Indonesia sudah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Corona asal China, Sinovac. Vaksin ini diharapkan bisa membantu pemulihan ekonomi yang tertekan pandemi Corona.
Tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah terkait program vaksinasi ini. Apa saja ya? Berikut berita selengkapnya:
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan vaksin yang didatangkan ini masih tahap yang sangat awal. Vaksin dianggap masih sebatas angin surga atau angin segar buat pemulihan ekonomi.
"Ini saya melihat memang angin segar, tapi baru awal. Memang positif tapi harus dilihat nanti pengaruhnya bagaimana ke penurunan kasus," kata dia dalam podcast Tolak Miskin detikcom, Sabtu (12/12/2020).
Dia mengungkapkan walaupun vaksin sudah ada di Indonesia tantangannya memang dari jumlah kasus yang ada. Hal ini juga akan mempengaruhi pemulihan keyakinan masyarakat.
"COVID-19 ini kan sudah terlampau menyebar. Ini baru sekadar angin surga, belum nendang lah," jelasnya.
Sebelumnya diketahui Indonesia pada minggu lalu baru menerima 1,2 juta vaksin Corona yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, selain 1,2 juta vaksin Corona tersebut, di bulan Desember ini RI juga akan kedatangan 15 juta vaksin lagi.
"Selain vaksin dalam bentuk jadi, dalam bulan ini juga akan tiba 15.000.000 dosis vaksin. Dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Biofarma," kata Joko Widodo dalam live streaming di akun YouTube Sekretariat Presiden.
https://indomovie28.net/movies/gossip-girl/
PR Pemerintah Masih Banyak
Tauhid Ahmad mengungkapkan masih banyak pekerjaan rumah (PR) besar pemerintah walaupun vaksin sudah tiba di tanah air. Pertama pemerintah juga harus memastikan jika kasus positif terus menurun signifikan.
Selanjutnya adalah memastikan jumlah vaksin mencukupi untuk seluruh warga negara.
"Sekarang kan baru 1,2 juta dosis rakyat Indonesia itu berapa? Itu hanya sekian persennya kecil sekali. Memang tidak bisa seluruh daerah diberikan vaksin, yang harus diprioritaskan ya daerah yang merah agar lebih cepat menurun kasusnya," kata dia dalam podcast Tolak Miskin detikcom, Sabtu (12/12/2020).
Dia mengungkapkan keseriusan pemerintah untuk mencegah penularan dan tindakan vaksin ini akan menimbulkan kepercayaan untuk masyarakat.
Jika hal-hal tersebut sudah dilakukan, maka masyarakat bisa kembali percaya diri untuk menjalankan kegiatan sebagaimana mestinya. Hal ini juga bisa mendorong dunia usaha untuk kembali bergerak dan menjalankan roda perekonomian.
Walaupun vaksin sudah tersedia, pemulihan ekonomi nasional membutuhkan waktu. Ditargetkan bisa mulai ke jalur positif itu pada 2021.
"Saya kira kalau pemulihannya terjadi pada kuartal III sudah bisa membaik. Mulai dari pemerintah, dunia bisnis. Tapi kita akhir tahun ini masih negatif ada simulasi dan pendekatan modelling yang dilakukan," ujar dia.
Bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah jumlahnya dinilai kurang mencukupi sehingga tidak mampu mendorong konsumsi nasional.
"Bantuan yang diberikan pemerintah terlalu kecil, bahkan lebih kecil dari daya beli masyarakat yang hilang, masalahnya di sini spending lari semua ke simpanan perbankan. Lihat saja dana pihak ketiga (DPK) tercatat naik," ujarnya.