Jumat, 27 November 2020

Bukan Batuk Kering, Ini Gejala Paling Umum Dialami Pasien COVID-19

  Dari data terbaru yang dihimpun peneliti di Office for National Statistics (ONS) menunjukkan gejala mana yang paling umum dilaporkan penderita COVID-19. Gejala tersebut bukan batuk kering seperti gejala khas virus Corona.

Mereka mengungkapkan bahwa gejala yang paling sering dilaporkan orang-orang yang dites positif terinfeksi virus Corona, yaitu hilangnya kemampuan indra penciuman atau perasa yang disebut anosmia.


Sebanyak 20-50 persen pasien COVID-19 yang berusia di lebih dari 35 tahun mengalami anosmia. Sementara itu, 15-25 persen mengalami demam, dan 13-18 persen lainnya mengalami batuk.


Perbandingan ini terlihat lebih mencolok pada pasien COVID-19 yang berusia di bawah 35 tahun. Sebanyak 60 persen mengalami anosmia, 15-25 persen demam, dan kurang dari 10 persen mengalami batuk.


Berdasarkan data pada 15 Agustus hingga 26 Oktober, jumlah pasien yang positif COVID-19 dengan gejala kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa ini meningkat paling banyak di semua kalangan umum.


"Orang yang dites positif umumnya lebih cenderung memiliki gejala kehilangan rasa atau bau, dan demam," tulis laporan penelitian tersebut yang dikutip dari Mirror UK, Rabu (25/11/2020).


Pada pasien anak-anak, hanya sebagian kecil yang mengalami gejala batuk. Ini menunjukkan batuk menjadi gejala yang kurang spesifik untuk COVID-19 Pada anak usia sekolah.


"Tingkat anak-anak usia sekolah yang positif COVID-19 dan mengalami gejala batuk tetap rendah selama periode tersebut (saat ini sekitar 5 persen). Sementara untuk mereka yang berusia lebih atau kurang dari 35 tahun yang mengalami gejala batuk, hanya meningkat sebesar 10-15 persen,"


Bahkan sepertiga anak-anak yang dites positif COVID-19 tidak mengalami satu dari 20 gejala Corona yang dialami orang dewasa. Ini artinya banyak dari mereka yang memang tidak menunjukkan gejala.

https://cinemamovie28.com/movies/beyaz-melek/


4 Risiko Jika Terlalu Sering Mengonsumsi Mi Instan


 Mi instan sejak lama jadi menu andalan anak kos saat bekal kiriman dari orang tua mulai menipis. Hal ini disebabkan karena harga mi instan yang murah serta penyajiannya yang sangat mudah.

Mi instan adalah mi yang sudah dimasak, diproses dan dikeringkan yang tersedia dengan sebungkus bubuk penyedap atau minyak bumbu. Walaupun praktis, kandungan nutrisi pada makanan ini tidak banyak dan sering mengonsumsinya dapat berakibat buruk pada kesehatan.


Dikutip dari Pillarsofindia, berikut 5 risiko akibat berlebihan mengonsumsi mi instan:


1. Menyebabkan malnutrisi pada anak-anak

Anak-anak mudah tergiur dengan iklan yang menarik, termasuk iklan mi instan. Beberapa orang tua beranggapan bahwa mi instan sudah cukup mengisi perut anak-anak.


Nyatanya, mi instan sangat rendah nutrisi esensial. Untuk itu, kekurangan nutrisi dapat terjadi pada anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tersebut.


2. Meningkatkan tekanan darah

Kandungan garam yang tinggi dalam mi instan dapat meningkatkan tekanan darah. Selain peningkatan tingkatan darah, konsumsi mi instan secara teratur juga dapat menyebabkan penyakit jantung.


3. Penyebab obesitas

Banyak merek mi instan menggunakan Maida (tepung olahan) sebagai bahan pokok. Salah satu efek utama dari konsumsi tepung maida berlebihan adalah obesitas yang berhubungan dengan hipertensi serta jantung koroner.


4. Kematian akibat stroke

Mi instan yang kaya garam tidak hanya dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, tetapi juga dengan penyakit stroke. Sebuah penelitian yang dilakukan di berbagai restoran mi instan di Jepang mengungkapkan bahwa seringnya mengonsumsi mi instan berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat stroke.

https://cinemamovie28.com/movies/olympus-has-fallen/

7 Makanan Penyebab Perut Kembung, Hindari Kalau Tak Ingin Terkentut-kentut

  Perut kembung ditandai dengan rasa mual dan tidak nyaman di area perut. Situasi ini disebabkan oleh produksi gas yang berlebihan pada saluran pencernaan. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan perut kembung, salah satunya dari makanan yang dikonsumsi.

Saat perut kembung kita akan lebih sering buang angin dan sendawa berlebihan. Makanan yang dikonsumsi dapat menjadi penyebab perut kembung. Kandungan gas yang terdapat dalam makanan tersebut yang membuat perut kembung.


Perut kembung juga merupakan gejala awal masalah kesehatan. Jika perut kembung terjadi secara terus-menerus, segera konsultasikan dengan dokter.


Dikutip dari Healthline, ada beberapa makanan yang dapat memicu perut kembung dan makanan yang baik dikonsumsi untuk mencegah perut kembung.


1. Minuman berkarbonasi

Minuman berkarbonasi adalah penyebab kembung yang sangat umum. Minuman ini mengandung karbondioksida yang merupakan sebuah gas dalam jumlah tinggi.


Saat meminum salah satu minuman ini, kamu akan menelan lebih banyak gas. Beberapa gas terperangkap di sistem pencernaan, yang dapat menyebabkan kembung yang tidak nyaman bahkan kram.


Minuman yang baik dikonsumsi:

Air putih merupakan minuman yang terbaik. Alternatif sehat lainnya kamu dapat meminum kopi atau teh untuk mencegah perut kembung.


2. Brokoli dan sayuran cruciferous lainnya

Sayuran cruciferous mengandung banyak nutrisi penting seperti serat, vitamin C, vitamin K, zat besi dan kalium. Jenis sayuran cruciferous seperti kembang kol, kubis, kubis brussel dan lainnya.


Namun, jenis sayuran ini juga mengandung FODMAP (Fermentable Oligo-Di-Monosaccharides and Polyols) yang merupakan makanan yang sulit dicerna tubuh. Hal ini yang dapat menyebabkan perut kembung.


Makanan yang baik dikonsumsi:

Bayam, ketimun, selada, ubi dan zucchini.


3. Bawang bombay

Bawang bombay adalah sayuran umbi bawah tanah dengan rasa yang unik dan kuat. Bawang bombay jarang dimakan utuh, tetapi populer digunakan dalam makanan yang dimasak dan salad.


Meskipun biasanya dimakan dalam jumlah kecil, bawang bombay adalah salah satu sumber makanan yang mengandung fruktan. Ini adalah serat larut yang bisa menyebabkan kembung. Oleh karena itu, bawang bombay dikenal sebagai penyebab kembung dan ketidaknyamanan pencernaan lainnya.


Makanan yang baik dikonsumsi:

Gunakan bumbu atau rempah segar sebagai alternatif bawang bombay.

https://cinemamovie28.com/movies/despicable-me/


4. Produk susu

Produk susu memiliki kandungan yang sangat bergizi, serta merupakan sumber protein dan kalsium yang sangat baik. Ada banyak produk susu yang tersedia, termasuk susu, keju, krim keju, yogurt, dan mentega.


Namun, sekitar 75% populasi penduduk dunia tidak dapat memecah laktosa, gula yang terdapat dalam susu. Kondisi ini dikenal sebagai intoleransi laktosa. Jika kamu memiliki intoleransi laktosa, produk susu dapat menyebabkan masalah pencernaan yang besar. Gejala yang dirasakan dapat berupa kembung, gas, kram, dan diare.


Minuman yang baik dikonsumsi:

Susu almond, kedelai atau susu beras.


5. Kacang-kacangan

Kacang mengandung protein dan karbohidrat sehat dalam jumlah tinggi. Kacang juga sangat kaya serat, serta beberapa vitamin dan mineral.


Akan tetapi, sebagian besar kacang mengandung gula yang disebut alpha-galactosidase, yang termasuk dalam kelompok karbohidrat yang disebut FODMAP. Bagi orang sehat, FODMAP hanya menyediakan bahan bakar untuk bakteri pencernaan yang menguntungkan dan seharusnya tidak menimbulkan masalah.


Namun berbeda dengan individu yang memiliki sindrom iritasi usus besar, jenis gas lain terbentuk selama proses fermentasi. Ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan di area perut, dengan gejala seperti kembung, perut kembung, kram dan diare.


Merendam dan menumbuhkan biji adalah cara yang baik untuk mengurangi FODMAP pada kacang. Mengganti air rendaman beberapa kali juga dapat membantu.


Makanan yang baik dikonsumsi:

Kacang pinto, kacang hitam, quinoa, atau biji-bijian.


6. Gandum

Bagi orang dengan penyakit celiac atau sensitivitas gluten, gandum dapat menyebabkan masalah pencernaan. Ini termasuk kembung, gas, diare dan sakit perut. Gandum juga merupakan sumber utama FODMAP, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.


Makanan yang baik dikonsumsi:

Ada banyak alternatif bebas gluten selain gandum, seperti oat murni, quinoa, soba, tepung almond, dan tepung kelapa.


7. Apel

Apel adalah salah satu buah paling populer di dunia. Buah ini kaya serat, vitamin C dan antioksidan yang telah dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan. Apel juga diketahui dapat menyebabkan kembung dan masalah pencernaan lainnya bagi sebagian orang.


Penyebabnya adalah fruktosa (yang merupakan FODMAP) dan kandungan serat yang tinggi. Fruktosa dan serat keduanya dapat difermentasi di usus besar, dan dapat menyebabkan gas dan kembung. Apel yang dimasak akan lebih mudah dicerna daripada apel segar.


Makanan yang baik dikonsumsi:

Pisang, bluberi, anggur, jeruk dan stroberi.

https://cinemamovie28.com/movies/death-whisper/