Bagi kalian pemburu fenomena alam, maka jangan lewatkan malam ini, Minggu (13/12/2020) dengan sia-sia. Sebab, langit malam akan menjadi indah dengan kehadiran hujan meteor Geminid.
Hujan meteor geminid adalah hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya batuan tersebut berada di konstelasi Gemini. Nah, hujan meteor Geminid puncaknya terjadi pada 13-14 Desember 2020.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengungkapkan hujan meteor Geminid dapat disaksikan sejak pukul 20.00 WIB pada malam di tanggal 13 Desember hingga pukul 05.00 WIB keesokan harinya di tanggal 14 Desember 2020.
Setidaknya pada puncak hujan meteor Geminid ini intensitas meteor yang jatuh berkisar 86 sampai 107 meteor per jamnya untuk wilayah Indonesia dan ketinggian titik radian ketika kulmunasi bervariasi mulai 45 derajat, tepatnya di Pulau Rote, hingga 65 derajat, di Pulau Weh.
Tak hanya di Indonesia, hujan meteor Geminid juga dapat disaksikan di seluruh dunia. Hal yang istimewa tidak hanya itu, Badan Antarika Amerika Serikat (NASA) seperti dikutip dari VOA news, diperkirakan hujan meteor ini dihiasi sampai sebanyak 150 meteor per jamnya atau setara dua meteor per menit.
Hujan meteor juga terjadi selama fase bulan baru, yang berarti malam tanpa bulan, sehingga lebih mudah untuk melihat meteor saat melewati langit.
"Seiring waktu, intensitas hujan meteor Geminid meningkat. Bahwa50 tahun lalu, Geminid memiliki 15 atau 16 meteor per jam. Sekarang, per jamnya meningkat hampir 10 kali lipat dalam beberapa tahun terakhir," jelas Bill Coke, Kepala Kantor Lingkungan Meteorid NASA.
Pengamatan terhadap hujan meteor geminid ini akan berlangsung sukses, apabila wilayah tempat yang kalian tinggali terbebas dari awan mendung hingga tak ada polusi cahaya yang diakibatkan lampu penerangan, seperti yang di kota-kota.
Adapun peristiwa alam ini hanya satu dari fenomena alam yang berlangsung pada awal Desember 2020. Setelah, hujan meteor Geminid, Lapan mengatakan, akan ada ketampakan terakhir bulan sabit tua pada 14 Desember. Di hari yang sama terjadi Gerhana Matahari Total di Amerika Selatan, besoknya terhadu ketampakan pertama bulan sabit muda.
https://tendabiru21.net/movies/mothers-lover-3/
Mual-Diare Bisa Jadi Gejala COVID-19, Ini Bedanya dengan Sakit Perut Biasa
Selain gejala batuk dan demam, pasien COVID-19 juga kerap mengalami masalah gastroenteritis yaitu mual, muntah, hingga diare. Kondisi ini bahkan cukup umum dialami beberapa pasien Corona.
Meski begitu, tampak sulit membedakan mana yang disebabkan karena COVID-19 dengan yang tidak. Hal ini dikarenakan mual, muntah, dan diare juga bisa ditemukan di beberapa penyakit lain.
Dikutip dari Health, gastroenteritis terjadi ketika lapisan usus seseorang meradang. Pemicunya bisa dikarenakan paparan virus atau adanya parasit hingga bakteri, menurut MedlinePlus.
Beberapa pasien yang mengalami gejala gastroenteritis termasuk pasien COVID-19 juga mengeluhkan demam hingga sakit kepala. Berikut detail gejala yang muncul karena kondisi ini.
Diare
Muntah
Sakit perut
Demam
Sakit kepala
Panas dingin.
Seberapa bahaya gejala gastroenteritis pada pasien COVID-19?
Sebuah penelitian menunjukkan gejala gastroenteritis pada pasien COVID-19 termasuk tanda infeksi awal. Selain diare, beberapa pasien COVID-19 mengalami mual diikuti batuk dan demam pada hari pertama hingga hari kedua usai terpapar Corona.
Beberapa pasien Corona bahkan di Indonesia banyak mengeluhkan kondisi ini. Dikutip dari covid19.go.id, ada 14,4 persen pasien mengalami mual, 6,4 persen sakit perut dan 5,9 persen mengalami diare.