Jumat, 04 Desember 2020

Mengenal Flexitarian, Diet Semi-Vegetarian yang Tetap Bisa Makan Daging

 Diet flexitarian merupakan pengaturan pola makan yang lebih mengutamakan konsumsi pangan dari nabati, terutama sayuran dan buah-buahan. Selain itu, pelaku flexitarian boleh mengonsumsi berbagai olahan seperti, olahan kacang-kacangan (tahu dan tempe), olahan susu (yoghurt dan keju), serta gandum dan biji-bijian utuh.

Mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah dapat meningkatkan volume lambung dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Hal ini menyebabkan rasa lapar menurun dan berdampak pada penurunan berat badan.


Flexitarian diet tidak harus berhenti mengonsumsi daging, hanya saja porsi makannya harus dikurangi. Hal ini dilakukan agar menurunkan jumlah kalori lebih cepat, misalnya dari makan daging rutin selama seminggu dikurangi jadi 2 kali dalam seminggu.


"Sebenarnya kalau flexitarian diet itu bukan berarti ngga boleh makan daging sama sekali. Boleh, asalkan porsinya dibatasi," ucap Astri Puji Lestari, Content Creator sekaligus pegiat Flexitarian Diet dalam Webinar "Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food", Kamis (3/12/2020).


Ahli gizi dr Rita Ramayulis DCN MKes, sebanyak 93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang tergolong cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.


"Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat baik dari metode ini," ujar dr Rita.


Selain itu, flexitarian diet juga memiliki manfaat selain menurunkan berat badan. Klik halaman berikut untuk melanjutkan.


Selain itu, flexitarian diet juga memiliki manfaat selain menurunkan berat badan. Berikut di antaranya.


1. Menurunkan kolesterol

Mengonsumsi susu dan yoghurt dalam flexitarian diet membantu menurunkan risiko hiperkolesterolnemia. Selain itu, serat dalam metode diet ini mampu memutus siklus kembalinya kolesterol dari usus halus ke hati.


2. Kesehatan pencernaan

Metode diet ini mengandung serat tinggi untuk memproduksi gut microbiota yang berfungsi untuk menangkal serangan penyakit dari luar tubuh. Gut microbiota juga meningkatkan kemampuan hati untuk metabolisme zat gizi di dalam pencernaan.


3. Kadar glukosa darah terkontrol

Asupan flexitarian diet terutama gandum, mengandung serat dan mikronutrien untuk mendukung proses metabolisme dalam tubuh. Hasil metabolisme yang baik akan melepas glukosa sehingga energi dapat bertahan dari pagi hingga siang hari.

https://nonton08.com/movies/original-sin/


Ini Beda Gejala Infeksi Awal COVID-19 Vs Long COVID


Sebagian pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh dilaporkan bisa mengalami gejala berkepanjangan. Fenomena gejala jangka panjang ini disebut juga sebagai "long Covid" dan hingga saat ini peneliti masih berusaha mengungkap teka-tekinya.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, menjelaskan semua kelompok pasien bisa memiliki kemungkinan mengalami long Covid. Mulai dari pasien kelompok rentan, sampai pasien yang dari awal tidak ada penyakit penyerta.


"Ini bisa terjadi akibat proses ketika sakit menimbulkan kelainan yang menetap secara anatomik, akhirnya mempengaruhi secara fungsional," kata dr Agus dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Kamis (3/12/2020).


Gejala long Covid ini dijelaskan berbeda dari gejala yang timbul saat COVID-19 pertama kali menginfeksi.


Perbedaan paling jelas adalah dari sifat gejalanya. Sebagai contoh dr Agus menyebut gejala long Covid kebanyakan bersifat kronis mulai dari rasa lelah, sesak napas, jantung berdebar, nyeri, hingga depresi


"Sedangkan gejala yang COVID adalah gejala akut. Biasanya seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, yang sifatnya muncul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Kemudian disertai riwayat kontak atau hasil PCR-nya positif," papar dr Agus.


"Pasien dinyatakan long Covid itu statementnya harus sembuh dulu dan biasanya dari swab negatif. Kemudian muncul gejala menetap yang bervariasi," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/the-english-patient/

Kata Relawan soal Efek Samping Vaksin COVID-19 Pfizer Berteknologi mRNA

 Ada dua vaksin COVID-19 yang menunjukkan hasil akhir uji klinis dengan efektivitas melebihi 90 persen. Adalah vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang juga dikembangkan Universitas Oxford.

Keduanya sama-sama menggunakan teknologi baru yaitu vaksin mRNA. Cara kerja vaksin COVID-19 mRNA ini adalah memberi instruksi pada tubuh dalam bentuk messenger RNA, untuk membuat sebagian kecil dari virus Corona tertentu (SARS-CoV-2), khususnya spike protein.


Ketika tubuh mendapatkan instruksi ini, ia mulai memproduksi spike protein. Hal ini nantinya memicu sistem kekebalan kita, yang mengenali spike protein sebagai 'asing', untuk membuat antibodi yang melawannya.

https://nonton08.com/movies/call-boy/


Jadi, ketika terinfeksi virus yang sebenarnya, tubuh kita sudah siap untuk melawannya. Namun, karena teknologi baru, tak sedikit yang khawatir terkait efek samping yang dirasakan.


Kata relawan soal efek samping vaksin mRNA

Salah satu peserta dalam uji coba vaksin COVID-19 Moderna menggambarkan bagaimana rasanya disuntik vaksin COVID-19 mRNA.


Diceritakan Yasir Batalvi, seorang lulusan perguruan tinggi berusia 24 tahun, yang baru-baru ini yang tinggal di daerah Boston. Awalnya ia mendaftar uji coba vaksin COVID-19 mRNA di situs web NIH pada awal Juli, karena dia merasa tergerak untuk melakukan sesuatu demi membantu mengatasi pandemi Corona.


"Suntikan yang sebenarnya terasa, pada awalnya, seperti suntikan flu, yang pada dasarnya hanya sedikit di sisi lengan Anda," kata Batalvi kepada Kepala Koresponden Medis CNN Dr Sanjay Gupta.


"Begitu saya meninggalkan rumah sakit, malam itu, kekakuannya menjadi sedikit lebih buruk. Itu pasti bisa ditangani, tetapi Anda sepertinya tidak benar-benar ingin menggerakkan lengan Anda terlalu jauh di atas bahu Anda. Tetapi efek sampingnya cukup terlokalisasi. Maksud saya, itu hanya di otot di lengan Anda. Dan itu saja. Itu tidak benar-benar mempengaruhi apa pun dan Anda merasa baik-baik saja," curhatnya.


Namun, gejala yang timbul pasca suntik dosis pertama cukup berbeda dengan dosis kedua yang ia dapatkan. Gejala yang timbul pasca disuntik vaksin COVID-19 kedua adalah demam ringan, kelelahan, serta sedikit kedinginan.


Sementara itu. beberapa orang dari total relawan vaksin COVID-19 PfIzer mengalami efek samping seperti sakit kepala dan nyeri otot pada suntikan pertama. Relawan asal Austin, Texas, Glenn Deshields (44) mengatakan merasa 'pengar yang parah' dan rasa seperti mabuk, meski hilang dengan cepat.


Lalu efek samping lainnya juga dirasakan Carrie dari Missouri usai menerima vaksin COVID-19 Pfizer seperti merasakan sakit kepala, nyeri tubuh, dan demam.


Meski saat pemberian vaksin para relawan tidak mengetahui apakah mereka menerima vaksin atau plasebo, Carrie yakin yang dirasakannya ini karena vaksin COVID-19 tersebut.


Perlu diketahui, vaksin COVID-19 mRNA ini membutuhkan dua dosis. Satu disebut untuk menjaga tubuh dan kemudian beberapa minggu kemudian harus menerima dosis vaksin kedua untuk meningkatkan respons.

https://nonton08.com/movies/perfume-the-story-of-a-murderer/