Kamis, 03 Desember 2020

Siap-siap! Vaksin Corona Made in China Banjiri Dunia

 China siap mengirim vaksin Corona (COVID-19) ke negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Hal ini sebagai tindak lanjut dari janji China untuk membuat vaksin bagi semua negara, tidak hanya untuk negara maju saja.

Melansir CNN, Rabu (2/12/2020), China telah menyediakan ruangan dengan luas 350 meter persegi dengan pengaturan suhu udara yang sesuai dan petugas yang dilengkapi alat pelindung diri (APD).


Ruangan itu akan segera diisi oleh deretan vaksin COVID-19 buatan China yang telah mendapat persetujuan dari regulator obat di sana. Siapa pun yang memasuki ruangan itu, harus menjalani karantina selama dua minggu atau mengenakan pakaian pelindung dari kepala hingga ujung kaki.


Dari sana, selanjutnya vaksin Corona akan dimuat ke kompartemen jet kargo yang dikendalikan suhunya dan diterbangkan ke benua di seluruh dunia. Dalam beberapa bulan mendatang China mengirim ratusan juta dosis vaksin tersebut ke negara-negara yang telah melakukan uji coba tahap akhir vaksin COVID-19 China.


Para pemimpin China juga telah menjanjikan semakin banyak daftar prioritas negara berkembang yang berhasil akses vaksin. Menurut beberapa analis, langkah ini dinilai untuk memperbaiki citra China yang rusak karena kesalahan penanganan wabah virus Corona saat awal.


"Vaksin merupakan instrumen kebijakan luar negeri untuk mempromosikan kekuatan dan memproyeksikan pengaruh Internasional," kata peneliti senior untuk Kesehatan Global di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di Washington, Yanzhong Huang.


Selama pandemi, China berupaya untuk membantu berbagai negara dengan menyumbangkan masker dan pasokan lain ke negara-negara yang terkena virus Corona. Saat ini China memperkuat kebijakan luar negeri soal vaksin, dibanding Trump yang menekankan pada 'America First' dalam penyuntikan vaksin tersebut.


Beberapa perusahaan seperti Sinopharm, CanSino Biologics, dan China National Biotech Group (CNBG) telah meneken MoU penjualan kepada beberapa negara seperti Meksiko, Indonesia, Brazil, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA).

https://cinemamovie28.com/movies/bitter-moon/


Fakta-fakta Ekonomi Halal RI: Keok di Ekspor, Juara di Investasi


Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2020/21 mencatat ada 15 negara dengan perekonomian halal terbesar di dunia. Laporan itu diproduksi oleh DinarStandard dan dipaparkan dalam virtual event Halal in Asia 2020.

Daftar 15 negara itu didasari oleh pertumbuhan dari 6 sektor dalam ekonomi halal antara lain keuangan syariah, makanan halal, busana muslim, wisata halal, hiburan dan rekreasi, farmasi dan kosmetik halal. Selain itu, SGIE juga menyesuaikan besarnya populasi dari masing-masing negara tersebut.


Dalam daftar 15 negara itu, Indonesia berada di posisi ke-4. Sementara itu, Indonesia masih kalah jauh dengan Malaysia yang menduduki posisi pertama dengan perekonomian halal terbesar di dunia, kedua Arab Saudi, dan ketiga Uni Emirat Arab (UEA).


"Negara-negara yang memiliki kinerja yang kuat pada sektor keuangan syariah ini secara agregat berdampak pada ranking-nya. Anda bisa lihat Malaysia memimpin ranking di beberapa sektor, utamanya karena Malaysia memiliki ekosistem keuangan syariah yang kuat, begitu juga dengan sektor makanan dan wisata halal, dan sebagainya," ujar CEO and Managing Director DinarStandard Rafi-uddin Shikoh dalam virtual event Reimagine: Halal in Asia 2020yang bertema Asia's Golden Age: 2021 and Beyond for Halal Ecosystem, Rabu (2/12/2020).


Secara keseluruhan, daftar 15 negara dengan perekonomian halal terbesar di dunia berdasarkan skor terbesar dari Global Islamic Economy Indicator (GIEI):


1. Malaysia (290,2 poin)


2. Arab Saudi (155,1 poin)


3. UEA (133 poin)


4. Indonesia (91,2 poin)


5. Yordania (88,1 poin)


6. Bahrain (86,9 poin)


7. Kuwait (73,3 poin)


8. Pakistan (70,9 poin)


9. Iran (64 poin)


10. Qatar (63,1 poin)


11. Oman (60 poin)


12. Turki (55,9 poin)


13. Nigeria (53,1 poin)


14. Sri Lanka (49,2 poin)


15. Singapura (47,4 poin)

https://cinemamovie28.com/movies/zombieland-double-tap/

Selamat dari Resesi, Australia Hadapi Perang Dagang dengan China

 Australia telah keluar dari jurang resesi ekonomi akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Resesi yang sempat terjadi merupakan pertama sejak 30 tahun.

Pekerjaan rumah (PR) selanjutnya yang harus dilakukan oleh pemerintah Negeri Kanguru itu adalah menjaga pemulihan ekonomi sambil menyelesaikan perang dagangnya dengan China, yang merupakan pasar ekspor terbesarnya.


Ketegangan Canberra dengan Beijing dinilai dapat membayangi pemulihan ekonomi. Bendahara Federal Josh Frydenberg menyebut perselisihan dengan China sebagai situasi yang sangat serius.


"China adalah mitra dagang nomor satu kami. Banyak pekerjaan Australia bergantung pada perdagangan," kata Frydenberg dikutip dari CNN, Rabu (2/12/2020).


Untuk diketahui, hubungan Australia dan China memburuk sejak Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison menyerukan penyelidikan Internasional tentang asal-usul pandemi virus Corona pada April. Beijing menilai hal itu sebagai langkah manipulasi politik. Di sisi lain China mematok tarif hingga 212% untuk produk wine asal Australia, yang banyak digemari masyarakat China.


Biro Statistik Australia telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Australia berada di angka positif 3,3% pada Juli-September, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pemulihan sebagian besar didorong oleh peningkatan pengeluaran rumah tangga, karena pembatasan COVID-19 yang dicabut di sebagian besar negara, kecuali pada negara bagian Victoria yang sangat padat penduduk.


"Seperti yang dikatakan gubernur Reserve Bank pagi ini, kami sekarang telah berbelok dan pemulihan sedang berlangsung. Meskipun tetap banyak tantangan seperti halnya di seluruh dunia," ucapnya.


Sebelumnya, China mematok tarif masuk yang besar untuk produk wine dari Australia. Kini para pembuat wine dari Australia harus menemukan pasar baru untuk menggantikannya.

Melansir CNN, Senin (30/11/2020), pemerintah China pekan lalu memutuskan untuk memberlakukan tarif hingga 212% untuk produk wine asal Australia.


CEO Australian Grape and Wine, Tony Battaglene mengatakan, keputusan itu telah membahayakan bisnis mereka di China daratan. Sebanyak 800 produsen anggur di Australia yang telah menggantungkan bisnisnya di pasar China. Sementara mereka tidak memiliki pasar cadangan untuk mempertahankan bisnisnya.

https://cinemamovie28.com/movies/if-i-were-you/


Siap-siap! Vaksin Corona Made in China Banjiri Dunia


 China siap mengirim vaksin Corona (COVID-19) ke negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Hal ini sebagai tindak lanjut dari janji China untuk membuat vaksin bagi semua negara, tidak hanya untuk negara maju saja.

Melansir CNN, Rabu (2/12/2020), China telah menyediakan ruangan dengan luas 350 meter persegi dengan pengaturan suhu udara yang sesuai dan petugas yang dilengkapi alat pelindung diri (APD).


Ruangan itu akan segera diisi oleh deretan vaksin COVID-19 buatan China yang telah mendapat persetujuan dari regulator obat di sana. Siapa pun yang memasuki ruangan itu, harus menjalani karantina selama dua minggu atau mengenakan pakaian pelindung dari kepala hingga ujung kaki.


Dari sana, selanjutnya vaksin Corona akan dimuat ke kompartemen jet kargo yang dikendalikan suhunya dan diterbangkan ke benua di seluruh dunia. Dalam beberapa bulan mendatang China mengirim ratusan juta dosis vaksin tersebut ke negara-negara yang telah melakukan uji coba tahap akhir vaksin COVID-19 China.


Para pemimpin China juga telah menjanjikan semakin banyak daftar prioritas negara berkembang yang berhasil akses vaksin. Menurut beberapa analis, langkah ini dinilai untuk memperbaiki citra China yang rusak karena kesalahan penanganan wabah virus Corona saat awal.


"Vaksin merupakan instrumen kebijakan luar negeri untuk mempromosikan kekuatan dan memproyeksikan pengaruh Internasional," kata peneliti senior untuk Kesehatan Global di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di Washington, Yanzhong Huang.


Selama pandemi, China berupaya untuk membantu berbagai negara dengan menyumbangkan masker dan pasokan lain ke negara-negara yang terkena virus Corona. Saat ini China memperkuat kebijakan luar negeri soal vaksin, dibanding Trump yang menekankan pada 'America First' dalam penyuntikan vaksin tersebut.


Beberapa perusahaan seperti Sinopharm, CanSino Biologics, dan China National Biotech Group (CNBG) telah meneken MoU penjualan kepada beberapa negara seperti Meksiko, Indonesia, Brazil, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA).

https://cinemamovie28.com/movies/the-cook-the-thief-his-wife-her-lover/