Minggu, 03 Januari 2021

Dokter di Meksiko Dirawat Usai Terima Vaksin COVID-19, Ini Faktanya

 Pihak berwenang Meksiko mengatakan mereka sedang mempelajari kasus seorang dokter wanita berusia 32 tahun yang dirawat di rumah sakit setelah menerima vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.

Dokter tersebut, yang namanya belum dirilis, dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit umum di negara bagian utara Nuevo Leon, Meksiko, setelah dia mengalami kejang, kesulitan bernapas dan ruam kulit.


"Diagnosis awal adalah encephalomyelitis," kata Kementerian Kesehatan setempat dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat malam, dikutip dari Reuters, Minggu (3/1/2021).


Encephalomyelitis adalah peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang.


Kementerian menambahkan bahwa dokter tersebut memiliki riwayat reaksi alergi dan mengatakan bahwa tidak ada bukti dari uji klinis bahwa terdapat orang yang mengalami peradangan otak setelah diberi vaksin.


Pihak Pfizer dan BioNTech tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.


Ini bukan kali pertama kasus alergi dilaporkan pada penerima vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Dua orang petugas kesehatan di Amerika Serikat dan dua lainnya di Inggris juga dilaporkan mengalami reaksi alergi usai menerima vaksin.


Hanya saja reaksi yang ditimbulkan berbeda. Keempat tenaga medis yang dilaporkan sebelumnya mengalami reaksi anafilaksis. Atas kasus ini, FDA atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS bekerja sama dengan Pfizer untuk merevisi lebih lanjut lembar panduan dan meresepkan informasi untuk pemberian vaksin mereka.

https://movieon28.com/movies/diamonds-of-kilimandjaro/


Fakta-fakta Parosmia, Gejala Terbaru COVID-19 yang Bukan Anosmia


 Gejala COVID-19 yang umum dan dapat dikenali salah satunya adalah anosmia atau kehilangan kemampuan mencium bau dan merasakan rasa. Belakangan, muncul gejala baru COVID-19 yang disebut parosmia yaitu kondisi yang membuat pasien susah mengidentifikasi bau.

Pengidap parosmia dapat mendeteksi bau yang salah bagi mereka. Misalnya, bau roti yang baru dipanggang mungkin berbau menyengat dan busuk, bukan bau manis. Banyak orang mengalami parosmia karena berbagai hal yang berbeda, termasuk COVID-19.


Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dari ENK UK, Profesor Nirmal Kumar menjelaskan parosmia adalah gejala aneh dan unik pada pasien COVID-19. Pasien yang terinfeksi virus Corona biasanya menghirup aroma belerang dan benda terbakar lainnya sehingga mengganggu penciuman.


"Virus ini memiliki keterkaitan dengan saraf di kepala dan khususnya, saraf yang mengontrol indra penciuman. Mungkin memengaruhi saraf lain juga, seperti neurotransmiter yang mengirim pesan ke otak," ujar Profesor Kumar.


Apa saja yang perlu diketahui tentang parosmia?


Dikutip dari Healthline, berikut fakta-fakta parosmia.


1. Gejala parosmia

Dalam kasus yang parah, parosmia dapat menyebabkan pengidapnya merasa sakit secara fisik saat mendeteksi bau yang kuat dan tidak sedap. Gejala utamanya adalah merasakan bau busuk yang terus-menerus, terutama saat makanan akibat kerusakan neuron penciuman.


2. Penyebab parosmia

Parosmia biasanya terjadi setelah neuron pendeteksi bau di hidung rusak karena terinfeksi virus maupun kondisi kesehatan lainnya. Kerusakan neuron ini mengubah penafsiran bau yang diterima bulbus olfaktorius di mana fungsinya adalah untuk penciuman, sensitivitas deteksi bau, atau menyaring bau.


Selain karena virus, parosmia juga disebabkan beberapa hal di antaranya cedera kepala, paparan asap rokok dan bahan kimia, efek samping pengobatan kanker, dan tumor.

https://movieon28.com/movies/i-hope-they-serve-beer-in-hell/

8 Tips Menghilangkan Lemak Perut Agar Terwujud Resolusi Sixpacks 2021

 - Lemak berlebih di perut biasanya mengganggu penampilan serta mengurangi tingkat percaya diri. Jenis lemak ini disebut lemak visceral yang merupakan faktor utama penyebab sakit diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi kesehatan lainnya.

Banyak organisasi kesehatan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) untuk mengklasifikasikan berat badan dan memprediksi risiko penyakit. Namun nyatanya, orang yang kurus sekalipun berisiko terkena penyakit karena penimbunan lemak dalam perutnya.


Berikut 8 tips menghilangkan lemak di perut dikutip dari Healthline:


1. Makan makanan kaya serat larut

Serat larut menyerap air dan membentuk gel yang membantu memperlambat makanan saat melewati sistem pencernaan Anda. Studi menunjukkan bahwa jenis serat ini mendorong penurunan berat badan dengan membantu Anda merasa kenyang, jadi Anda bisa makan lebih sedikit.


Serat larut juga dapat membantu melawan lemak perut. Makanan kaya akan serat larut, seperti kubis, alpukat, kacang-kacangan, dan mie shirataki.


2. Hindari makanan yang mengandung lemak trans

Lemak trans banyak ditemukan pada margarin dan selai. Lemak ini telah dikaitkan dengan peradangan, penyakit jantung, dan penambahan lemak perut.


3. Makan makanan berprotein tinggi

Protein adalah nutrisi yang sangat penting untuk mengatur berat badan. Asupan protein tinggi dapat menurunkan nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang.


Protein juga meningkatkan laju metabolisme Anda dan membantu Anda mempertahankan massa otot selama penurunan berat badan. Jenis protein yang bisa dikonsumsi adalah daging, ikan, telur, dan produk susu.

https://cinemamovie28.com/movies/cinderella/


4. Kurangi tingkat stres

Stres bisa membuat perut Anda bertambah gemuk dengan memicu kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol, yang juga dikenal sebagai hormon stres. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kortisol yang tinggi meningkatkan nafsu makan dan mendorong penyimpanan lemak perut.


Untuk membantu mengurangi lemak perut, lakukan aktivitas menyenangkan yang menghilangkan stres. Yoga atau meditasi bisa menjadi solusinya.


Tips apa lagi untuk mengurangi lemak berlebih di perut?


5. Kurangi makan makanan manis

Gula mengandung fruktosa yang dikaitkan dengan beberapa penyakit kronis jika dikonsumsi berlebihan, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit hati. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi gula berlebih dapat meningkatkan lemak di perut.

6. Rutin berolahraga

Latihan aerobik (cardio) adalah cara efektif untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan membakar kalori. Studi juga menunjukkan bahwa ini adalah salah satu bentuk olahraga paling efektif untuk mengurangi lemak perut. Mulailah latihan aerobik selama 300 menit/minggu.


Baca juga: Kena Corona 3 Hari Sudah Sembuh, Maia Estianty Minum Obat Ini

7. Tidur yang cukup

Tidur yang baik dapat meningkatkan kesehatan tubuh, salah satunya menjaga berat badan. Kondisi yang dikenal sebagai sleep apnea, di mana pernapasan berhenti sebentar-sebentar di malam hari, juga dikaitkan dengan kelebihan lemak visceral.


Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 68.000 wanita menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari 5 jam per malam kemungkinan mengalami kenaikan berat badan daripada mereka yang tidur 7 jam atau lebih per malam.


8. Mengonsumsi ikan berlemak setiap minggu

Ikan berlemak kaya akan protein dan lemak omega-3 berkualitas tinggi yang melindungi Anda dari penyakit. Selain itu, lemak omega-3 juga dapat membantu mengurangi lemak visceral.


Usahakan untuk mengonsumsi 2-3 porsi ikan berlemak per minggu. Pilihannya mulai dari ikan salmon, ikan sarden, ikan kembung, dan ikan teri.

https://cinemamovie28.com/movies/the-acid-house/