Pada pekan ini, juru bicara Satgas COVID-19 menyebut bahwa kabupaten dan kota yang berada pada zona merah atau zona risiko tinggi COVID-19 kembali meningkat dari pekan sebelumnya.
Di pekan lalu, ada 47 kabupaten dan kota yang masuk ke zona merah COVID-19. Sementara, pada pekan ini per 6 Desember 2020 mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga mencapai 64 kabupaten dan kota.
"Sangat disayangkan, pada minggu ini jumlah kabupaten/kota yang berada di zona risiko tinggi mengalami peningkatan yang signifikan. Pada minggu lalu, sebanyak 47 kabupaten/kota berada pada zona risiko tinggi, namun jumlah ini meningkat menjadi 64 kabupaten/kota pada minggu ini," kata Prof Wiku Adisasmito, juru bicara Satgas COVID-19 dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/12/2020).
Selain itu, kabupaten dan kota yang berada pada zona oranye atau zona risiko sedang masih terus bertambah. Pada pekan ini, jumlahnya sudah mencapai 380 kabupaten/kota.
"Seperti tren yang terjadi sebelumnya, mayoritas kabupaten/kota masih merasa nyaman untuk berada di zona risiko sedang, dan jumlahnya juga mengalami peningkatan dibanding minggu lalu. Jika sebelumnya sebanyak 371 kabupaten/kota berada pada zona risiko sedang, pada minggu ini jumlahnya meningkat menjadi 380 kabupaten/kota," lanjutnya.
Provinsi yang mencatat kabupaten/kota zona merah COVID-19 terbanyak masih diduduki Jawa Tengah. Ada 17 kabupaten/kota Jawa Tengah yang masuk zona merah COVID-19. Sementara di DKI Jakarta, hanya ada satu kabupaten/kota yang masih berada di zona merah COVID-19 yaitu Jakarta Selatan.
Berikut sebaran 64 zona merah COVID-19 terbaru.
Sumatera Selatan
- Kota Palembang
Sulawesi Utara
- Minahasa
- Minahasa Utara
- Minahasa Tenggara
- Kota Manado
- Kota Tomohon
Sulawesi Tenggara
- Konawe Utara
Sulawesi Tengah
- Morowali
- Kota Palu
- Bantaeng
Nusa Tenggara Timur
- Kota Kupang
Nusa Tenggara Barat
- Sumbawa
Maluku
- Maluku Tenggara Barat
Kalimantan Utara
- Kota Tarakan
Kalimantan Tengah
- Kotawaringin Barat
- Kapuas
- Seruyan
- Lamandau
- Gunung Mas
- Barito Timur
- Kota Palangkaraya
Jawa Timur
- Tuban
- Kota Blitar
- Kota Malang
- Kediri
- Jember
- Banyuwangi
https://nonton08.com/movies/pretty-boy-2/
Tak Perlu Takut, Pemerintah Pastikan Vaksin COVID-19 Aman
Vaksin COVID-19 telah tiba di Tanah Air. Agar dapat digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi, vaksin virus Corona harus menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) terkait aspek keamanan, efektivitas, dan mutu.
"Badan POM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun sebelum izin dari Badan POM keluar. Ini merupakan upaya dari pemerintah untuk memastikan bahwa vaksin yang kita gunakan betul-betul aman dan efektif," jelas dr. Dirga Sakti Rambe dalam keterangan tertulis, Selasa (15/12/2020).
Ia lantas menegaskan agar masyarakat tidak perlu takut untuk divaksin, karena pemerintah Indonesia menjamin keamanan dan efektivitasnya.
"Sekarang melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi, menebak-nebak, dan menduga-duga. Kita tidak perlu seperti itu, karena ini masih berproses," lanjutnya.
Proses vaksinasi COVID-19 diharapkan dapat membantu mengendalikan pandemi. Hal ini mengingat program imunisasi rutin yang sudah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1956, di mana beberapa penyakit seperti cacar atau variola, campak, dan polio, sudah tidak ditemukan lagi berkat cakupan imunisasi yang luas.
"Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir Indonesia bebas campak dan polio. Tentu ini juga merupakan peran vaksinasi dengan cakupan yang tinggi. Oleh karena itu, kita juga berharap jika nanti saatnya vaksin COVID-19 dapat diberikan, maka juga dapat membantu mengendalikan pandemi," terangnya.
Lebih lanjut dr Dirga memaparkan bahwa vaksin akan diprioritaskan kepada para tenaga medis yang berjuang di garda terdepan penanganan virus Corona.
"Setiap negara punya kebijakan yang berbeda-beda, tergantung kelompok penduduk mana yang punya risiko paling tinggi. Di Indonesia yaitu tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19, dikhususkan untuk rentang usia 18-59 tahun," ujarnya.
Selain itu, nantinya vaksinasi akan dilakukan secara bertahap pada orang sehat dengan rentang usia muda dan belum pernah terkena COVID-19 sebagai upaya pencegahan.
Meskipun tidak semua orang bisa divaksin, namun jika dua pertiga dari penduduk telah disuntik vaksin, maka dapat melindungi diri mereka sekaligus orang di sekitar.
"Kita harapkan orang-orang yang tidak bisa divaksinasi mendapatkan manfaat dari orang-orang yang bisa divaksinasi. Itulah yang disebut dengan konsep herd immunity," ujarnya.