Rabu, 03 Maret 2021

Penting! Ini Pesan Dirut Baru BPJS Kesehatan Soal COVID-19

 Seiring pandemi COVID-19, BPJS Kesehatan bakal memprioritaskan penanganan penyakit katastropik. Selain karena pengobatannya yang paling banyak mengkonsumsi dana BPJS Kesehatan, juga karena risiko masalah berkepanjangan bagi pengidap katastropik yang terinfeksi COVID-19.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menyebut, langkah preventif perlu diupayakan.


Pasalnya meski penanganan COVID-19 di luar anggaran BPJS Kesehatan, masalah berkelanjutan pada pengidap penyakit katastropik bisa melonjakkan pengeluaran BPJS Kesehatan untuk pengobatan. Terutama, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan kanker.


"Sekarang ini bagaimana dengan 4T. Testing seperti inovasi GeNose, kemudian tracing, tracking, dan treatment. Berbagai treatment juga dievaluasi. Treatment yang cost effective kita pilih untuk BPJS," ujarnya pada detikcom saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/3/2021).


Ia sebutkan, umumnya jumlah pengguna BPJS Kesehatan konsisten meningkat. Namun seiring pandemi COVID-19, justru terjadi penurunan. Sebab, banyak orang mengurungkan niat berobat ke rumah sakit karena takut risiko tertular COVID-19.


Dengan begitu menurutnya, pengguna BPJS Kesehatan dengan keluhan penyakit katastropik berpotensi melonjak kembali jika pandemi COVID-19 selesai.


Cara yang paling tepat diupayakan oleh BPJS Kesehatan, bekerja sama dengan Kemenkes, Kemenristek, dan Kemenkeu adalah promosi pencegahan.


Agar tak perlu berobat dan memakan biaya besar, promosi menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit kini dikedepankan.


"Kami ada promosi prevensi. Untuk konsultasi, ke depannya bisa tanpa hadir tapi bisa menyehatkan diri. Sudah ada, akan kita perkuat," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/the-bodyguard-4/


Cerita Bidan Novel Sukses Bantu Bumil Fobia Jarum Suntik Lahiran Tanpa Robek


 Seorang bidan yang sempat viral karena membantu proses melahirkan dengan metode tiup-tiup tanpa mengejan dan robek di daerah vagina.

Ia kini kembali memperlihatkan teknik melahirkan yang tidak biasa, yaitu dengan tanpa memberikan infus pada pasiennya.


Bidan Novelia Damanik yang akrab disapa Bidan Novel ini membagikan video seorang ibu berusia 23 tahun yang melahirkan anak pertamanya.


Bidan Novel berhasil membantu ibu tersebut melahirkan tanpa terjadi robekan pada vagina dan daerah sekitarnya.


Ibu tersebut juga fobia akan jarum suntik sehingga Bidan Novel membantu pasiennya itu melalui proses lahiran tanpa perlu diinfus selama proses persalinan.


"Baby-nya sebesar ini enggak pake jahit-jahit. Nah, kebetulan Bunda ini takut banget sama jarum, tadi lihat jarum suntik saja jerit-jerit," kata bidan Novel, dikutip dari Instagram, Selasa (2/3/2021).


Bidan Novel menjelaskan alasan dia tidak memberikan suntikan infus karena kondisi pasien baik-baik saja.


Atas tekniknya ini ia mengatakan, "Karena kondisinya fine, dia enggak mau diinfus, it's okay, sesuai permintaan. Dia seperti fobia jarum begitu, jadi bu bidan harus memahaminya."



Cairan infus sebenarnya digunakan sebagai tindakan pencegahan kepada pasien jika kondisi rahimnya tidak memungkinkan untuk melahirkan.


"Tapi kalau memang harus, cara menghindari fobia itu kita infus diam-diam karena itu preventif, kalau kita lihat rahimnya agak lembek untuk pencegahan. Tapi, ini semua sengat fine, ngeluarin ari-ari juga cuma pijit-pijit di atasnya, darahnya juga enggak banyak," tambahnya.


Meski tanpa proses sobekan, pasiennya masih merasakan nyeri usai menjalani proses lahiran. Menurut Bidan Novel, itu merupakan hal yang wajar dirasakan ibu usai melahirkan.


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://movieon28.com/movies/the-bodyguard-3/

Aktris Gwyneth Paltrow Klaim Diet Keto Bisa Sembuhkan Long COVID

 Aktris Gwyneth Paltrow dalam unggahan di blog bercerita tentang pengalamannya mengalami gejala COVID-19 berkepanjangan atau disebut juga long COVID. Wanita yang kerap disebut 'guru kesehatan' ini mempromosikan metode diet keto vegetarian, sauna, dan mengonsumsi berbagai vitamin.

Gwyneth mengaku long COVID membuatnya kerap merasa letih dan kebingungan. Oleh karena itu ia berusaha mencoba meresepkan metode 'kebugaran' bersama rekannya.


"Saya terinfeksi COVID-19 beberapa waktu lalu, dampaknya saya merasakan lelah jangka panjang dan kebingungan. Pada bulan Januari saya menjalani tes yang menunjukkan tubuh saya memiliki tingkat peradangan tinggi," kata Gwyneth.


Apakah diet keto vegetarian benar bisa obati long COVID?


Ahli penyakit infeksi dari University of Alabama, Michael Saag, meragukan apa yang diklaim oleh sang aktris. Alasannya sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung.


"Saya tidak tahu rasionalitas ilmiah di balik pendekatan ini dan tidak tahu studi klinis dengan data yang menunjukkan efikasi intervensi tersebut," kata Michael seperti dikutip dari Live Science, Rabu (3/3/2021).


Direktur National Health Service (NHS) Inggris, Stephen Powis, juga menyuarakan hal yang sama. Ia mengkritik Gwyneth Paltrow yang seharusnya bisa lebih bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi.


"Beberapa hari ini saya melihat Gwyneth Paltrow, sangat disayangkan, menderita efek dari COVID. Kami berharap ia bisa segera membaik, tapi beberapa solusinya itu bukan sesuatu yang kami rekomendasikan di NHS," kata Stephen.


"Kita harus menghadapi long COVID dengan serius menggunakan ilmu pengetahuan yang serius juga. Semua influencer yang menggunakan media sosial seharusnya punya tanggung jawab dan tugas untuk berhati-hati terkait hal itu," pungkasnya.


Gwyneth Paltrow memang kerap mendapat kritikan karena memberi saran-saran kesehatan yang meragukan. Mulai dari berolahraga dengan memasukkan batu giok ke vagina sampai aromaterapi dengan lilin berbau organ intim.

https://movieon28.com/movies/survivor/


Penting! Ini Pesan Dirut Baru BPJS Kesehatan Soal COVID-19


Seiring pandemi COVID-19, BPJS Kesehatan bakal memprioritaskan penanganan penyakit katastropik. Selain karena pengobatannya yang paling banyak mengkonsumsi dana BPJS Kesehatan, juga karena risiko masalah berkepanjangan bagi pengidap katastropik yang terinfeksi COVID-19.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menyebut, langkah preventif perlu diupayakan.


Pasalnya meski penanganan COVID-19 di luar anggaran BPJS Kesehatan, masalah berkelanjutan pada pengidap penyakit katastropik bisa melonjakkan pengeluaran BPJS Kesehatan untuk pengobatan. Terutama, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan kanker.


"Sekarang ini bagaimana dengan 4T. Testing seperti inovasi GeNose, kemudian tracing, tracking, dan treatment. Berbagai treatment juga dievaluasi. Treatment yang cost effective kita pilih untuk BPJS," ujarnya pada detikcom saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/3/2021).


Ia sebutkan, umumnya jumlah pengguna BPJS Kesehatan konsisten meningkat. Namun seiring pandemi COVID-19, justru terjadi penurunan. Sebab, banyak orang mengurungkan niat berobat ke rumah sakit karena takut risiko tertular COVID-19.


Dengan begitu menurutnya, pengguna BPJS Kesehatan dengan keluhan penyakit katastropik berpotensi melonjak kembali jika pandemi COVID-19 selesai.


Cara yang paling tepat diupayakan oleh BPJS Kesehatan, bekerja sama dengan Kemenkes, Kemenristek, dan Kemenkeu adalah promosi pencegahan.


Agar tak perlu berobat dan memakan biaya besar, promosi menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit kini dikedepankan.


"Kami ada promosi prevensi. Untuk konsultasi, ke depannya bisa tanpa hadir tapi bisa menyehatkan diri. Sudah ada, akan kita perkuat," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/the-bodyguard/