Rabu, 03 Maret 2021

Disebut Gegara Doyan Cium Kaus Kaki Kotor, Pria Ini Kena Infeksi Paru

 Setiap orang mungkin punya kebiasaan aneh yang tak masuk akal. Seperti pria China berusia 37 tahun ini, ia terbiasa mencium kaus kaki kotor dan usang sepulang bekerja.

Kebiasaan pria bernama Peng ini tampak tak berbahaya bagi kesehatan dirinya. Namun, belakangan, ia mengeluhkan sakit dada yang begitu parah hingga sesak napas juga disertai batuk.


Dikutip dari Science Alert, dugaan awal dokter ia mengidap pneumonia. Namun, usai gejala tak kunjung membaik, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dokter menemukan adanya infeksi jamur serius di paru-paru Peng.


Setelah berbicara soal kebiasaan sehari-harinya bersama dokter, barulah dokter menyimpulkan kalau infeksi paru yang dialaminya imbas 'kecanduan' mencium kaus kaki kaki bau yang ia pakai. Infeksi paru tersebut juga memburuk lantaran Peng kurang istirahat.


"Infeksi juga dapat dikaitkan dengan kurangnya istirahat pasien di rumah karena dia [telah] merawat anaknya, yang menyebabkan sistem kekebalan yang lebih lemah," jelas salah satu dokternya, Mai Zhuanying dari Rumah Sakit 909 Zhangzhou, menjelaskan kepada media lokal setempat.


Setelah didiagnosis, Peng dirawat secara intensif di rumah sakit. Pria yang 'doyan' mencium kaus kaki bau ini diharapkan dapat pulih sepenuhnya.


Laporan kasus tersebut lantas viral di situs medsos Tiongkok, Weibo. Bahkan, tampaknya Peng bukan satu-satunya yang 'doyan' mencium bau kaus kaki sepulang kerja.


"Oh, tidak! Mungkin aku harus berhenti mengendus kaus kakiku setelah memakainya seharian penuh!" komentar seseorang menanggapi kasus ini.

https://movieon28.com/movies/seondal-the-man-who-sells-the-river/


Sesak Napas Gejala COVID-19 Vs Asma, Bagaimana Membedakannya? Cek di Sini


- Infeksi COVID-19 kerap menyerang saluran pernapasan. Hal ini menyebabkan pengidapnya berisiko mengalami sesak napas, selain beberapa gejala lain seperti batuk dan demam.

Kondisi ini membuat seseorang sulit bernapas dalam-dalam sehingga kerap merasa seolah-olah kehabisan napas. Dada mungkin terasa terlalu kencang untuk menghirup atau mengembuskan napas. Rasanya seperti bernapas melalui sedotan.


Lalu bagaimana cara membedakan gejala sesak napas akibat COVID-19 dan asma?


Menurut Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), salah satu tanda yang bisa menjadi perhatian adalah lamanya durasi sesak napas. Bagi pengidap asma, sesak napas bisa berlangsung dalam waktu singkat hingga berjam-jam.


Sementara sesak napas yang dialami pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang bisa berlangsung cukup lama, sekitar 7-25 hari.


Selain itu, sesak napas pada pengidap asma kerap disertai dengan mengi atau napas bunyi. Gejala ini tidak dialami oleh mereka yang mengalami sesak napas akibat COVID-19.


Mereka yang terinfeksi COVID-19 lebih jarang mengembangkan sesak napas. Gejala awal yang mereka rasakan yakni demam, nyeri sendi atau otot, serta batuk kering. Asma biasanya tidak menyebabkan demam kecuali disertai dengan infeksi saluran pernafasan dan biasanya tidak menimbulkan nyeri pada otot.


Sesak napas lebih cenderung menjadi tanda peringatan COVID-19 jika disertai demam, batuk, atau nyeri pada persendian. Sesak napas mungkin ringan dan tidak berlangsung lama. Tetapi, dalam kasus lain, hal itu dapat menyebabkan pneumonia, ARDS, dan disfungsi atau kegagalan multi-organ.

https://movieon28.com/movies/scooby-doo-music-of-the-vampire/

Awas! Terlalu Gemuk Imunitas Memburuk, 46 Persen Lebih Rentan COVID-19

 - COVID-19 menjadi tantangan besar bagi pengidap obesitas. Pasalnya, pengidap obesitas lebih berisiko terinfeksi COVID-19 dengan risiko gangguan pernapasan dan masalah penyakit komorbid berkepanjangan.

Dokter gizi Dr dr Nurpudji Taslim, SpGK (K), MPH memaparkan, pengidap obesitas 46 persen lebih berisiko terkena COVID-19.


Dengan risiko penyakit komorbid, termasuk masalah pernapasan dan kardiovaskular yang tinggi, pengidap obesitas yang terkena COVID-19 disebut 74 persen lebih berisiko memerlukan penanganan ICU. Angka kematian pun lebih tinggi 48 persen dibanding pasien COVID-19 non obesitas.


"Adanya komorbid pada orang obesitas, hipertensi, kardiovaskuler, penyakit ginjal, atau liver, ini semua akan memperberat. Risiko akan semakin naik. Orang-orang obesitas kemungkinan besar masuk ICU tinggi sekali. Kalau kita lihat data, yang masuk (ICU) jauh lebih tinggi," ujarnya dalam webinar peringatan Hari Obesitas Sedunia, Rabu (3/3/2021).


Ia menyebutkan, obesitas adalah penyakit kronis. Maka itu, besar kemungkinan pengidap obesitas mengalami gangguan pernapasan, komorbiditas, dan masalah metabolik.



Turut hadir dalam webinar, dokter endokrin Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD menyebut pengidap obesitas cenderung memiliki sistem imunitas yang buruk.


Sama seperti pada kasus diabetes, tubuh pengidap obesitas cenderung tidak bisa melawan inflamasi. Hal itulah yang sebenarnya meningkatkan risiko bahaya pada pengidap obesitas yang terkena COVID-19, tak lain karena tubuh tidak memiliki sistem perlawanan yang memadai terhadap infeksi.


"Respon imun pada pengidap obesitas lebih buruk dibandingkan non obesitas. Dia mudah terkena infeksi. Kalau infeksi juga luarannya jelek," ujarnya.

https://movieon28.com/movies/shadow-of-the-vampire/


Disebut Gegara Doyan Cium Kaus Kaki Kotor, Pria Ini Kena Infeksi Paru


Setiap orang mungkin punya kebiasaan aneh yang tak masuk akal. Seperti pria China berusia 37 tahun ini, ia terbiasa mencium kaus kaki kotor dan usang sepulang bekerja.

Kebiasaan pria bernama Peng ini tampak tak berbahaya bagi kesehatan dirinya. Namun, belakangan, ia mengeluhkan sakit dada yang begitu parah hingga sesak napas juga disertai batuk.


Dikutip dari Science Alert, dugaan awal dokter ia mengidap pneumonia. Namun, usai gejala tak kunjung membaik, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dokter menemukan adanya infeksi jamur serius di paru-paru Peng.


Setelah berbicara soal kebiasaan sehari-harinya bersama dokter, barulah dokter menyimpulkan kalau infeksi paru yang dialaminya imbas 'kecanduan' mencium kaus kaki kaki bau yang ia pakai. Infeksi paru tersebut juga memburuk lantaran Peng kurang istirahat.


"Infeksi juga dapat dikaitkan dengan kurangnya istirahat pasien di rumah karena dia [telah] merawat anaknya, yang menyebabkan sistem kekebalan yang lebih lemah," jelas salah satu dokternya, Mai Zhuanying dari Rumah Sakit 909 Zhangzhou, menjelaskan kepada media lokal setempat.


Setelah didiagnosis, Peng dirawat secara intensif di rumah sakit. Pria yang 'doyan' mencium kaus kaki bau ini diharapkan dapat pulih sepenuhnya.


Laporan kasus tersebut lantas viral di situs medsos Tiongkok, Weibo. Bahkan, tampaknya Peng bukan satu-satunya yang 'doyan' mencium bau kaus kaki sepulang kerja.


"Oh, tidak! Mungkin aku harus berhenti mengendus kaus kakiku setelah memakainya seharian penuh!" komentar seseorang menanggapi kasus ini.

https://movieon28.com/movies/kill-zone-2/