam meter dari tempat menatap layar gadget.

https://tendabiru21.net/movies/what-the-fish/


Vaksin COVID-19 Pfizer Bakal Segera Berizin, Ini Kelompok Pertama Penerimanya


Perusahaan Pfizer dan BioNTech mengajukan emergency use authorization atau izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) pada Jumat (20/11) untuk kandidat vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan.

Jika permohonan tersebut disetujui, vaksin mungkin akan dibatasi dan diluncurkan secara bertahap. Disebutkan petugas kesehatan, lansia, dan orang dengan komorbid atau penyakit bawaan akan menjadi penerima pertama vaksin tersebut.


Selain itu pekerja esensial, guru, dan orang-orang di tempat penampungan tunawisma dan penjara akan menjadi kelompok penerima berikutnya, diikuti dengan anak-anak dan orang dewasa.


Proses permohonan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu dan pertemuan komite penasihat untuk meninjau vaksin telah dijadwalkan sementara di awal Desember. Diperkirakan beberapa warga Amerika bisa mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dalam rentang waktu sebulan ke depan.


"Pengajuan izin di AS merupakan tonggak penting perjalanan kami untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke seluruh dunia dan kami sekarang telah memiliki gambaran yang lengkap tentang profil kemanjuran dan keamanan vaksin kami, memberi kami keyakinan akan potensinya," kata CEO Pfizer, Dr Albert Bourla, dikutip dari CNBC International.


Pfizer adalah perusahaan pertama dalam pengembangan vaksin Covid-19 yang mengajukan penggunaan darurat dengan FDA. Vaksinnya mengandung materi genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA, yang diharapkan para ilmuwan memprovokasi sistem kekebalan untuk melawan virus.

https://tendabiru21.net/movies/fish/